Breaking News

Berita Banda Aceh

Setiap Ayah Berperan Besar Dalam Imunisasi Anak, Ulama Bisa Menjadi Role Model

Sebaliknya, jika seorang ayah bersikap ragu, menghambat, bahkan melarang anaknya diimunisasi karena alasan tetentu, maka sikapnya itu akan merugikan s

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
SERAMBI FM/ILHAM          
Aprizal Rachmad (anggota AJI Banda Aceh), Tgk Marbawi Yusuf SH (Himpunan Ulama Dayah Aceh) dan dr Dita Ramadonna MSc (Unicef Perwakilan Aceh), menjadi narasumber talkshow bersama Yayasan Darah Untuk Aceh dengan dukungan UNICEF bertema “Mengapa Ayah Perlu Terlibat dalam Imunisasi Anak” di Radio Serambi FM 90.2, Jumat (17/5/2024) pagi. Talkshow satu jam ini dipandu Yarmen Dinamika, Wartawan Serambi Indonesia. 

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuksesan program imunisasi  ini, menurut Dita, adalah mengadakan diskusi dengan dukungan tokoh agama dan jurnalis untuk advokasi imunisasi sebagai salah satu strategi efektif dalam meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat terhadap program imunisasi.

Ustaz Marbawi mengatakan, anak sebetulnya tanggung jawab ayahnya, demikian juga aspek kesehatannya. 

Jadi, kalau ada ibu yang terlihat lebih perhatian menjaga kesehatan anaknya, itu sebagai bentuk kebaikannya kepada sang suami dan anak.

“Anak ini milik bersama, ayah dan ibunya. Jadi, untuk urusan imunisasi jangan dibebankan sepenuhnya kepada istri. 

Seorang suami atau ayah juga harus lebih proaktif mendorong bahkan mengantar anaknya ke posyandu untuk imunisasi,” kata Tgk Marbawi.

Baca juga: Puskesmas Sakti Libatkan Penyuluh Agama Lakukan Imunisasi

Sementara itu, Afrizal Rachmad menyampaikan testimoni bahwa bayinya yang baru lahir hendak dia dan istri bawa ke posyandu untuk diimunisasi. 

Akan tetapi, orang tua dan mertuanya mencegah dengan alasan kasihan anak baru lahir sudah harus diimunisasi. Dikhawatirkan sang bayi akan demam, nanti kasihan.

Namun, sebagai jurnalis yang bergabung di Forum Jurnalis Peduli Kesehatan, Afrizal berupaya meyakinkan orang tua dan mertuanya bahwa imunisasi itu lebih besar manfaatnya daripada mudaratnya. 

Sebab, banyak penyakit yang hanya bisa dicegah dengan imunisasi sejak dini. Di antaranya, polio, campak, dan difteri.

Afrizal bahkan menunjukkan video yang dia rekam sebagai jurnalis tentang sejumlah anak Aceh yang menderita difteri hanya karena saat bayi tidak diimunisasi. Dia tak ingin anak dia satu-satunya nanti akan terjangkit difteri atau bahkan polio jika tidak diimunisasi sejak dini. 

“Setalah saya kasih pengertian, apalagi ada videonya yang saya perlihatkan, barulah orang tua dan mertua saya paham tentang pentingnya imunisasi untuk anak,” kata Wartawan LKBN Antara ini.

Baca juga: Ibu Perlu Tau, Ini Jenis-Jenis Imunisasi yang Diberikan Kepada Anak Untuk Cegah Penyakit Difteri

Dokter Dita menambahkan bahwa orang tua perlu selektif dan kritis saat mendengar informasi tentang imunisasi. 

“Jangan termakan hoaks bahwa seolah imunisasi itu pekerjaan sia-sia yang tak ada manfaatnya. Beberapa imunisasi memang baru dirasakan manafaatnya ketika bayi berumur remaja atau dewasa,” kata Dita.

Dita sadar bahwa efektivitas dan cakupan program imunisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aksesibilitas layanan kesehatan, pendidikan masyarakat tentang pentingnya imunisasi, serta tantangan logistik, dan infrastruktur.

Namun, Dita yakin bahwa  tokoh agama yang memiliki banyak jemaah akan lebih mudah memengaruhi masyarakat melalui komunikasi kultural tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved