Idul Fitri Lebih Cepat 5 Hari, Ini Aliran yang Dianut Jemaah Aolia, Diklaim Tersebar ke Luar Negeri
Setelah itu, mereka bersalaman dengan Mbah Benu secara bergantian. Namun tidak tidak semua, ada yang langsung pulang.
SERAMBINEWS.COM - Jemaah Masjid Aolia, Gunung Kidul sudah melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024) pagi.
Jemaah Masjid Aolia melaksanakan lebaran lebih cepat dari keputusan pemerintah.
Kemenag memutuskan untuk melaksanakan sidang isbat penentu 1 Syawal 1445 H pada Selasa, 9 April 2024.
Jadwal tersebut bertepatan dengan hari ke-29 Ramadan.
Apabila saat matahari terbenam terlihat hilal, maka dipastikan perayaan Idul Fitri berlangsung esok hernia yakni Rabu, 10 April 2024.
Sementara ratusan jemaah Aolia tampak melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah imam Jamaah masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, Jumat pagi.
Setelah shalat, para jemaah langsung mendengarkan khotbah dari Imam Jemaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.
Setelah itu, mereka bersalaman dengan Mbah Benu secara bergantian. Namun tidak tidak semua, ada yang langsung pulang.
Pada kesempatan kali ini, Mbah Benu berpesan agar tetap rukun dan menjaga pesatuan dan kesatuan.
"Pesannya saling rukun jaga kesatuan dan persatuan, jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah. Kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh," kata Mbah Benu, Jumat.
Dia juga mengingatkan agar adanya rasa saling menghormati sesama manusia.
"Baiknya manusia saling menghormati jangan saling membenci. Tadi khotbah saya jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia, kalau saling bermusuhan," ucap Mbah Benu yang mengaku lahir tahun 1941.
Diketahui, selain di rumah Mbah, sejumlah masjid Jemaah Masjid Aolia hari ini menggelar shalat Idul Fitri.
Sejumlah petugas kemanan dari organisasi kemasyarakatan, TNI/Polri tampak menjaga keamanan jemaah.
Baca juga: Jemaah Aolia Lebaran Lebih Cepat, Laksanakan Shalat Idul Fitri Jumat Pagi, Imam: Jaga Kerukunan
Siapakah sebenarnya warga yang tergabung dalam jemaah Masjid Aolia ini ?
Putra ketiga Pengasuh Jemaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan mengapa Jemaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri lebih awal dan seperti apa Aolia yang diasuh oleh ayahnya tersebut.
Musa mengatakan bahwa Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.
Setelah itu, Mbah Benu oleh jamaahnya disebut sebagai Mursyid atau guru.
Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah.
Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi dan sunah khulafaurrasyidin setelahnya.
Musa mengaku bahwa Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir.
Dan hingga sekarang, Jamaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Tengah dan DIY, bahkan tidak bisa menghitung secara pasti karena jumlahnya sangat banyak.
"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia.
Dia menyebutkan, jika Mursyid Kiai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara Laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh.
Menurut cerita, Mbah Benu pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid.
"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo. Bahkan, beliau dibimbing juga mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten,"ujarnya.
Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.
Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain.
Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.
Sementara itu, Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena hal tersebut adalah keyakinan yang selama ini mereka anut.
Sebab, di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari rayanya sendiri.
"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silakan, tidak hari raya ya monggo. Mau puasa monggo tidak puasa monggo. Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu," ujarnya.
Dia menambahkan, jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain.
Namun, jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya.
Dia mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jamaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.
"Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain. Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain agama lain tidak masalah. Apalagi sesama muslim, tidak masalah. Apalagi sama pemerintah tidak masalah," dia
Jemaah Aolia Diklaim Tersebar hingga Luar Negeri
Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu, mengaku tidak mengetahui pasti jumlah seluruh jemaahnya. Namun, pihaknya mengklaim jemaahnya berada di sejumlah wilayah, termasuk luar negeri.
"Iya semua, tetapi tidak hanya ini tetapi dimana-mana, terutama masjid Aolia," kata Mbah Benu ditemui di rumahnya Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Jumat (5/4/2024).
Menurutnya, jemaah masjid Aolia tidak didaftar. Namun, dia menyebut ada yang berada di Inggris dan Malaysia.
"Kalau jemaah itu tidak didaftar. Saya tidak tahu jumlah jemaah saya. Banyak, di Kalimantan ada, di Sulawesi ada, di Papua ada, di Inggris ada di Malaysia, di India. Jemaah sini," kata dia.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul Sya'ban Nuroni mengatakan, sudah mendengar informasi adanya shalat id oleh jamaah masjid aolia.
Sebagai kantor milik semua agama, pihaknya akan memberikan pendekatan kepada jamaah masjid aolia.
"Ada sesuatu permasalahan, dalam agama Islam tentunya kita melakukan pendekatan kepada tokoh agama, agar pengamalan keyakinan, kemudian agar tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat," kata Sya'ban.
Dia mengatakan, pendampingan akan memberikan edukasi kepada jamaah, untuk mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah.
Pihaknya sudah mendatangi beberapa kelompok Jamaah Masjid Aolia.
"Kalau ini kan tidak lazim, kalau satu atau dua hari biasa (perbedaan penentuan hari raya), kalau ini kan lima hari tidak lazim," kata dia.
Perlu diketahui, jamaah masjid aolia sering berbeda dengan pemerintah maupun organiasasi keagamaan Islam dalam penentuan hari besar.
Baca juga: Polres Aceh Timur Memberikan 253 Bingkisan Lebaran Kepada Insan Pers
Baca juga: Pakar Ekpresi Nilai Sandra Dewi Menutupi Tekanan Besar yang Muncul Terkait Kasus Suami
Baca juga: VIDEO - Takut Diserang Iran, Israel Kini Bersiap Aktifkan Pengacau GPS dan Hak Cuti Tentara Dicabut
Viral! Suara Ledakan di Langit Madinah Hebohkan Jemaah Umrah, Netizen Duga Rudal |
![]() |
---|
Angka Kematian Jemaah Haji 2025 Capai 8 Kali Lipat Batas Toleransi, Arab Saudi Peringatkan Indonesia |
![]() |
---|
Bawa Tikar ke Semak-semak, ASN dan Mama Muda Kepergok Berzina, Dihukum Warga Sucikan Tanah |
![]() |
---|
Tiga Jamaah Haji Aceh Masih Dirawat di Madinah, 1 Lainnya Sudah Dipulangkan |
![]() |
---|
Arab Saudi Akan Ganti Tenda Jemaah Haji di Mina dengan Hotel, Kuota Haji Indonesia Bakal Bertambah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.