Konflik Palestina vs Israel

Demo Besar-besaran Serang Mobil Menteri Sampai Hancur, Warga Israel Tolak Wajib Militer Bagi Siswa

Demonstrasi besar-besaran tengah melanda Israel akibat kebijakan wajib militer bagi siswa. Mobil salah satu menteri bahkan diserang sampai hancur.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
Chaim Goldberg/Flash90 via Times of Israel
Demonstrasi besar-besaran tengah melanda Israel akibat kebijakan wajib militer bagi siswa. Mobil salah satu menteri bahkan sampai dibakar. 

Kemudian dalam kasus lain, seorang pengunjuk rasa lain di Yerusalem terekam ditangkap secara paksa oleh sekelompok polisi.

Salah satu polisi menjepitkan demonstran ke kap mobil dan sesaat mencekik lehernya, sementara pengunjuk rasa di sekitarnya berteriak agar tidak mencekiknya.

Meskipun pengunjuk rasa di Yerusalem mempunyai kebiasaan memblokir jalan setelah pidato selesai, pada Sabtu malam terjadi upaya pembangkangan sipil sejak awal.

Para pengunjuk rasa meneriakkan “Hentikan perang” hingga menabuh genderang sambil menyumbat persimpangan Lapangan Paris.

Polisi segera mengusir para pengunjuk rasa dari jalan, dan segera mendirikan barikade untuk mencegah mereka kembali ke persimpangan.

Bentrokan juga meletus di Tel Aviv, di mana unjuk rasa yang difokuskan pada penderitaan para sandera.

Aksi tersebut diikuti oleh protes berapi-api yang dipimpin oleh keluarga tawanan di luar markas besar federasi buruh Histadrut yang kuat.

Anggota parlemen dari Partai Buruh, Naama Lazimi, terekam sedang didorong dan ditangkap oleh petugas polisi, meskipun dia mendapat kekebalan parlemen sebagai anggota Knesset.

Ia mengatakan kepada media bahwa polisi menyerangnya dan menarik rambutnya saat ia berusaha membantu pengunjuk rasa lainnya.

Para pengunjuk rasa menyalakan api di luar kantor dan mendesak ketua serikat pekerja, Arnon Bar-David, untuk menyerukan pemogokan umum dan menutup perekonomian Israel.

Hal ini guna menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan dengan kelompok pejuang Islam Hamas untuk membebaskan 120 sandera yang sedang ditawan di Gaza.

Ketika Lazimi melangkah di antara sekelompok keluarga sandera yang berunjuk rasa dan polisi, kelompok terakhir menyeretnya.

Politisi itu kemudian mencuit bahwa kekerasan terhadap anggota keluarga sandera dan aktivis yang menuntut pengembalian sandera telah menjadi kebiasaan.

"Ini polisi pemerintah, bukan polisi publik, tetapi mereka tidak akan membuat saya atau kami takut. Polisi akan dipulihkan dan dibangun kembali," lanjutnya.

Sementara di sisi lain, Kepolisian Israel mengklaim, Lazimi berusaha mencegah polisi menyita telepon seorang pengunjuk rasa yang ditangkap karena menyalakan api di jalan.

"Bertentangan dengan klaimnya tentang dugaan disakiti oleh petugas polisi, dan untuk mencegah penyesatan publik dan pencemaran nama baik polisi, kami mengklarifikasi bahwa dalam praktiknya, anggota Knesset tersebut menggunakan kekebalannya untuk mengganggu petugas yang sedang melakukan tugasnya," kata kepolisian.

"Kami menyesalkan bahwa seorang pejabat publik berperilaku provokatif," pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved