Breaking News

Luar Negeri

Khalid Batarfi Pemimpin Al Qaeda di Yaman Meninggal Dunia, Ini Sosok Penggantinya

Cabang Al Qaeda di Yaman telah mengumumkan kematian pemimpinnya Khalid Batarfi dan menunjuk penggantinya.

Editor: Faisal Zamzami
AL-MALAHEM MEDIA/AFP
Khalid Batarfi Pemimpin Al-Qaeda Yaman 

Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), sejak lama dipandang sebagai kelompok bersenjata paling berbahaya ketika masih dipimpin mendiang pendirinya Osama bin Laden.

Al-Qaeda cabang Yaman mengatakan Saad bin Atef Al-Awlaki ditunjuk sebagai pemimpin mereka yang baru.

Al-Awlaki dihargai $6 juta kepalanya oleh Amerika Serikat, karena dia secara terbuka memyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Al-Qaeda cabang Yaman dianggap Washington sebagai jaringan teroris paling berbahaya sejak mereka pada 2009 berusaha mengebom sebuah pesawat komersial di atas wilayah Amerika Serikat. Kelompok itu juga dituding sebagainotak serangan 2015 atas kantor majalah satir Charlie Hebdo di Prancis.

Al-Batarfi mengambil alih kepemimpinan kelompok yang dikenal dengan akronimnya AQAP itu pada Februari 2020. Dia menggantikan Qassim Al-Rimi, yang terbunuh dalam serangan drone AS yang diperintahkan oleh presiden kala itu Donald Trump.

Al-Rimi dituduh sebagai otak serangan tahun 2019 atas US Naval Air Station Pensacola di mana seorang pilot yang dilatih Arab Saudi menewaskan tiga pelaut AS.

Al-Batarfi, dilahirkan di Riyadh, Saudi Arabia, bepergian ke Afghanistan pada 1999 dan ikut bertempur bersama Taliban saat invasi pimpinan AS.

Dia kemudian bergabung dengan AQAP pada 2010 dan memimpin pasukan yang merebut daerah di Provinsi Abyan, menurut  Amerika Serikat.

Pada 2015, dia dibebaskan setelah pasukan AQAP berhasil menguasai Mukalla, ibunkota provinsi terbesar di Yaman, Hadramawt, di tengah kekacauan yang membuat pasukan pemberontak Syiah Houthi berhasil menguasai ibu kota Sanaa, ketika pasukan koalisi pimpinan Ara Saudi mulai memerangi Houthi.

AQAP kemudian berhasil dipukul keluar Mukalla, tetapi masih terus melakukan serangan dan pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush mereka menjadi target serangan drone Amerika Serikat.

Pada 2020, ada klaim bahwa Al-Bartafi ditangkap , tetapi kemudian dibantah.

Pada 2021, Al-Bartafi menyebut kerusuhan 6 Januari di gedung Capitol AS – ketika pendukung Donald Trump berusaha menggagalkan hasil pemilu presiden yang dimenangkan Joe Biden.

 

Baca juga: BERITA POPULER - Bustami Hamzah Jadi Pj Gubernur Aceh, Caleg Peraih Kursi di Dapil 1 dan 10 DPRA

Baca juga: VIDEO Kapal AS yang Angkut Logistik untuk Bangun Pelabuhan Bantuan Kemanusiaan Merapat ke Gaza

Baca juga: Harga Daging Meugang di Pijay 180.00/Kg, Hari Pertama Sempat Mencapai Rp 190.000/Kg

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved