Konflik Palestina vs Israel
Ribuan Pejuang Proksi Iran Siap Gabung dengan Hizbullah untuk Perang Melawan Israel, Situasi Memanas
Situasi di utara memburuk bulan ini setelah serangan udara Israel menewaskan seorang komandan militer senior Hizbullah di Lebanon Selatan.
Kelompok-kelompok dari apa yang disebut “poros perlawanan” mengatakan mereka menggunakan strategi “kesatuan arena”, dan mereka hanya akan berhenti berperang ketika Israel mengakhiri serangannya di Gaza.
“Kami akan bertempur bahu membahu dengan Hizbullah” jika perang total pecah, kata seorang pejabat dari kelompok yang didukung Iran di Irak kepada The Associated Press di Baghdad.
Namun demikian, dia menolak memberikan rinciannya lebih lanjut. Pejabat itu, bersama dengan pejabat lainnya dari Irak, menyampaikan beberapa penasihat dari Irak saat ini sudah berada di Lebanon.
Seorang pejabat dari kelompok Lebanon yang didukung Iran juga mengatakan, pejuang dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak, Fatimiyoun Afghanistan, Zeinabiyoun Pakistan, dan kelompok pemberontak yang didukung Iran di Yaman, Houthi, bisa datang ke Lebanon untuk mengambil bagian dalam perang tersebut.
Qassim Qassir, seorang ahli tentang Hizbullah, setuju bahwa pertempuran saat ini sebagian besar didasarkan pada teknologi tinggi seperti penembakan misil dan tidak memerlukan banyak pejuang.
Namun, ia menyebut, jika perang pecah dan berlangsung lama, Hizbullah mungkin memerlukan dukungan dari luar Lebanon.
“Mengisyaratkan hal ini bisa jadi pesan bahwa ini adalah kartu yang bisa digunakan,” kata Qassir.
Israel juga menyadari kemungkinan masuknya pejuang asing. Eran Etzion, mantan kepala perencanaan kebijakan untuk Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan dalam sebuah diskusi panel bahwa ia melihat terjadi “kemungkinan tinggi” dari “perang multi-front.”
Baca juga: VIDEO Hizbullah Bisa Buat Israel Tak Layak Huni dalam 72 Jam, Listrik Zionis Jadi Sasaran
Dia mengatakan, bisa ada intervensi Houthi dan milisi Irak dan “aliran besar jihadis dari tempat-tempat termasuk Afghanistan, Pakistan" ke Lebanon dan ke daerah-daerah Suriah yang berbatasan dengan Israel.
Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi minggu ini, bahwa sejak Hizbullah memulai serangannya ke Israel pada 8 Oktober, kelompok itu telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, misil anti-tank, dan drone ke arah Israel.
“Agresi Hizbullah yang meningkat membawa kita ke ambang eskalasi yang lebih luas, yang bisa memiliki konsekuensi menghancurkan bagi Lebanon dan seluruh wilayah,” kata Hagari. “Israel akan terus berperang melawan poros kejahatan Iran di semua lini.”
Pejabat Hizbullah mengatakan mereka tidak menginginkan perang total dengan Israel tetapi jika itu terjadi mereka siap.
“Kami telah mengambil keputusan bahwa setiap eskalasi, betapa pun terbatasnya, akan dihadapi dengan tindakan balasan, dan pasti akan menimbulkan kerugian besar bagi Israel,” kata wakil pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, dalam sebuah pidato minggu ini.
Konflik besar terakhir antara Israel dan Hizbullah terjadi pada musim panas 2006, ketika keduanya bertempur dalam perang 34 hari yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Lebanon dan 140 orang di Israel.
Trump Sesumbar Akhiri Perang Gaza dalam Dua Pekan di Tengah Serangan Israel yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Kehancuran Rumah Sakit Nasser Gaza usai Serangan Ganda Israel, 22 Orang Tewas Termasuk 5 Jurnalis |
![]() |
---|
Trump Siapkan Rencana Gaza Pasca-perang, Warga Palestina Khawatir Jadi Korban Relokasi Paksa |
![]() |
---|
Enam Orang Tewas dan Puluhan Terluka Akibat Serangan Israel ke Ibu Kota Yaman, Houthi Janji Balas |
![]() |
---|
Israel Serang Ibu Kota Yaman dengan Bom Cluster, Menargetkan Infrastruktur Sipil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.