Kisah Inspiratif

Kisah Haji Nasir, Pengusaha Aceh di Malaysia Menjalankan Amanah Abu Tumin

Haji Nasir adalah alumnus Angkatan tahun 1978 Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

|
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M. NUR
Haji Nasir (kiri) bersama istrinya, Aisyah (kanan), mendampingi putra mereka Mohd. Amirul Aizad dan istrinya, Fatin Nabila, pada acara “Majlis Menyambut Menantu” atau tueng darabaro, di kediaman mereka, Jalan Permata Biru, Taman Selayang Permata, Batu Cave Selangor, Sabtu (29/6/2024). 

SERAMBINEWS.COM – Kisah hidup Haji Nasir patut menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi muda.

Selain tentang kisah suksesnya di perantauan, sosok Haji Nasir, pria kelahiran Jeunieb, Kabupaten Bireuen ini juga patut menjadi teladan dalam hal pengabdian.

Sekedar informasi, Haji Nasir adalah alumnus Angkatan tahun 1978 Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

Dayah ini dipimpin oleh ulama kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Amin bin Mahmud Syah atau lebih dikenal dengan nama Abu Tumin Blang Bladeh.

Sang Pelita Ilmu masyarakat Aceh ini meninggal dunia pada usia 95 tahun, di RSUD dr Fauziah, Bireuen, pada Selasa (27/9/2022) sore pukul 15.45 WIB.

Baca juga: ABU TUMIN Sang Ulama Ahli Fiqh Menghadap Ilahi, Aceh Berduka

Baca juga: Warga Aceh di Malaysia Gelar Shalat Ghaib untuk Abu Tumin di Meunasah Al-Asyi

Abu Tumin memang telah kembali kepada Sang Pencipta, tapi nasihat-nasihatnya masih sangat membekas bagi generasi Aceh, terutama para murid-muridnya.

Haji Nasir, pengusaha Aceh di Malaysia ini adalah salah satu contohnya.

Selain harta dan masa, Haji Nasir juga menjodohkan seorang putranya dengan putri Aceh, demi menjaga amanah gurunya, Abu Tumin.

Kisah tentang amanah Abu Tumin ini diceritakan oleh Haji Nasir kepada Serambinews.com di sela-sela acara “Majlis Menyambut Menantu” atau preh darabaro putra ketiganya, Mohd Amirul Aizad SH, di kediaman Haji Nasir, Jalan Permata Biru, Taman Selayang Permata, Batu Cave Selangor, Sabtu (29/6/2024).

Acara Majlis Menyambut Menantu Amirul dan Fatin ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Aceh di Malaysia.

Antara lain, Ketua Persatuan Melayu Berketurunan Aceh Malaysia (Permebam) Datuk Mansyur bin Usman, Penasihat Persatuan Komuniti Melayu Aceh Klang, Haji Mansur bin Kasim, Tgk Husni Harun, Tgk Sulaiman Ujong Rimba, owner Dayah Living dan Dayah Kupi, Haji Syahrul, ower Cafe MASA Chowkit Haji Saleh, Ustaz Aiyub, Bang Azhar, Jafar Insya Reubee, yang hampir seluruhnya datang bersama istri dan keluarga mereka, serta sejumlah tokoh lainnya.  

Nyoe lon jalankan amanah Abu Tu. Geulakee le Abu, tapuwoe aneuk saboh keunoe u Aceh. (Ini saya menjalankan Amanah Abu Tumin. Beliau meminta agar saya membawa pulang/mengawinkan satu anak di Aceh),” ungkap Haji Nasir.

Baca juga: Kisah Pencipta Sepeda Terpanjang di Dunia yang Mencapai 55 Meter

Jadilah, Haji Nasir membawa pulang Amirul ke Aceh dan mencarikan jodoh untuknya.

Tentunya banyak kisah sedih dan lika-liku, terutama bagi Amirul, sebelum di tiba di hari Bahagia, mengucapkan akad nikah untuk mempersunting Fatin Nabila Amd.Ro, gadis asal Bireuen.

Akad Nikah mempelai ini berlangsung di Masjid Agung Sulthan Jeumpa, Gampong Meunasah Capa, Bireuen, pada Sabtu 20 April 2024.

Sementara resepsi pernikahan atau preh linto baro berlangsung di Hotel Fajar Bireuen pada, Minggu 21 April 2024.

Setelah akad nikah Amirul dan Fatin di Gampong Meunasah Capa, Haji Nasir menyempatkan diri untuk berziarah ke makam gurunya, Abu Tumin, di Blangblahdeh, Bireuen.

“Saya sampaikan kepada Abu, bahwa saya sudah melaksanakan salah satu amanah beliau untuk menikahkan putra saya dengan putri Aceh,” ungkap Haji Nasir.

Baca juga: Kisah Reka, Alumnus UMMAH Bireuen Jadi Perawat di Jepang, Bahas Tips hingga Besaran Gaji

Beristrikan Putri Kelantan

Haji Nasir mulai merantau ke Malaysia pada tahun 1979.

Sebelumnya, beliau sempat pergi ke Mekkah pada tahun 1976, dan kemudian merantau ke Malaysia.
Pada tahun 1987, ia mempersunting Aisyah, gadis asal Kelantan.

“Itulah jodoh ya, di seberang laut boleh jumpa. Tak tahulah bagaimana jumpa dulu. Kala itu, Haji daripada balik Mekkah, tinggal di rumah ayah angkatnya di Selayang, dekat rumah makcik saya,” ungkap Aisyah, istri Haji Nasir kepada Serambinews.com, di Selayang, Selangor, Sabtu (29/6/2024).

Pasangan ini dikarunia empat anak. Dua orang telah menikah dengan warga tempatan atau warga negara Malaysia.

Putra ketiga mereka, Amirul, menjalankan amanah dari Abu Tumin, untuk menikah dengan gadis Aceh yang berkewarganegaraan Indonesia.

Haji Nasir mengatakan, istrinya juga setuju saat dirinya menyampaikan amanah Abu Tumin ini.

Sebabnya, istri dan anak-anaknya juga sangat menghormati Abu Tumin, dan hubungan mereka sangat dekat.

Karena Abu Tumin, selalu menginap di rumah mereka jika berkunjung ke Malaysia.

“Setiap kali Abu ke Malaysia pasti ke tempat saya. Rumah lama saya ada di Taman Melawati, Selangor. Ini rumah baru kami di Taman Selayang Permata,” ujar Haji Nasir.

“Rumah ini kami beli juga karena menjalankan amanah Abu Tu. Alhamdulillah karena ada rezeki juga, rumah ini kami beli,” ungkap Haji Nasir.

Baca juga: Kisah Haru, Capaska Asal Aceh Selatan, Ayah Meninggal Saat Dirinya Ikut Seleksi Paskibraka Nasional

Ia berkisah, di rumah ini dirinya menyediakan dua kamar khusus untuk Abu Tumin.

Satu di lantai 2 yang berukuran besar, dan satu lagi di lantai 1.

Ureung syik lon, Abu Tumin, lheuh menjalani pengobatan di rumoh saket, beliau geuistirahat di sinoe (orang tua saya, Abu Tumin, saat beliau berobat ke Malaysia beliau menjalani masa pemulihan di rumah kami),” ujarnya.

Setelah kondisinya benar-benar membaik, Abu Tumin baru kembali ke Aceh.

Saat geuwoe u Aceh Abu memang ka beutoi beutoi sihat. Watee troh u Aceh dan kemudian ka saket lom, Abu geuamanah bak ureung nyoe, nyoe lon taba lom u Malaysia. Tapi hana sempat geujak le, Abu ka geuwoe bak Allah,” pungkas Haji Nasir.

Begitulah sekelumit kisah hidup Haji Nasir, pengusaha asal Jeunib di Malaysia yang senantiasa menjaga amanah guru dan orang tuanya, menjadikannya sebagai salah satu panduan dalam menjalani hidup di perantauan.

Kesuksesan hidup yang telah digapai, tidak membuat Haji Nasir lupa akan asal usulnya, orang tua, guru, dan para sahabatnya.(*)

 

Baca juga: Fakta Memalukan Timnas Italia Usai Tersingkir dari Euro 2024, Pelatih Ungkap Hambatannya

Baca juga: Kronologi Nizar Bunuh Kekasih dan Banyinya di Sidoarjo, Pelaku Tak Mau Akui Bayi Hasil Hubungannya

Baca juga: Momentum Hari Keluarga Nasional: Menko PMK Optimistis Angka Stunting Di Bawah 20 Persen

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved