Salam
Kritik yang Membangun, Pilar Kemajuan Aceh Timur
Pernyataan Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, bahwa pemerintah siap menerima kritik yang konstruktif patut diapresiasi
Keterbukaan terhadap kritik adalah tanda kedewasaan dalam berdemokrasi. Pernyataan Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, bahwa pemerintah siap menerima kritik yang konstruktif patut diapresiasi dan dijadikan teladan bagi seluruh aparatur pemerintahan.
Dalam era keterbukaan informasi, kritik bukan lagi sesuatu yang harus dihindari, melainkan jembatan komunikasi antara rakyat dan pemerintah. Melalui kritik yang jujur dan berimbang, setiap kebijakan publik dapat dievaluasi dan disempurnakan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Namun demikian, kritik juga menuntut tanggung jawab moral dari para penyampainya. Di sinilah peran insan pers menjadi sangat penting. Jurnalis tidak hanya bertugas melaporkan fakta, tetapi juga menjaga keseimbangan dan objektivitas dalam pemberitaan.
Prinsip cover both sides harus menjadi napas dalam setiap karya jurnalistik agar kebenaran tidak terdistorsi oleh kepentingan. Bupati Al-Farlaky benar ketika mengingatkan bahwa pers adalah pembawa kabar damai, bukan perpecahan.
Di tengah suasana Aceh Timur yang relatif aman dan kondusif, semangat “jurnalistik damai” perlu terus dipelihara. Kritik yang disampaikan dengan niat memperbaiki akan jauh lebih bermakna daripada hujatan yang hanya melahirkan kegaduhan.
Pemerintah daerah pun hendaknya tidak sekadar terbuka terhadap kritik di tataran retorika, tetapi benar-benar menjadikannya bahan introspeksi dalam merumuskan kebijakan. Kritik yang sehat ibarat cermin: kadang menampakkan wajah yang tidak selalu menyenangkan, namun dari sanalah perbaikan bermula.
Aceh Timur akan tumbuh menjadi daerah yang maju dan berdaya saing apabila komunikasi antara pemerintah, pers, dan masyarakat berjalan dua arah; terbuka, jujur, dan saling menghormati.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky menegaskan Pemkab Aceh Timur terbuka terhadap kritik yang disampaikan media selama dilakukan secara konstruktif dan tidak menyerang pribadi.
“Kritik yang baik bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk memperbaiki kebijakan agar pembangunan berjalan lebih baik,” ucapnya dalam paparan sambutan Maulid Akbar di gedung Idi Sport Center (ISC), Selasa (28/10).
Al-Farlaky juga menyampaikan bahwa pembangunan Aceh Timur adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk insan pers. “Aceh Timur ini bukan milik seorang Al-Farlaky, tapi milik kita semua,” ujarnya.
Bupati menegaskan, insan pers memiliki peran penting sebagai salah satu pilar demokrasi yang dituntut untuk memberi kontribusi positif terhadap pembangunan daerah. Ia mengingatkan agar setiap jurnalis mampu melihat berbagai persoalan secara objektif dan tidak terjebak pada pemberitaan yang bersifat subjektif.
Untuk itu, sekali lagi, mari kita jadikan kritik sebagai pupuk bagi pertumbuhan demokrasi dan pembangunan, bukan sebagai duri yang menimbulkan luka. Sebab, dari kritik yang membangun, lahirlah kebijakan yang berkeadilan dan kemajuan yang berkelanjutan. Semoga!
POJOK
Illiza paparkan konsep kota rendah karbon dalam forum Apeksi 2025
Untuk konsep rendah karbon, untuk rakyat harus rendah hati
Presiden Prabowo izinkan daerah berutang kepada pemerintah pusat
Boleh saja, asal jangan diminta rakyat yang membayarnya
Santri Mudi Mesra masuk 4 besar lomba video pendek HUT DPD RI
Bagus, anak muda tak hanya tahu bermesraan, tapi juga bisa berkarya, kan


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
												      	 
												      	 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.