Salam
Menanti Kejutan dari Pidie
Faktor lainnya mengapa Pidie menjadi pusat perhatian ada-lah karena adanya laporan tentang maraknya dugaan kecurang-an berupa penggelembungan suara.
HARIAN Serambi Indonesia edisi Selasa (5/3/2024) meng-angkat berita berjudul ‘Pidie Dapil Terpanas’ sebagai berita utamanya di halaman 1. Dapil (daerah pemilihan) terpanas dalam istilah lainnya juga sering disebut dengan ‘dapil neraka’. Istilah ini biasa digunakan untuk sebuah daerah pemilihan yang diperebutkan oleh banyak calon anggota legislatif dan/atau mempertemukan sejumlah tokoh besar.
Ya persis seperti kondisi di Kabupaten Pidie hari ini. Sebagai salah satu kabupaten dengan jumlah pemilih terbanyak (314.385 pemilih), Pidie diperebutkan oleh banyak calon legislatif (caleg), terutama caleg DPD RI dan DPR RI Dapil Aceh 1. Pidie bisa dikatakan menjadi penentu kemenangan, sehingga semua mata tertuju ke kabupaten ini.
Faktor lainnya mengapa Pidie menjadi pusat perhatian adalah karena adanya laporan tentang maraknya dugaan kecurangan berupa penggelembungan suara. Sejauh ini, beberapa panitia pemilihan kecamatan (PPK) sedang ditangani oleh Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
Selain itu, Komisi Independen Pemilihan (KIP) pada Senin kemarin juga terpaksa menunda rekapitulasi hasil penghitungan suara di empat kecamatan.
“Karena angka perolehan suara di Form D Hasil yang dibacakan PPK berbeda dengan form yang ada pada saksi,” kata Ketua Divisi Teknis Penyelenggara dan Wakil Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi KIP Pidie, Azhari Budiman, sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (5/3/2024).
Sampai Senin kemarin, masih ada tujuh kecamatan lagi yang belum menuntaskan rekapitulasi hasil rekap suara tingkat kabupaten. Tetapi mengingat batas akhir pleno kabupaten/kota adalah 5 Maret 2024, maka bisa jadi pada Rabu (6/3/2024) hari ini hasil dari Pemilu di Pidie akan diketahui.
Nah di sinilah menariknya. Melihat dinamika yang terjadi, sepertinya bakal ada kejutan tak terduga dari Kabupaten Pidie. Jika kita melihat data sistem rekapitulasi suara (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, hingga tadi malam suara yang masuk untuk DPD RI dapil Aceh adalah 73,34 persen.
Dari persentase su-ara yang masuk tersebut, suara terbanyak diraih Sudirman Haji Uma (711,316 suara), disusul Tgk Ahmada (138,987), Darwati A Gani (138,274) dan HM Fadhil Rahmi (95.512 suara). Jumlah total suara yang masuk ini belum termasuk suara dari Kabupaten Pidie, yang hingga tadi malam baru sebesar 39,76 persen.
Meski aneh dan jarang terjadi, tetapi bukan hal yang mus-tahil jika sisa suara yang belum masuk dari Pidie sebesar 60,24 persen lagi akan mampu membalikkan keadaan. Bisa jadi akan muncul nama lain di jajaran empat besar perolehan suara DPD RI.
Demikian juga untuk DPR RI Dapil Aceh 1. Sampai tadi malam, total suara yang masuk sudah mencapai 61,34 persen. Sedangkan dari Kabupaten Pidie baru menyumbang sebesar 33,78 persen. Artinya, masih ada sisa suara sebesar 66,22 persen lagi dari Pidie yang berpotensi membalikkan peta perolehan suara caleg DPR RI Dapil Aceh 1. Karenanya, tak berlebihan memang jika Pidie disebut sebagai dapil terpanas atau dapil neraka.
Namun di luar itu, kondisi tersebut juga akan menjadi tolok ukur sejauh mana kerja dari penyelenggara Pemilu di Aceh, baik itu KIP maupun Panwaslih hingga jajaran ke bawahnya, dalam upaya mewujudkan Pemilu yang bersih, jujur dan adil.
Kita tidak ingin, Pemilu 2024 menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah proses demokrasi di Aceh. Kita juga tidak ingin Pemilu 2024 menjadi barometer publik, tentang betapa rusaknya sistem Pemilu di negeri ini.
POJOK
Pidie dapil terpanas
Terus, dapil terdingin dimana?
Selama Ramadhan, ASN pemko dituntut tetap disiplin
Datang telat, pulang lebih cepat kan, hehe
Suara PSI di real count KPU lewati quick count
Kan memang sudah diprediksi dari sejak sebelum pemilu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.