Pertanian
Kadistanbun Aceh Ajak Pemuda Bireuen Jadi Petani Milenial yang Bisa Ciptakan Lapangan Kerja
Kadistanbun Aceh mengatakan, sita-cita atau profesi sebagai petani bukanlah suatu yang tidak baik atau rendah, tetapi petani adalah cita-cita sangat m
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah mengajak para pemuda Bireuen dan Aceh menjadi petani milenial dan mampu menciptakan lapangan kerja
serta dapat mengembangkan sektor pertanian semakin luas dan maju.
Hal tersebut disampaikannya, Sabtu (25/5/2024) dalam pertemuan Rembug Nusantara Petani Milenial yang digelar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bireuen di Desa Tanjung Raya, Gandapura Bireuen.
Pertemuan rembug tani dihadiri berbagai unsur mulai dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), juga Kadistanbun Bireuen, Muspika, pejabat terkait, keuchik, petani dari sejumlah desa maupun penyuluh pertanian.
Baca juga: Distanpang Catat 16.020 Petani Pidie tak Bisa Beli Pupuk Bersubsidi, Begini Penjelasannya
Kadistanbun Aceh mengatakan, sita-cita atau profesi sebagai petani bukanlah suatu yang tidak baik atau rendah, tetapi petani adalah cita-cita sangat mulia dan menjanjikan, hari ini usia petani kita tidak produktif lagi.
"Orang-orang tua kita harusnya sudah tidak bergerak lagi di pertanian, tetapi dapat digantikan oleh generasi yaitu pemuda-pemuda tani," ujar Kadistanbun.
Pemuda-pemuda tani ini seharusnya lebih energik, proaktif, lebih giat bekerja terutama di era industri saat ini, sehingga petani milenial harus bisa beradaptasi, memberikan langkah lebih baik, dan lebih modern lagi. Sehingga dapat menjadi petani yang mandiri dalam artian, mampu berdiri sendiri menjadi petani tidak menjadi buruh tani.
"Seperti cita-cita petani, bisa untuk menjadi pengusaha dan semua itu bukan tidak mungkin, apabila terus berusaha dengan penuh disiplin, penuh tanggung jawab, dan penuh dedikasi," paparnya.
Cut Huzaimah berharap juga petani milenial dapat menjadi petani modern yang mampu menciptakan lapangan kerja, tidak hanya mencari lapangan kerja, untuk mengajak teman dan generasi setingkatnya atau generasi dibawahnya bekerjasama membangun pertanian yang maju, mandiri, modren.
Harapannya, di Bireuen akan lahir petani yang dapat menjalankan pertanian dengan penuh teknologi, tidak saja konvensional, apalagi saat ini telah banyak alat mesin pertanian (Alsintan) diciptakan. Untuk tanam padi sudah ada mesin rice transplanter, saat panen padi ada mesin combine harvester, menyemprot tanaman padi bisa pakai drone.
Di akhir sambutannya Kadistanbun juga menjawab harapan Keuchik Tanjong Paya, Mauliadi, terkait kebutuhan tambahan pompa air untuk menarik air Krueng Sawang sejauh 4 km dialirkan ke 300 hektare sawah di Paya Geurugoh melalui saluran.
"Mesin pompa air sudah ada di Bireuen, nanti Distanbun Bireuen yang tangani," tandas Cut Huzaimah. (*)
Abdya Juara I Lomba Inovasi Alat Teknologi Tepat Guna Tahun 2025, Pidie Posisi II |
![]() |
---|
Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk Aceh Tahun 2025 Bertambah 77.428 Ton |
![]() |
---|
Digempur Perluasan Kebun dan Kafe, Hamparan Sawah di Aceh Tamiang Menyusut 1.141 Ha |
![]() |
---|
Dukung Pompanisasi Pertanian, Dandim Atam Ikut Survei Sumber Air |
![]() |
---|
Aceh Percepat Perluas Areal Tanam Hingga Sistem Pompanisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.