Salam
Aceh belum Bebas Praktik Prostitusi
Untuk itu, sekali lagi, kita berharap peran masyarakat dan orang tua harus lebih besar dan nyata dalam membimbing anak-anak mereka
KEGIATAN yang berbalut maksiat seperti prostitusi, judi, dan minuman keras belum hilang dari bumi Aceh. Ancaman cambuk yang diberlakukan bagi pelaku kemaksiatan tersebut sama seka-li tidak menciutkan nyalinya untuk menghentikan kegiatan yang dilarang agama tersebut.
Informasi yang paling anyar adalah masih adanya praktik pro-stitusi (open BO) yang ditemukan di Kota Banda Aceh. Kondisi ini tentu saja sangat mengejutkan banyak pihak, terutama para orang tua yang berada di kampung, tetapi memiliki anak gadis-nya yang hidup secara terpisah dengan mereka.
Sikap prihatin ini sebenarnya tidaklah berlebihan. Apalagi meng-ingat di era digital ini semua kegiatan bisa dilakukan dengan mu-dah, termasuk membangun komunikasi secara sembunyi-sembunyi sehingga hanya diketahui bagi mereka di lingkungan terbatas saja.
Kondisi yang seperti inilah salah satu yang menyebabkan praktik prostitusi bila dilakukan dengan mudah oleh siapa pun yang terlibat di dalamnya. Tampaknya hanya iman yang kuat dan rasa malu saja yang bisa menghentikan kegiatan prostitusi, se-buah profesi yang sangat tua di dunia ini.
Sebelumnya diberitakan, Satpol PP/WH Banda Aceh terus me-ngencarkan razia ke sejumlah titik yang selama ini diduga men-jadi tempat melakukan kemaksiatan. Plt Kasatpol PP/WH Banda Aceh, Muhammad Rizal mengakui ada sejumlah tempat yang di-jadikan sebagai lokasi mangkal para wanita malam.
“Kasus open BO (Booking Out) memang ada. Tapi sulit kita tangkap, jika tidak ada bukti. Namun kita sudah mengantongi tempat mangkal mereka, termasuk penginapannya,” kata Muhammad Rizal.
Rizal menyatakan selama ini pihaknya terus meningkatkan patroli malam hari dalam rangka penertiban umum dan mence-gah perbuatan maksiat yang kini sudah merajalela.
“Tempat-tempat yang diduga sebagai lokasi mereka sudah dalam pengawasan kita. Kita terus mengencarkan patroli untuk mencegah perbuatan yang melanggar syariat,” kata Rizal. Untuk itu, Rizal mengajak semua pihak, termasuk masyarakat mau be-kerja sama memberantas penyakit sosial yang kini sudah me-resahkan, baik kasus pelacuran, narkoba, maupun judi online.
Sebab, kata Rizal, yang lebih mengetahui kondisi daerah ter-sebut adalah masyarakat setempat.
“Personel kami terbatas, tidak bisa menjangkau semua. Ka-rena itu dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak,” tutupnya.
Selain itu, Satpol PP/WH Banda Aceh menginformasikan bahwa tiga waria yang ditangkap beberapa waktu lalu di kawasan tepi Kru-eng Aceh atau Jalan Cut Mutia Banda Aceh, pada Senin (1/7/2024) malam, sudah dipulangkan ke kampung asal, Aceh Tengah.
Muhammad Rizal mengatakan, ketiga waria tersebut dikirim de-ngan angkutan umum L300. Ketiga waria itu ditangkap dalam ope-rasi penertiban yang dilakukan pada Kamis (27/6/2024) dini hari.
Operasi itu sendiri, kata Rizal, adalah dalam rangka mengan-tisipasi pelanggaran syariat Islam dan menekan angka penular-an HIV/AIDS. Kawasan tepi Krueng Aceh diketahui sebagai sa-lah satu lokasi rawan pelanggaran syariat Islam di Banda Aceh.
Untuk itu, sekali lagi, kita berharap peran masyarakat dan orang tua harus lebih besar dan nyata dalam membimbing anak-anak mereka untuk tidak terjun ke dunia ini. Sebab, jika seka-li sudah melangkah, maka akan sangat sulit untuk menghenti-kannya. Nah?
POJOK
Lebih 800 perwira senior Israel mundur massal
Allahu Akbar, tanda-tanda kejatuhan Yahudi mulai kelihatan…
Terbukti lakukan tindakan asusila, Hasyim Asy’ari dipecat dari Ketua KPU
Biar lambat asal dipecat, hehehe…
Polres Bireuen bersama warga tutup jalan berlubang
Kalau lubang yang berjalan-jalan tugas WH yang menutupnya, kan?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.