Salam

Jaga HET Beras agar Tak Timbul Gejolak

Satgas Pengendalian Harga Beras Aceh masih menemukan pedagang di sejumlah daerah yang menjual beras di atas harga eceran tertinggi.

Editor: mufti
IST
PANTAU HARGA BERAS - Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras Aceh melakukan pengawasan dan pemantauan harga beras, di Sabang, Bireuen, dan Aceh Utara, baru-baru ini. 

HARIAN Serambi Indonesia edisi Senin (27/10/2025) memberitakan, Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras Aceh masih menemukan pedagang di sejumlah daerah yang menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET). Temuan tersebut diketahui saat tim melakukan pengawasan langsung sejak Kamis (23/10/2025) lalu. Pengawasan harga beras itu dilakukan di sejumlah titik strategis, seperti Pasar Induk Kota Sabang, Pasar Induk Kota Juang (Bireuen), dan Pasar Terpadu Lhoksukon (Aceh Utara).

“Pengawasan ini dilakukan sebagai langkah nyata untuk memastikan harga beras tetap stabil dan terjangkau oleh masyarakat,” kata Koordinator Satgas Pengendalian Harga Beras Aceh, Kombes Pol Zulhir Destrian, Minggu (26/10/2025). Ia mengungkapkan, di Pasar Induk Kota Sabang, tim tidak menemukan ketersediaan beras premium, sementara beras medium dijual di atas HET yaitu Rp14.600-Rp15.300 per kilogram. “Pedagang beralasan tingginya harga disebabkan oleh biaya distribusi yang cukup besar menuju Sabang,” ujarnya. 

Sementara di Bireuen, harga beras relatif stabil. Namun, tetap masih ada yang menjual beras medium di atas HET yakni Rp14.333 per kilogram. Di Aceh Utara, satgas juga masih menemukan beras medium dijual melebihi HET yaitu Rp14.600 per kilogram. Sementara beras premium relatif stabil, Rp15.000-Rp15.300 per kilogram. Zulhir juga menyebutkan, dari hasil pengecekan lapangan, saat ini stok beras di Aceh masih mencukupi dan harga secara umum masih terkendali sesuai HET. 

Namun, terhadap sejumlah pedagang yang menjual di atas batas harga, Satgas telah memberikan teguran tertulis dan akan melakukan pemantauan lanjutan secara berkala. Ia mengimbau pedagang dan distributor agar mematuhi ketentuan HET serta menjaga ketersediaan pasokan menjelang akhir tahun. 

Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil seperti saat ini, harga bahan pokok--khususnya beras--masih terus menjadi masalah bagi masyarakat. Meski pemerintah sudah menetapkan HET beras sebagai upaya menjaga kestabilan harga dan melindungi daya beli rakyat, tapi kondisi di pasaran masih berpeluang menimbulkan gejolak. Penyebabnya, tak jarang pedagang yang hingga kini masih menjual beras melebihi HET. Hal ini jelas menambah beban masyarakat dalam memenuhi salah satu bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari mereka.  

Karena itu, pemerintah daerah melalui dinas terkait, Bulog, aparat keamanan, dan pihak berwenang lainnya harus meningkatkan pengawasan untuk memastikan semua pedagang menjual beras sesuai HET. Sanksi tegas juga harus diberikan kepada siapa saja--kilang padi, distributor, agen, atau pedagang--yang terbukti ‘mempermainkan’ harga beras. Kecuali itu, pemegang otoritas juga harus memperbanyak pelaksanaan operasi pasar. Sehingga harga dan ketersediaan beras di masyarakat lebih terjamin, terutama ketika harga di pasaran mulai naik atau pasokan menurun. 

Di luar itu, masyarakat juga memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga stabilitasi harga beras. Salah satu caranya, jangan mudah panik dengan membeli beras dalam jumlah berlebihan yang justru memperparah situasi pasar. Tegasnya, menjaga HET beras juga berarti menjaga ketenangan sosial. Sebab, kestabilan harga beras adalah kunci ketahanan ekonomi rakyat dan hal itu harus dijaga bersama oleh semua pihak.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga harga beras agar tetap stabil. Tindakan dimaksud, antara lain, meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap pedagang yang nakal; meningkatkan produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor; meningkatkan transparansi harga beras di pasaran; serta memberikan subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan. Jika harga beras sudah stabil, maka beban hidup masyarakat--terutama kelompok ekonomi menengah ke bawah--tidak bertambah susah. (*)

 

POJOK

Beras dijual di atas HET

Pedagang seperti ini inginnya cuma untung aja kan?

Warga keluhkan BBM langka

Ini adalah masalah klasik yang tak kunjung ada solusinya kan?

Pabrik getah pinus bakal hadir di Aceh Timur

Kita tunggu saja realisasinya ya?   

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

BLT Penyangga, Bukan Solusi

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved