Salam
Jangan Sampai Pilkada Aceh Lawan Kotak Kosong
ALARM demokrasi di Aceh mulai berbunyi. Komisi Indepen-den Pemilihan (KIP) Aceh memastikan bahwa Pilkada 2024 un-tuk pemilihan gubernur dan wakil gube
ALARM demokrasi di Aceh mulai berbunyi. Komisi Indepen-den Pemilihan (KIP) Aceh memastikan bahwa Pilkada 2024 un-tuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur tanpa calon dari ja-lur independen atau perseorangan.
Sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (14/5/2024), Ke-tua KIP Aceh, Saiful, mengatakan, hingga pukul 23.59 Minggu (12/5/2024) hanya ada satu pasangan calon yang menyerah-kan syarat dukungan KTP, yakni dr Said Syahrizal HA MM dan Said Amir Azan ST M Eng Sc. "Namun yang diserahkan itu tidak memenuhi syarat, karena tidak cukup. Jika saat dibawa tidak cukup, maka secara otomatis langsung ditolak," kata Saiful.
Karena itu, KIP Aceh memastikan tidak ada satupun cagub independen yang akan berkontestasi pada Pilkada tahun ini. "Hanya pasangan tadi malam yang mengantarkan dukungan, tapi tidak memenuhi syarat. Kalau yang lain memang tidak ada yang menyerahkan," tambahnya.
Jika memang benar demikian, berarti ini menjadi pilkada gu-bernur kali pertama di Aceh (sejak perdamaian terwujud), yang tidak diikuti oleh pasangan calon jalur independen. Padahal jika kita melihat sejarah, Aceh merupakan pelopor lahirnya calon ke-pala daerah dari jalur independen.
Setelah Aceh, KPU Pusat kemudian membuat regulasi tentang calon jalur independen. Mahkamah Konstitusi (MK) juga membu-ka peluang calon independen berkontestasi dalam pilkada. Salah satu alasannya adalah untuk membuka pintu demokrasi seluas-seluasnya, sehingga semua orang berkesempatan maju sebagai kepala daerah tanpa harus melalui partai politik. Namun sayang-nya, pintu demokrasi itu kini telah tertutup di Aceh.
Di luar persoalan ketiadaan calon independen ini, hal lain yang juga menjadi kekhawatiran terbaru di Aceh adalah lahirnya calon tunggal kepala daerah. Gejala tersebut mulai terlihat, di-mana hingga saat ini belum ada kandidat cagub lain yang mun-cul dari partai politik, kecuali Muzakir Manaf alias Mualem yang diusung oleh Partai Aceh.
Kondisi inilah yang disentil keras oleh sosiolog Aceh, Prof Humam Hamid. Menurut dia, partai-partai nasional yang sebenarnya memiliki peluang besar mengusung calon gubernur sendiri, tetapi justru me-nyerah sebelum pertarungan itu dimulai. Hal ini dikatakan Humam, menjadi aib besar bagi Aceh. “Kenapa aib? Kita diberikan otonomi yag luar biasa, tapi dari sedemikian banyak parnas tidak mempunyai harga diri , langung menyerah begitu saja,” pungkasnya.
Analisa Humam Hamid, ada dua penyebab mangapa kondi-si ini terjadi. Pertama, karena Partai Aceh selaku partai lokal pengusung Mualem merupakan partai pemenang pemilu legisla-tif. Kedua, karena kedekatan Mualem dengan Prabowo Subian-to selaku presiden terpilih.
Tetapi di luar dua penyebab itu, kita melihat masih ada 1 penye-bab lainnya, yaitu bobroknya kualitas demokrasi pada Pemilu ke-marin. Pemilu yang oleh banyak pengamat dikatakan sebagai pe-milu paling brutal dalam sejarah proses demokrasi di Indonesia, dimana praktik politik uang terjadi massif dimana-mana.
Hal ini membuat banyak tokoh yang sebelumnya berniat maju Pilkada menjadi ciut nyalinya. Maka tak heran, peminat calon independen dalam Pilkada 2024 ini jauh berkurang. Selain di le-vel gubernur, untuk level bupati/wali kota di Aceh, ada 10 kabu-paten/kota lainnya yang juga tidak memiliki calon independen.
Kini, dengan waktu yang tersisa dan masih adanya beberapa partai lagi yang belum menentukan sikap, kita berharap akan lahir calon kepala daerah lainnya, sehingga Pilkada menjadi le-bih berwarna dan semarak. Masyarakat juga memiliki alternatif dalam menentukan pilihannya.
Tetapi jika ternyata nanti semua partai di Aceh memilih un-tuk mendukung Mualem, maka sudah dipastikan Pilkada Aceh hanya akan menjadi ajang pertarungan kandidat dengan kotak kosong. Dan ini tentu menjadi ancaman serius bagi keberlang-sungan proses demokrasi di Aceh.
POJOK
Pilkada Aceh tanpa cagub independen
Yap, tinggal selangkah lagi menuju calon tunggal
Parnas sibuk bersolek jadi 'pengantin' Mualem
Bukan cuma bersolek, tetapi sudah menjaja diri, hehehe..
OJK blokir rekening judi online
Begitulah nasib penjudi, uang habis, rekening diblokir
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.