Pertanian

Digempur Perluasan Kebun dan Kafe, Hamparan Sawah di Aceh Tamiang Menyusut 1.141 Ha

Plt Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Yunus mengungkapkan lahan sawah di daerahnya saat ini tersisa 8.159 ha. Bil

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Dok Distanbunak
Plt Kadistanbunak Aceh Tamiang, Yunus (tengah) saat meninjau sumber air untuk dialirkan ke sawah, beberapa waktu lalu. 

Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Hamparan sawah di Aceh Tamiang menyusut signifikan dalam empat tahun terakhir. 

Penyusutan ini otomatis berdampak terhadap volume produksi padi yang menjadi perhatian utama pemerintah pusat dalam mencukupi pangan.

Plt Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Yunus mengungkapkan lahan sawah di daerahnya saat ini tersisa 8.159 ha. Bila dibandingkan empat tahun lalu, luas hamparan ini menyusut seluas 1.141 ha.

“Tahuhn 2020 sawah kita seluas 9.300 hektare, kini tinggal 8.159 hektare, artinya ada 1.141 hektare yang hilang,” kata Yunus, Senin (26/8/2024).

Dari analisis pihaknya, penyusutan ini disebabkan beberapa faktor. 

Baca juga: Ide Masak Simpel Hari Ini, Resep Ayam Kuluyuk Krispi, Gurih Asam Pedas Bikin Nagih

Namun yang paling dominan peralihan fungsi menjadi perkebunan, kafe dan rumah. 

“Kalau rumah sebenarnya tidak terlalu signifikan, yang paling banyak itu dialihkan menjadi kebun dan kafe,” kata Yunus.

Dalam analisis itu terungkap pula kalau alih fungsi ini bukan tanpa sebab. Sebagian warga sudah menganggap sektor persawahan sudah tidak menguntungkan, sehingga harus beralih ke sektor lain.

“Tentu muncul pertanyaan, mengapa warga kita alihkan sawahnya ke kebun atau kafe, ternyata mereka kesulitan air,” ungkapnya.

Yunus mengungkapkan persoalan ini sebenarnya sudah mereka coba atasi dengan melibatkan pemerintah pusat. 

Sejak tahun lalu, Distanbunak Aceh Tamiang sudah mengusulkan 167 unit pompa air untuk disambungkan ke areal persawahan. 

Sejauh ini pompa yang terpasang baru 79 unit, sehingga masih perlu upaya maksimal lagi untuk menghidupkan seluruh sawah di Aceh Tamiang.

“Keberadaan sumber air memang menjadi persoalan serius sawah kita, makanya kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membantu pompanisasi. Alhamdulillah tahun ini sudah terpasang 79 unit,” sebut Yunus. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved