Info Haji

Jamaah Haji Terima Dana Wakaf Baitul Asyi Rp 6.424.000/Orang

Sebanyak 393 jamaah calon haji (JCH) asal Aceh kelompok terbang (Kloter) 12 asal Provinsi Aceh menerima dana Baitul Asyi 

Editor: mufti
IST
Sebanyak 393 jamaah calon haji (JCH) asal Aceh kelompok terbang (Kloter) 12 asal Provinsi Aceh menerima dana Baitul Asyi  

Untuk sementara nilainya Rp 1.500 riyal. Jika ada perubahan nanti akan disesuaikan dengan jumlah jamaah serta anggaran yang disiapkan oleh nazir wakaf Baitul Asyi. Sulaiman Muhammad Hasan Al-Majister, Delegasi Gubernur Aceh

SERAMBINEWS.COM, MAKKAH – Sebanyak 393 jamaah calon haji (JCH) asal Aceh kelompok terbang (Kloter) 12 asal Provinsi Aceh menerima dana Baitul Asyi  atau wakaf Habib bin Bugak (Bujak) Asyi pada Selasa (11/6/2024) di Lantai P, Luluat Al Mashaer Hotel, Makkah Almukaramah. Masing-masing jamaah menerima 1.500 riyal atau setara Rp 6.424.571.

Wartawan Serambi Indonesia/Tribun Network Khalidin Umar Barat selaku petugas Media Center Haji (MCH) 2024 dari Arab Saudi, melaporkan,  selain para jamaah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2024 nonkloter, KSA, dan Tenaga Musiman juga turut mendapatkan dana wakaf Baitul Asyi.

Jamaah kloter 12 sekaligus yang terakhir merupakan gabungan dari lima kabupaten/kota yaitu Kota Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat  Daya, dan Simeulue. Kloter terakhir jamaah calon haji Aceh tiba di Makkah Almukaramah pada Senin (10/6/2024). Total jamaah termasuk petugas kloter Aceh sebanyak 4.850 orang.

Adapun besaran dana yang diterima masing-masing 1.500 riyal atau setara Rp 6.424.571 jika dikonversi dengan uang rupiah sesuai nilai tukar riyal ke rupiah.  “Untuk sementara nilainya Rp 1.500 riyal. Jika ada perubahan nanti akan disesuaikan dengan jumlah jamaah serta anggaran yang disiapkan oleh nazir wakaf Baitul Asyi,” terang Sulaiman Muhammad Hasan Al-Majister, Delegasi Gubernur Aceh dan penerjemah yang dikonfirmasi wartawan. Nazir Wakaf Habib Bugak Baitul Asyi adalah Dr Abdul Latief Balto dan Dr Abdurrahman Al Arsyi.

Sementara mekanisme pembagian dana wakaf ini melalui dua meja. Satu meja untuk nomor urut 1-200, sedangkan meja kedua untuk nomor urut 201-393, sesuai dengan jumlah jamaah haji per kloter sebanyak 393 orang. Para jamaah wajib memperlihatkan kartu yang dibagikan di Asrama Haji Embarkasi Aceh untuk mengambil uang itu. Selain itu, pengambilan dana wakaf tidak boleh diwakili pihak manapun, terkecuali sang jamaah dalam keadaan sakit.

Bangga jadi orang Aceh

Habibuddin, salah seorang jamaah asal Kota Subulussalam Aceh kepada Serambi mengaku bangga menjadi orang Aceh. Menurut Habibuddin, dana wakaf  Habib Bugak menjadi salah satu keistimewaan bagi rakyat Aceh saat musim haji. “Luar biasa menjadi orang Aceh, karena hanya orang Aceh yang mendapat dana wakaf saat musim haji, ini adalah keistimewaan bagi kami,” kata Habibuddin.

Di sisi lain, Habibuddin mengapresiasi betapa hebatnya para petugas haji dalam melayani jamaah mulai dari tanah air hingga di Arab Saudi. Menurut Habibuddin, pelayanan yang diberikan petugas sangat dirasakan jamaah tanpa membedakan orang.

Hal senada disampaikan Drs Salmaza MAP, Wakil Wali Kota Subulussalam periode 2019-2024 yang turut menjadi jamaah haji tahun 2024 bersama sang istri. Salmaza mengakui betapa luar biasa pelayanan yang diberikan petugas haji. Salmaza menjelaskan mereka dilayani mulai dari daerah asal sebaik mungkin.

Pelayanan juga berlangsung di asrama haji hingga diantar ke pintu pesawat secara baik. Bahkan, kata Salmaza, pelayanan yang diberikan tak ubahnya di hotel berbintang. Sesampai di tanah suci juga jamaah dilayani para petugas dengan penuh ikhlas dan maksimal. Para jamaah lansia dan risti dibantu dengan berbagai sarana seperti kursi roda hingga digendong.(*)

Klinik Kesehatan Rawat 60 Jamaah Setiap Hari

Jelang puncak haji, tim medis Instalasi Gawat Darurat (IGD) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah makin sibuk.  Setiap hari kedatangan 50 hingga 60 jamaah haji yang membutuhkan perawatan medis. Umumnya jamaah berusia di atas 60 tahun. Keluhannya batuk, demam, sesak napas dan jantung.

Dokter Kelly Kusdiwi Yanto, Sp.JP,  salah satu dokter spesialis yang bertugas pagi hingga malam hari di sana menjelaskan bahwa jamaah yang datang ke IGD akan diassesment terlebih dahulu untuk mendiagnosa penyakitnya sebelum dilakukan tindakan.

"Biasanya kami melakukan observasi terlebih dahulu. Jika butuh rawat lanjutan, kami rekomendasi rawat inap dan dipantau dua sampai tiga hari. Jika butuh tindakan lebih serius lagi, kami rujuk ke Rumah Sakit (RS) Arab Saudi " jelas Kelly.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved