Jurnalisme Warga

Cerminan Bhinneka Tunggal Ika di Cot Gapu

Keberagaman kehidupan masyarakat Desa Cot Gapu terlihat dari berbagai macam etnis, ras, serta agama penduduknya. Mereka sudah menetap sejak lama dalam

Editor: mufti
IST
M. ZUBAIR, S.H.,M.H., Aparatur Sipil Negara, pernah tinggal di Cot Gapu, Bireuen, selama 30 tahun, melaporkan dari Bireuen 

Tidak ada diskriminasi bagi kaum minoritas atau berlainan agama, ras, etnis, dan tidak ada gangguan dalam mencari nafkah, serta selalu bersama dalam segala hal. Keberagaman tersebut awalnya karena di Cot Gapu menjadi sasaran pensiunan, baik pensiunan PNS, Polri, TNI yang memilih desa nyaman ini untuk menetap dan beranak cucu. Mereka umumnya adalah warga luar Aceh yang bertugas di Aceh dengan bermacam agama dan latar budaya. Bahkan di Desa Cot Gapu ada satu dusun yang diberi nama Dusun Veteran karena di dususn itu umunya didiami oleh pensiunan dari berbagi profesi.

Tidak ada kecemburuan dan gesekan, apalagi konflik dengan warga pendatang yang sudah bergenerasi tinggal di Desa Cot Gapu. Perbedaan agama, suku, dan bahasa tidak menjadi sumber masalah dan juga tidak menjadi materi kampanye dalam pemilihan kepala desa (keuchik).

Perbedaan pendapat yang menimbulkan protes pasti ada dalam hidup bermasyarakat, seperti protes warga terhadap beberapa program desa, tetapi bisa diselesaikan dengan baik tanpa memperbesar perbedaan.

Perbedaan pandangan dianggap suatu kebesaran dari Tuhan untuk mengembangkan pemikiran guna mencari yang terbaik dan tidak saling merugikan.

Masyarakat asli di Cot Gapu mengaku tidak merasa iri dengan pendatang  dan menganggap diri “asoe lhok” (panduduk pribumi yang berkuasa). Mereka tetap menghargai, apalagi pendatang yang menjunjung tinggi dan menghargai adat dan budaya masayarakat setempat.

Selama masa konflik melanda Aceh penduduk di Cot Gapu tetap nyaman dalam perbedaan yang mampu dipersatukan dalam kebersamaan sebagai hamba ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Unik kerukunan di desa ini karena masyarakatnya lebih fokus kepada masalah ekonomi dibandingkan dengan mempersoalkan perbedaan.

Cara pandang terhadap pluralisme yang ditunjukkan masayarakat Cot Gapu menggambarkan masyarakat yang telah maju walaupun pada awalnya banyak di antara mereka yang berpendidikan rendah. Baru pada generasi sekarang banyak anak Cot Gapu sudah berpendidikan tinggi dan bekerja dengan bermacam profesi di seluruh pelosok Nusantara. Dengan pendidikan tinggi tersebut menambah eratnya kebersamaan dalam perbedaan yang bisa memperkuat kesatuan untuk dapat lebih maju. Dan kebhinnekaan tunggal ika yang ditunjukkan masyarakat Cot Gapu kiranya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk  merajut persamaan dalam perbedaan.

Saya bangga pernah menjadi warga Desa Cot Gapu walaupun sekarang  sudah membangun tempat tinggal di wilayah lain, tetapi hampir setiap hari ke Cot Capu ke rumah orang tua  dan desa tempat saya dibesarkan.

Di desa inilah saya diajari hidup indah dalam perbedaan dan saya sangat merasakannya karena teman-teman masa kecil saya banyak yang berbeda suku dan agama, tetapi kami bisa akrab. Ini juga yang menjadi bahan cerita kami ketika bertemu kawan-kawan di masa kecil. Kita bisa melihat cerminan kebinnekaan tunggal ika di Cot Gapu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Indahnya Islam 

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved