Breaking News

Perang Gaza

Pakar Militer: Hamas Masih Kuat dan Lebih Militan di Wilayah yang 'Dibersihkan' Israel di Gaza Utara

Namun meskipun pasukan Israel kini telah menginvasi Rafah, pertempuran terjadi di Jabaliya, kota terpadat kedua di Gaza utara , yang bulan lalu digamb

Editor: Ansari Hasyim
MOHAMMED SABRE/AFP
Pejuang Palestina dari Brigade Ezzeddine al-Qassam, sayap militer kelompok Islam Hamas, membawa bom (kanan) saat mereka berjalan bersenjata di sepanjang jalan di Beit Hanun di Jalur Gaza utara. Video yang memperlihatkan komandan Brigade Al-Qassam tengah berjalan dibocorkan media Israel. Padahal Zionis mengklaim sudah buat cacat. 

Keputusan ini kini menunggu persetujuan parlemen Slovenia dalam beberapa hari mendatang.

Pengakuan tersebut merupakan bagian dari upaya internasional yang lebih luas untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangan militer yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza.

Perdana Menteri Golob menekankan perlunya penghentian segera agresi Israel di Gaza.

“Ini adalah pesan perdamaian,” kata Golob. Saat pengumuman tersebut, bendera Palestina dikibarkan bersama bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedung pemerintah di pusat kota Ljubljana.

Dengan keputusan Slovenia, sembilan dari 27 negara anggota Uni Eropa kini telah resmi mengakui Palestina. Ini termasuk Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria.

Malta telah mengindikasikan bahwa mereka mungkin akan segera melakukan tindakan serupa.

Inggris dan Australia telah menyatakan bahwa mereka juga mempertimbangkan pengakuan tersebut, meskipun Perancis telah menyatakan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat.

Patut dicatat bahwa parlemen Inggris memberikan suara mendukung pengakuan negara Palestina pada tahun 2014, namun pemerintah berikutnya belum mengambil tindakan atas keputusan ini.

Mesir Murka Perbatasan Rafah Direbut Israel, Suplai Bantuan ke Palestina Terhambat

Perbatasan Rafah yang penting untuk pengiriman bantuan ke Gaza dari Mesir tidak dapat beroperasi lagi kecuali Israel melepaskan kendali dan menyerahkannya kembali kepada warga Palestina di sisi Gaza, kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada hari Senin.

Bulan lalu, Israel merebut seluruh perbatasan Gaza dengan Mesir termasuk persimpangan selama serangannya terhadap kota Rafah di selatan.

Penyeberangan ini juga merupakan satu-satunya jalur penghubung ke dunia luar bagi 2,3 juta penduduk di wilayah yang dikepung Israel.

“Sulit bagi penyeberangan Rafah untuk terus beroperasi tanpa pemerintahan Palestina,” kata Shoukry pada konferensi pers dengan timpalannya dari Spanyol di Madrid.

Shoukry mengatakan perjanjian perdamaian Mesir-Israel tahun 1979 tetap menjadi “dasar yang kokoh bagi keamanan dan stabilitas di kawasan dan setiap orang harus mempertimbangkan dan mengambil tindakan secara bertanggung jawab untuk melestarikan perjanjian penting ini”.

Komentarnya muncul ketika berita tentang pertemuan delegasi Israel dengan pejabat Mesir dan AS di Kairo pada hari Minggu, di mana perwakilan pemerintah Mesir menegaskan kembali penolakan Mesir atas kendali Israel atas Rafah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved