Kupi Beungoh
Cagub Aceh Terkuat Adalah 'Ayah Yusniar'
Jika ditanya siapa calon gubernur Aceh terkuat pada Pilkada 2024? Jika dilihat dari sisi publik atau netizen maka sosok itu adalah Haji Sudirman SSos.
Oleh: Syukri Rahmat
Jika ditanya siapa calon gubernur Aceh terkuat pada Pilkada 2024? Jika dilihat dari sisi publik atau netizen maka sosok itu adalah Haji Sudirman SSos.
Hanya saja, sejauh ini belum ada partai politik yang secara terbuka meminang pria yang berperan sebagai 'ayah Yusniar' dalam drama komedian Aceh Eumpang Breuh.
Dalam belantika politik Aceh, pria kelahiran 10 November 1974 di Puntuet, Kabupaten Aceh Utara tidak asing lagi bagi masyarakat.
Pada Pemilu 2024, ia kembali terpilih untuk ketiga kali sebagai anggota DPD RI dapil Aceh. Haji Uma sukses meraih dukungan tertinggi masyarakat hingga tembus 1 juta suara.
Tingginya kepercayaan masyarakat kepada Haji Uma membuat namanya masuk dalam bursa calon gubernur Aceh mendatang.
Pada awal debutnya di dunia politik, Haji Uma yang berlatar belakang sebagai intertaint itu mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2014.
Saat itu, Haji Uma hanya meraih suara di bawah 200.000 dan ia terpilih salah satu dari empat senator Aceh periode 2014-2019.
Keterpilihannya pada Pemilu tidak terlepas dari serial film komedi Aceh, Eumpang Breuh, yang melambungkan namanya.
Dalam film, Haji Uma digambarkan sebagai sosok ayah yang garang dalam melindungi anak gadisnya Yusniar yang selalu diincar oleh Bang Joni.
Bang Joni yang jatuh cinta kepada Yusniar senantiasa berusaha mendekati Yusniar. Tapi, sifat ayahnya yang protektif membuat Bang Joni dan Yusniar tidak mudah menjalin hubungan kasih asmara.
Dan, dengan parangnya, semakin bertambah garanglah gambaran sosok Haji Uma dalam film-filmnya; Eumpang Breuh.
Momen keterkenalannya dikemudian hari mengantarnya memasuki dunia politik dan tembus dengan perolehan yang nyaris mencapai 200.000 suara.
Di luar dugaan, hasil berbeda diraih Haji Uma pada Pemilu 2019. Suaranya melesat ke angka 900.000 lebih, dan pada pemilu 2024 ini tembus ke angka 1 juta.
Yang lebih mencengangkan, perolehan suara Haji Uma pada 2024 yang mencapai 1.060.990 mengalahkan suara Partai Aceh yang meraup 683.678 suara.
Gambaran perolehan kepercayaan dari rakyat yang diberikan kepada Haji Uma cukup mengagumkan.
Ini berarti kinerja senator Aceh itu sama sekali tidak pernah mengecewakan rakyat Aceh. Jadi tidak heran disetiap momen pemilu banyak warga masyarakat yang menjadi relawan pemenangannya secara sukarela.
Hal itu berbeda sekali dengan calon-calon lainnya baik dikalangan pemilu DPD RI maupun dikalangan pemilu DPR RI. Hampir semua calon memiliki dukungan tim yang dibentuk sendiri dengan dukungan dana yang tidak sedikit.
Haji Uma hanya memanfaatkan modal kepercayaan masyarakat. Sebagai senator, Haji Uma cukup ringan tangan membantu beragam problem masyarakat khususnya berkaitan dengan aksi gerak cepat membantu warga di rantau yang sedang membutuhkan bantuan.
Tidak hanya itu, Haji Uma juga aktif dalam berbagai aksi yang memang membutuhkan perhatian dan dukungannya sebagai senator asal pemilihan Aceh. Bahkan, tanpa ragu Haji Uma kerap melakukan aksi-aksi remeh tapi cukup mendatangkan simpati dari masyarakat.
Apa yang bisa dibaca secara politik jika dikaitkan dengan Pilkada 2024? Sekali lagi, siapapun yang rajin mencermati suara publik melalui media sosial pasti akan sampai pada kesimpulan terbuka bahwa publik senang jika ada parpol yang melamar 'ayah Yusniar' itu sebagai calon gubernur Aceh.
Di atas kertas dan melihat rekam jejak perpolitikan pilkada di Aceh, sulit memang berharap ada parpol yang rela melirik calon dari kalangan eksternal. Ada harga diri yang dibawa-bawa.
Harga diri ini yang kadang disebut dengan “mbong.” Apalagi saat melihat peta perolehan suara masing-masing partai. Merasa menang karena sukses meraih banyak kursi di DPR Aceh dan DPRK maka abai sudah dengan fenomena politik massa netizen.
Padahal, jika berkenan saja mencermati keadaan perpolitikan masa kini, yang semakin meninggalkan cara berpolitik lama, maka faktor politik massa yang tercermin dari perilaku mereka di medsos tidak bisa lagi diabaikan.
Massa publik jika sudah berkehendak maka sulit untuk mencegahnya. Pilihannya bisa sangat berbeda dengan analisis dan ulasan para ahli.
Kembali ke Pilkada 2024. Adakah partai politik yang berani melamar 'ayah yusniar' itu? Atau, akankah Haji Uma kembali membaca wujud dukungan suara “mukjizat” dari rakyat itu untuk mengambil langkah berani mencalonkan diri melalui jalur independen?
Hanya Tuhan yang tahu. []
Penulis: Syukri Rahmat, Pengurus DPD 1 Partai Golkar Provinsi Aceh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.