Konflik Palestina vs Israel
AS Kirim 1 Miliar USD Bantuan Militer ke Israel, Tak Puas Lihat Anak Kecil Dibunuh di Palestina?
Amerika Serikat (AS) kirim bantuan militer 1 miliar USD ke Israel, tak puas melihat anak kecil dan perempuan dibunuh di Palestina setiap harinya?
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Dan IDF melaporkan bahwa banyak di antaranya yang berhasil ditembak jatuh.
Diketahui sejak 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan.
Kelompok pejuang Islam itu mengatakan, mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah perang di sana.
Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan sepuluh kematian warga sipil di pihak Israel.
Korban tersebut termasuk serangan pada Selasa kemarin serta kematian 14 tentara dan pasukan cadangan IDF.
Ada juga beberapa serangan dari Suriah, namun tanpa ada korban jiwa.
Hizbullah menyebutkan, sebanyak 297 anggotanya dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah.
Di Lebanon, 60 anggota kelompok pejuang Islam, seorang tentara Lebanon, dan sedikitnya 60 warga sipil, tiga di antaranya adalah jurnalis meninggal.
Permusuhan antara Israel dan organisasi pejuang Islam Lebanon telah menyebabkan puluhan ribu warga Israel mengungsi dari rumah mereka sejak awal perang.
Sementara penduduk di wilayah utara Israel, melakukan protes pada Selasa kemarin dengan memblokir persimpangan utama di wilayah utara.
Hal itu untuk mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan solusi terhadap pengungsian mereka.
Menurut situs berita Walla, ratusan orang berdemonstrasi di seluruh wilayah bersama walikota setempat dan kepala dewan daerah.
“Penduduk wilayah utara telah mengungsi dari rumah mereka selama tujuh bulan, dan mereka tidak tahu kapan mereka akan pulang,” kata Moshe Davidovich, ketua Dewan Regional Mateh Asher dan ketua Frontline Forum.
Forum tersebut sebuah kelompok yang terdiri dari para pemimpin politik lokal dari utara yang menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan resolusi diplomatik atau militer agar warga dapat kembali ke rumah mereka.
“Selama tujuh bulan, para pemilik usaha mengalami kebangkruta, masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap diri mereka sendiri karena mereka begitu putus asa dan frustrasi,” katanya kepada Walla.
“Kami menuntut pemerintah segera memberikan kompensasi kepada dunia usaha dan petani," sambunganya.
Dikatakan, selama tujuh bulan rasa aman telah dirusak dan Hizbullah terus menembak dan menyerang ke segala arah.
"Kami menuntut pemerintah mempunyai rencana yang jelas tentang bagaimana mereka akan melawan Hizbullah," kata Davidovich.
"Dan apakah akan ada resolusi diplomatik dan zona demiliterisasi atau perang yang signifikan di wilayah utara," sambungnya.
Pekan lalu, Davidovich mengumumkan bahwa komunitas di wilayah utara akan melepaskan diri dari Israel dan membentuk “Negara Galilea” mereka sendiri.
Hal ini sebagai bentuk protes atas perasaan mereka yang telah ditinggalkan oleh pemerintah Israel.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.