Kupi Beungoh

Kerjasama Antarlembaga dan Kolaborasi Komunitas: Kunci Sukses Penanggulangan Narkoba di Aceh

Untuk mengatasi narkoba, pemerintah Aceh telah berkomitmen untuk penurunan dan pencegahan narkoba di Aceh.

Editor: Amirullah
For Serambinews
Alfi Alzawahiri adalah salah satu Mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry Banda Aceh, email : alzawahirialfi@gmail.com 

Oleh : Alfi Alzawahiri

Narkoba, sebuah masalah sosial yang telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling berbahaya di Indonesia, termasuk di Aceh.

Menurut data, Aceh memiliki angka penggunaan narkoba yang sangat tinggi, yaitu sebesar 2,5 persen pada tahun 2022, yang berada di peringkat 3 dari 38 provinsi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Aceh masih menghadapi berbagai masalah dalam penanganan narkoba.

Untuk mengatasi narkoba, pemerintah Aceh telah berkomitmen untuk penurunan dan pencegahan narkoba di Aceh.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden No.72 tahun 2021 dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Narkoba (TPPN) yang berfungsi mengawal serta memastikan adanya tindakan dalam upaya penurunan narkoba di Aceh.

Pemerintah Aceh juga telah melakukan berbagai upaya, seperti program Pencegahan Narkoba Aceh (PNA), untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan narkoba.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama antarlembaga dan kolaborasi komunitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan program-program yang berbasis komunitas, seperti program "Narkoba Bisa Dihindari" yang dilakukan oleh organisasi masyarakat.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan narkoba dengan cara memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat.

Kerjasama Antarlembaga dalam Penanggulangan Narkoba

Kerjasama antarlembaga, termasuk pemerintah daerah, kepolisian, kejaksaan, dan instansi terkait lainnya, merupakan fondasi utama dalam upaya penanggulangan narkoba di Aceh. Setiap lembaga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, namun sinergi dan koordinasi antara mereka sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan dan program penanggulangan narkoba, serta alokasi sumber daya yang memadai untuk mendukung implementasinya. Mereka juga bertanggung jawab dalam memberikan dukungan dan fasilitas bagi lembaga penegak hukum dan organisasi masyarakat sipil.

Kepolisian: Kepolisian merupakan garda terdepan dalam penegakan hukum terhadap peredaran dan penggunaan narkoba. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, penggerebekan, dan penangkapan terhadap pelaku kejahatan narkotika. Kerjasama yang erat antara kepolisian dan lembaga lainnya sangat penting dalam menghasilkan hasil yang efektif.

Kejaksaan: Kejaksaan memiliki peran dalam menuntut pelaku kejahatan narkotika secara hukum dan memastikan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan. Mereka juga bertanggung jawab dalam menangani proses peradilan terhadap kasus-kasus narkotika dan memberikan dukungan kepada kepolisian dalam penyidikan.

 

Kolaborasi Komunitas dalam Penanggulangan Narkoba

Selain kerjasama antarlembaga, kolaborasi dengan komunitas lokal juga menjadi faktor kunci dalam penanggulangan narkoba di Aceh. Komunitas lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kondisi sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungannya, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan narkoba secara lebih efektif.

Organisasi Masyarakat Sipil: Organisasi masyarakat sipil, seperti LSM dan lembaga swadaya masyarakat, memiliki peran penting dalam menyediakan layanan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba, memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba, serta melakukan advokasi untuk perubahan kebijakan dan program yang lebih efektif.

Kelompok Keagamaan: Kelompok keagamaan juga dapat berperan dalam membangun kesadaran dan moralitas masyarakat tentang bahaya narkoba, serta memberikan dukungan sosial dan spiritual bagi individu yang terjerat dalam penyalahgunaan narkoba.

Komunitas Lokal: Kolaborasi dengan komunitas lokal, termasuk tokoh masyarakat, tokoh adat, dan pemimpin lokal lainnya, sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang tidak mendukung peredaran dan penggunaan narkoba. Komunitas lokal dapat berperan dalam mengawasi lingkungan mereka, memberikan pendampingan dan dukungan sosial kepada individu yang terdampak, serta menciptakan program-program kesejahteraan yang memadai untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

Dampak Positif Kerjasama Antarlembaga dan Kolaborasi Komunitas

Penguatan Sistem Penegakan Hukum: Kerjasama antarlembaga memperkuat efektivitas penegakan hukum terhadap peredaran dan penggunaan narkoba, sementara kolaborasi komunitas memperluas jangkauan upaya pencegahan dan rehabilitasi.

Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Kolaborasi dengan komunitas lokal dapat meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkoba dan membangun dukungan yang kuat untuk program-program penanggulangan narkoba.

Pemberdayaan Masyarakat: Kolaborasi dengan komunitas lokal juga dapat memperkuat pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi permasalahan narkoba di tingkat lokal, sehingga upaya penanggulangan menjadi lebih berkelanjutan dan berdampak positif dalam jangka panjang.

Kerjasama antarlembaga dan kolaborasi komunitas merupakan kunci sukses dalam penanggulangan narkoba di Aceh. Dengan memanfaatkan kekuatan dan sumber daya yang ada di masyarakat, serta mengintegrasikan berbagai pendekatan dan program, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat, serta melindungi generasi muda dari bahaya narkoba. Hanya dengan kerjasama yang solid dan kolaborasi yang berkelanjutan, kita dapat berhasil mengatasi permasalahan narkoba dan membangun Aceh yang lebih baik untuk masa depan yang lebih cerah.

Penulis: Alfi Alzawahiri adalah salah satu Mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry Banda Aceh, email : alzawahirialfi@gmail.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved