Konflik Palestina vs Israel

Pesawat Tempur Israel Kembali Gempur Jalur Gaza, 20 Orang Tewas

Kantor Netanyahu menyebut Hamas telah “melanggar secara jelas” perjanjian gencatan senjata.

Editor: Faisal Zamzami
YouTube Al Jazeera
GAZA DISERANG ISRAEL - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik bangunan di Kota Gaza dibom oleh Israel melalui serangan udara pada Senin (15/9/2025). 

Ringkasan Berita:
  •  Pesawat tempur Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam.
  • Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan “serangan segera dan dahsyat” terhadap kelompok Hamas.
  • CNN melaporkan, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan

 

SERAMBINEWS.COM – Pesawat tempur Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan “serangan segera dan dahsyat” terhadap kelompok Hamas.

CNN melaporkan, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, di Kota Gaza serta Khan Yunis di bagian selatan.

Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dengan mengatur rekayasa penemuan jenazah sandera.

Kantor Netanyahu menyebut Hamas telah “melanggar secara jelas” perjanjian gencatan senjata.

Hal itu terjadi setelah Hamas mengembalikan potongan tubuh yang bukan milik salah satu dari 13 sandera yang masih hilang.

Netanyahu kemudian menggelar rapat darurat dan menginstruksikan militer untuk membalas serangan yang disebutnya “tidak dapat diterima.”

Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas menembaki pasukan Israel di sebelah timur “garis kuning” atau zona penarikan pasukan di Gaza.

 
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Hamas akan “membayar berkali-kali lipat” atas pelanggaran tersebut.

Baca juga: VIDEO KEJAM! 30 Warga Gaza Dibom Israel, Hamas Bersumpah Balas Dendam

Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa Hamas menolak tuduhan tersebut dan menyebut pemboman Israel sebagai “pelanggaran kriminal” terhadap gencatan senjata.

Kelompok itu menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian yang disepakati pada 10 Oktober 2025.

Militer Israel (IDF) kemudian merilis rekaman drone yang disebut memperlihatkan anggota Hamas mengubur kembali jenazah untuk “menciptakan kesan palsu” penemuan sandera di hadapan Palang Merah.

CNN menegaskan belum dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.

Palang Merah Internasional (ICRC) dalam pernyataannya membantah terlibat dalam rekayasa itu.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved