Konflik Palestina vs Israel

Warga Gaza Sambut Ramadan di Tengah Kesuraman: Kami Sudah 5 Bulan Puasa

warga Palestina dimungkinkan akan menjalani Ramadan tanpa kedamaian lantaran mandegnya perundingan gencatan senjata

Editor: Amirullah
tangkap layar/Photo Credit: AP Photo/Mahmoud Essa
Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara. 

SERAMBINEWS.COM - Warga Gaza Palestina sambut bulan suci Ramadhan di tengan kesuraman.

Wilayahnya menjadi tempat operasi militer Israel.

Kini, agresi Israel itu pun turut mengakibatkan adanya potensi bencana kelaparan di Palestina.

Kesuraman Palestina pun ditambah dengan berhentinya sementara perundingan terkait gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Alhasil, warga Palestina dimungkinkan akan menjalani Ramadan tanpa kedamaian lantaran mandegnya perundingan gencatan senjata yang sempat terlaksana di Kairo, Mesir.

Dikutip dari Aljazeera, sebanyak 2,3 juta warga Gaza pun kini mengungsi di Rafah dengan hanya bermodalkan tenda plastik dan kekurangan makanan.

Salah satu warga Gaza, Maha yang juga merupakan ibu dari lima anak itu mengatakan bulan suci Ramadan yang seharusnya menjadi ibadah dengan menahan lapar dan haus, telah dilakukannya sejak Oktober 2023 lalu.

Pernyataanya ini merupakan kalimat penguatan terhadap dirinya atas agresi yang dilakukan Israel di Palestina.

"Kami tidak melakukan persiapan apapun untuk menyambut Ramadan karena kami telah berpuasa selama lima bulan," kata Maha.

Maha bercerita, sebelum perang berkecamuk di Palestina, dirinya biasanya mendekorasi rumahnya dan mengisi kulkasnya dengan makanan untuk kebutuhan berbuka puasa keluarganya.

Namun kini, kondisi berbeda dialaminya dan berbanding terbalik lantaran untuk mendapatkan makanan saja, dirinya mengaku kesulitan.

"Tidak ada makanan, kami punya makanan kaleng dan nasi, sebagian besar makanan dijual dengan harga mahal," kata Maha.

Dikutip dari Reuters, Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina atau UNRWA, Philippe Lazzarini mengungkapkan bahwa bulan suci Ramadan sudah seharusnya terealisasi gencatan senjata.

Namun, sambungnya, fakta berbeda justru terjadi di mana Ramadan di Gaza justru menjadi kelaparan ekstrem yang meluas hingga kecemasan atas operasi militer di Rafah.

Meski begitu, warga Gaza tetap tabah dan hanya bisa berharap agar perdamaian segera terwujud.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved