Opini

Menyikapi Cawagub Aceh untuk Mualem

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh partai Aceh. Dengan gagah, dan percaya diri, partai Aceh kemudian mengusung Muzakir Manaf sebagai bakal calon g

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS
Abdul Razak, mantan Ketua Badko HMI Aceh Periode 2019-2021 

Dengan memilih wakil gubernur dari kalangan birokrasi, serta memiliki rekam jejak yang baik dapat mengurangi potensi konflik politik di dalam pemerintahan.

Hal ini karena wakil gubernur yang tidak berasal dari partai politik mungkin lebih fokus pada kepentingan bersama dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat dari pada agenda mengembalikan modal politik.

Tentunya, maju sebagai gubernur dan wakil gubernur memerlukan modal kapital disamping modal sosial serta mesin politik dengan struktur dan simpul yang kuat.

Akan tetapi jauh dari modal itu, ada persoalan yang lebih penting yaitu merawat dan menjaga kemenangan serta melakukan perubahan dan perbaikan Aceh masa depan.

Pertentangan antara Gubernur dengan Wakil Gubernur bisa didasari oleh konflik kepentingan, baik karena distribusi otoritas, kewenangan, Ekonomi maupun politik.

Ditambah dengan adanya faktor-faktor eksternal seperti tekanan dari kelompok kepentingan tertentu juga dapat menjadi penyebab perselisihan antara gubernur dan wakil gubernur di Aceh.

Kurangnya mekanisme yang kuat untuk menyelesaikan konflik dan mediasi ketegangan antara kedua pihak juga dapat memperparah situasi.

Sebagai hasilnya, ketidakharmonisan antara gubernur dan wakil gubernur dapat menghambat efektivitas pemerintahan dan pembangunan di Aceh.

Reputasi dan Citra

Sosok Taqwallah menjadi alternatif dari krisis kepemimpinan Aceh masa mendatang. Dengan pengalaman kerja belasan tahun dalam birokrasi, sosok Taqwallah dapat menekankan pentingnya kinerja dan kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Hal ini dapat meminimalkan pengaruh pertimbangan politik dalam proses penunjukan dan mengutamakan orang yang paling mampu dalam memimpin.

Taqwallah, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dipandang layak untuk mendampingi Mualem dalam Pilkada mendatang.

Dikenal sebagai sosok yang kompeten dalam mengurusi birokrasi, Taqwallah memiliki pengalaman yang solid dalam administrasi pemerintahan.

Keberadaannya di samping Mualem ke depan akan menjadi penyeimbang yang penting dalam menjalankan roda pemerintahan, mengingat kemampuannya dalam memahami dan menangani kompleksitas birokrasi daerah.

Lebih jauh lagi, Taqwallah telah membuktikan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan bersama Gubernur Nova Iriansya dan telah berkontribusi dalam sejumlah keberhasilan dalam pengelolaan administrasi daerah.

Dengan segudang pengalaman dan rekam jejak yang solid, Taqwallah memiliki potensi untuk menjadi mitra yang efektif bagi Mualem dalam memimpin Aceh ke arah yang lebih baik.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved