Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Israel Mulai Agresi Darat ke Rafah, Hamas Anggap Bencana Kemanusiaan, Mesir Siaga

Militer Israel mulai bergerak dan mengambil kendali penyeberangan Rafah di sisi Gaza, di antara Jalur Gaza dan Mesir.

Editor: Faisal Zamzami
tangkap layar Memo/Getty Images
SIAGA TEMPUR - Puluhan tank dan kendaraan lapis baja Mesir dalam status siaga tempur di wilayah Sinai dekat perbatasan Rafah. Pengerahan militer Mesir itu tersebut terjadi menjelang perluasan operasi militer Israel (IDF) di sekitar kota Rafah di Gaza selatan. 

“Hari ini, mereka menyuruh kami keluar dari Rafah. Ke mana orang-orang akan pergi? Haruskah mereka pergi ke laut? Ke mana orang-orang akan pergi setelah mereka memberi tahu kami bahwa ini adalah daerah yang aman," ujarnya.

Seorang perempuan Palestina, Aminah Adwan, bercerita dia mendapati perintah evakuasi itu di pagi hari, ketika hujan deras turun dan menggenangi tendanya.

“Kami bangun di pagi hari dan mendapati hujan deras, kami tergenang dalam hujan, pakaian dan barang-barang kami juga -- kami berada di jalanan. Kami juga mendapat berita yang jauh lebih buruk, seruan untuk mengevakuasi Rafah,” ujar Aminah Adwan.

“Saat ini hujan deras dan kami tak tahu harus pergi ke mana. Saya selalu khawatir hari ini akan tiba, saya sekarang harus mencari tahu ke mana saya bisa membawa keluarga saya,” ujar Abu Raed, salah satu pengungsi di Rafah.

Wakil pemimpin Hamas di Gaza mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa persyaratan gencatan senjata yang disetujui pada Senin (06/05) mencakup pertukaran tahanan Israel-Palestina dalam tiga tahap.

Dikutip dari BBC, -meski belum bisa memverifikasi informasi tersebut secara independen--berikut rinciannya:

Fase pertama: Akan mencakup periode gencatan senjata selama 42 hari, Hamas akan membebaskan 33 sandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Hal ini juga akan melibatkan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza dan memungkinkan warga Palestina untuk bergerak bebas dari selatan ke utara.

Fase kedua: Melibatkan periode gencatan senjata selama 42 hari, “ketenangan berkelanjutan” akan dipulihkan di Gaza dan pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya.

Hamas juga diperkirakan akan membebaskan tentara cadangan Israel dan beberapa tentara yang disandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dari penjara.

Frase ketiga: Pertukaran jenazah akan selesai dan dimulainya rekonstruksi sesuai dengan rencana yang diawasi oleh Qatar, Mesir dan PBB.

Hal ini juga akan mengakhiri blokade penuh Jalur Gaza.

Seperti yang telah kami laporkan, rincian pasti dari proposal yang disetujui oleh Hamas masih belum jelas dan Netanyahu dari Israel mengatakan bahwa perjanjian tersebut "jauh dari memenuhi tuntutan Israel", dan menambahkan bahwa ia akan mengirim tim ke Kairo untuk melakukan negosiasi lebih lanjut.

Baca juga: Pembantaian di Rafah Gaza, Sekjen PBB Murka: Serangan Israel Tak Dapat Ditoleransi Dampak Kemanusian

 

Rebut Kendali Penyeberangan Rafah

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved