Konflik Palestina vs Israel
Amarah Massa Meledak usai Turunkan Batas Usia Wajib Militer Israel, Huru-hara di Mana-mana
Amarah massa meledak usai Pengadilan Tinggi keluarkan putusan menurunkan batas usia wajib militer Israel dari 26 menjadi 21 tahun, huru-hara terjadi.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
Dia juga diselamatkan oleh polisi, namun kemudian dikatakan bahwa mobilnya hancur.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengunjuk rasa juga melemparkan benda-benda ke arah petugas dan membakar tempat sampah.
Menurut polisi, beberapa petugas terluka, termasuk seorang polisi wanita yang kepalanya terkena lemparan benda dan kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Polisi menembakkan meriam air untuk melawan demonstran dan membubarkan massa, petugas terlihat mendorong pengunjuk rasa.
Setelah malam tiba, massa bergerak menuju pusat Yerusalem karena kekerasan semakin meningkat.
Polisi mengerahkan meriam air Skunk berisi air berbau busuk dan mengerahkan petugas untuk membubarkan massa.
Dua orang ditangkap karena dicurigai menyerang petugas dan tiga orang ditangkap karena melempar batu dan benda.
Diketahui sebelumnya, pada rapat umum utama di Shabbat Square, pimpinan Yeshiva Porat Yosef Sephardi terkemuka di Yerusalem mengecam anggota parlemen ultra-Ortodoks.
Hal ini karena memberikan suara mendukung RUU tersebut.
"Orang-orang bodoh ini ingin berkompromi? Kami bukan tuan tanah Taurat," kata Rabbi Moshe Tzedaka.
"Sama seperti seorang pelayan yang tidak berkompromi dengan tuan tanah, kami juga tidak akan berkompromi dengan Taurat," sambungnya.
Baca juga: Sudah Juli, CPNS 2024 Segera Dibuka! Ini Syarat, Dokumen yang Dibutuhkan hingga Contoh Soal SKD
Banyak orang Yahudi ultra-Ortodoks meyakini, wajib militer tidak sesuai dengan cara hidup mereka dan takut yang mendaftar akan disekulerkan.
Aksi protes tersebut, salah satu dari banyak aksi protes dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini muncul sebagai respons terhadap putusan penting Pengadilan Tinggi minggu lalu yang memerintahkan militer untuk mulai merekrut pria ultra-Ortodoks dan menghentikan pendanaan untuk yeshiva yang tidak mematuhi perintah tersebut.
Putusan Pengadilan Tinggi ini berarti bahwa setelah puluhan tahun kontroversi dan perselisihan politik dan sosial mengenai masalah ini, kini ada kewajiban hukum bagi pemuda Haredi untuk bergabung dengan sebagian besar rekan-rekan mereka di Israel dan bertugas di militer.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.