Konflik Palestina vs Israel

Jika Nekat Serang Rafah, Bahaya Besar Menanti Israel, Eks Panglima Zionis Ingatkan Ini

Dalam wawancara dengan media Israel bernama KAN, Ziv mengklaim Hamas sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi serangan di Rafah.

Editor: Amirullah
AFP/AFP
Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya. (AFP/str) (AFP/AFP) 

Mereka juga turut menjadi korban serangan yang dilakukan oleh Israel.


Dikabarkan ada sejumlah sandera yang kini ditahan di Rafah. Jika Rafah diserang, sandera di sana bisa jadi akan mengalami nasib serupa.

“Serangan itu mungkin berakhir tanpa adanya sandera yang hidup,” ujar Ziv.

Ziv kemudian menyarakan diadakannya pertukaran sandera. Dia juga mengklaim pemerintah Israel melakukan kesalahan strategis.

Seorang pensiunan jenderal Israel bernama Yitzhak Prik turut mengungkapkan risiko serangan ke Rafah.

“Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Kepala Staf Pasukan Israel Herzi Halevi memberikan tekanan agar ada banyak pasukan yang masuk ke Rafah, meski tahu bahwa masuknya tentara Israel ke Rafa tidak akan membuat kelompok perjuangan itu tumbang, dan akan mengaitkan Israel dengan seluruh dunia."

"Di samping itu, operasi militer akan membuat Israel kesusahan mencari cara yang tepat untuk keluar dari situasi pelik,” kata Prik kepada Haaretz.

Tarik brigade dari Gaza

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengumumkan penarikan mundur Brigade Nahal dari Jalur Gaza.

Brigade Nahal ditarik demi mempersiapkan operasi militer, termasuk serangan darat besar-besaran ke Rafah yang nantinya dilancarkan Israel.

I24 News mengatakan dalam tiga bulan terakhir Brigade Nahal dioperasikan di koridor Netzarim.

Brigade itu dilaporkan punya punya peran penting di area Be’eri di Israel selatan hingga pantai Gaza. Nahal membantu aktivitas IDF di Gaza bagian utara dan tengah.

Koridor Netzarim penting karena tidak hanya menjadi jalur bantuan kemanusiaan, tetapi juga sebagai kontrol akses bagi warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara.

Di koridor itu, IDF mendirikan tiga pangkalan militer untuk memudahkan serangan di Gaza utara dan tengah.

Setelah Brigade Nahal ditarik, tugas brigade itu diurus oleh dua brigade cadangan, yakni Brigade Lapis Baja Ke-679 "Yiftah" dan Brigade Infanteri Ke-2 "Carmeli", di Gaza tengah.

Penarikan brigade itu menandai fase transisi. Nahal yang diistirahatkan dan menjalani latihan militer atau "pemanasan" guna mempersiapkan serangan Israel selanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved