Jurnalisme Warga
Hikayat Aceh Malah Bukan Berbahasa Aceh
Sebelum nama Hikayat Aceh diperkenalkan RRI Banda Aceh, masyarakat di kampung saya hanya menyebut acara sejenis itu “kheun iekayat”
2) silsilah Iskandar Muda, baik dari sebelah ayah maupun dari sebelah ibunya; dan
3) pemerintahan kakek-kakek Iskandar Muda hingga sampai Sultan Alaiddin Ri’ayat Syah Saidil Mukammil, yakni kakek sebelah ibunya. Pada masa inilah bayi Iskandar Muda lahir.
Sungguh amat disayangkan, sebagian besar isi naskah lama (manuskrip) Hikayat Aceh itu telah hilang entah ke mana. Jika tidak, tentu kita akan menikmati kisah cukup panjang mengenai pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang amat mengagumkan, sekaligus membanggakan bagi rakyat Indonesia umumnya dan warga Aceh khususnya itu.
Dalam prediksi kita, bagian Hikayat Aceh yang telah pupus sebagai berikut:
1) mengenai Sultan Muda (paman Iskandar Muda) yang memerintah sebelum Sultan Iskandar Muda;
2) ketidakcocokan Sultan Muda dengan Iskandar Muda yang menyebabkan ia berpihak kepada paman lainnya (Husain Syah) di Pidie;
3) tentang penangkapan Iskandar Muda setelah Sultan Muda mengalahkan pasukan Pidie;
4) mengenai pendaratan orang-orang Portugis dan dengan itu Iskandar Muda dilepaskan dari penjara untuk menyerang musuhnya;
5) tentang kemenangan terhadap orang-orang Portugis;
6) mengenai mangkatnya Sultan Muda dan perebutan kekuasaan oleh Iskandar Muda sebelum Husain Syah tiba di ibu kota;
7) tentang keadaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda (tentu bagian inilah kisah yang terpanjang melebihi sisa manuskrip yang masih ada).
(Lihat: Seri Penerbitan Museum Aceh Nomor 17 berjudul “HIKAYAT ACEH” (Kisah Kepahlawanan Sultan Iskandarmuda), yang merupakan disertasi Teuku Iskandar di Universitas Leiden, Belanda, yang telah diterjemahkan oleh Aboe Bakar Bsf, 1986, halaman 20-22).
Berikut beberapa kutipan Hikayat Aceh itu:
1) Saat lahir
Maka tatkala Perkasa Alam jadi (lahir –TAS/T.A. Sakti) itu halilintarpun memelah dan kilatpun sabung-menyabung dan guruhpun terlalu ‘azamat dan bumipun bergerak selaku gempa.” (Halaman 126)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.