Perang Gaza

Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata yang 'Dipreteli' Israel, yang Ingin Kendalikan Perbatasan Rafah

Kekhawatiran pemerintah adalah militan bersenjata akan menyusup ke wilayah tersebut dengan menyamar sebagai warga sipil setelah penduduk diizinkan kem

Editor: Ansari Hasyim
MOHAMMED SABRE/AFP
Pejuang Palestina dari Brigade Ezzeddine al-Qassam, sayap militer kelompok Islam Hamas, membawa bom (kanan) saat mereka berjalan bersenjata di sepanjang jalan di Beit Hanun di Jalur Gaza utara. Video yang memperlihatkan komandan Brigade Al-Qassam tengah berjalan dibocorkan media Israel. Padahal Zionis mengklaim sudah buat cacat. 

"Kami mungkin merasa lebih optimis dibandingkan sejak putaran pertama rilis pada akhir November," kata Jonathan Dekel-Chen, ayah sandera Amerika Sagui Dekel-Chen, kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan di luar lingkaran penghalang logam yang didirikan di sekitar Gedung Putih, menyusul protes gaduh selama pidato Netanyahu di hadapan anggota parlemen.

Harris pada hari Kamis mengutuk pembakaran bendera Amerika yang tercela dan tidak patriotik oleh para pengunjuk rasa, setelah upaya Partai Republik pimpinan Donald Trump untuk menggambarkan Partai Demokrat sebagai pro-Hamas.

Kesenjangan akhir

Meskipun Biden terus mengalirkan bantuan militer ke Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, hubungan dengan Netanyahu sangat tegang karena tindakan Israel selama perang dan kecurigaan bahwa ia mungkin menunda kesepakatan.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada hari Rabu bahwa negosiasi mengenai Perjanjian Gaza berada pada "tahap penutupan" dan Biden akan mencoba menutup beberapa "kesenjangan terakhir" dengan Netanyahu.

Dalam pidato primetime pada hari Rabu yang menjelaskan keputusannya untuk mundur dari pemilu, Biden mengatakan dia akan terus berupaya mengakhiri perang di Gaza.(*)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved