Berita Aceh Jaya

Uniknya Acara Adat Peumeunap dan Seumeuleung Sultan Kesultanan Daya di Aceh Jaya

Kegiatan yang berlangsung meriah ini digelar di Astaka Diraja Kompleks Makam Sultan Alaiddin Riayatsyah atau lebih dikenal dengan Poe Teumeurehom.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/TEUKU RAJA MAULANA
Dayang-dayang menyuap atau menyulang raja dalam prosesi adat seumeuleung di Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Rabu (19/6/2024). 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurhalimah mahasiswa UIN Ar-Raniry pada tahun 2013 menunjukkan, pada saat Sultan Alaidin Riayat Syah mangkat, Sultan Badrul Munir melaksanakan kembali upacara Seumuleung pada tahun 1711-1735.

Upacara ini diawali dari pengukuhan raja di Balai Astaka Diraja dan berakhir di Kompleks Makam Po Teumeureuhom Daya.

Prosesi seumuleung memiliki makna bagi masyarakat. Seumuleung dimaknai dengan berbagai kepentingan, seperti mendapat nasi yapan, yang diyakini akan mendatang berkah bagi siapa saja yang memakannya.

Selain itu ada pula yang bertujuan menziarahi Makam Meureuhom Daya dan melepaskan nazar atau sekedar membasuh muka dengan menggunakan air dari guci besar di komplek makam.

Di luar dari kepentingan itu, hampir semua penggunjung menggunakan kesempatan berkunjung ke Kompleks Makam Meureuhom Daya untuk berekreasi.

Istilah Peumeunap dan Seumeuleung Raja

Peumeunap adalah bahasa Aceh yang berasal dari kata peunap, artinya menunggu.

Jadi, peumeunap adalah menunggu raja makan.

Sedangkan seumeulueng berasal dari kata suleueng atau suap yang artinya menyuapi.

Prosesi acara peumeunap dan seumeuleung ini diawali dengan masuknya raja ke Astaka Diraja sembari menyapa raja-raja dari berbagai wilayah kekuasaannya.

Raja lantas duduk di atas tilam kapas bersulam emas.

Dayang yang berada di depan raja kemudian membasuh tangan raja.

Lantas, dayang membuka hidangan dan mempersilakan raja untuk makan.

Tapi raja diam saja. Beliau mengabaikan atau peunap, dalam artian menunggu disuapi oleh dayang.

Prosesi dilanjutkan dengan dayang yang kemudian menyuapkan nasi ke mulut raja. Hal itu disebut seumeuleueng.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved