Berita Nasional
Ethiopia Kagumi Keberhasilan Program Moderasi Beragama di Indonesia
Lewat Moderasi Beragama, Indonesia dinilai berhasil menjaga persatuan bangsa di tengah keragaman agama dan keyakinan penduduknya.
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Agar terwujud hidup yang damai dan harmoni, konsensus bersama tersebut harus dijunjung tinggi dengan mengedepankan sikap saling memahami dan menghormati di antara pemeluk agama.
“Maka kuncinya adalah dialog, dialog, dan dialog. Dialog menjadi penting karena menempatkan posisi yang sama, bisa saling mendengar, memahami dan bertoleransi.
Esensi beragama adalah bagaimana untuk melindungi kemanusiaan, menebarkan toleransi dan kehidupan yang harmoni,” ujar Prof Suyitno.
Commisioner Ethiopian National Dialogue Commision (ENDC) Dr Ambaye Agato menyambut baik adanya dialog antarpemeluk agama yang melibatkan tokoh-tokoh dari dua negara ini.
Baca juga: Menag Yaqut Sebut Orang yang Anti Keberagaman Kurang Mendalami Agama
Menurutnya, Ethiopia juga memiliki masalah kompleks yang dipicu soal politik, agama, budaya maupun ekonomi. Untuk mewujudkan kehidupan di Ethiopia yang kian harmonis, dalam dua tahun terakhir ENDC aktif melakukan studi banding dan dialog ke berbagai negara seperti Eropa.
“Dialog ini menjadi penting karena kita bisa saling mengetahui seperti yang dilakukan Indonesia dan merumuskan penyelesaian konflik yang berbasis data dan riset.
Untuk itu seharusnya dialog harus menghadirkan solusi yang lebih nyata bagi keharmonisan kehidupan beragama, termasuk di Ethiopia,” terang dosen Departemen Sosiologi dan Antropologi Sosial Universitas Addis Ababa ini.
Abraham Dalu, President of Kuyera Adventist University juga menilai dunia saat ini berkembang sangat cepat dan kompleks. Agama diyakini bisa menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul.
"Kuncinya adalah pemahaman agama harus dilakukan secara kontekstual,” terangnya.
Hailetsion Abadi, peserta dialog dari EOTC Ethiopian ini menilai, praktik moderasi beragama di Indonesia menjadi pengetahuan baru dalam meningkatkan kehidupan harmonis di Ethiopia.
Meski minim terjadi, namun potensi konflik yang dipicu keagamaan bisa saja terjadi karena dipengaruhi faktor politik, ekonomi atau budaya. “Dialog seperti adalah yang baru pertama kali ada. Ini bagus agar kami bisa hidup lebih baik lagi,” ujarnya.
Dalam Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue juga disepakati perlunya kegiatan serupa dengan tuan rumah Indonesia.
Kehadirian delegasi Ethiopia ke Indonesia bertujuan untuk bisa lebih mendalami dan merasakan langsung kerukunan di Tanah Air lewat praktik moderasi beragama yang telah berjalan dengan sangat baik.
“Dialog ini sangat bersejarah dan berharga. Kita merencanakan kegiatan serupa akan digelar di Indonesia.
Tim Ethiopia akan menyiapkan delegasinya dan pemerintah melalui Kementerian Agama akan membantu menyiapkan agar kegiatan yang produktif ini bisa berjalan baik,” terang Dubes Al Busyra.
Kolaborasi Riset
Gedung Wakil Rakyat Dibakar, Ketua DPRD Sulsel Minta Dirikan Tenda Darurat Ketimbang Pindah |
![]() |
---|
Dari 2008 hingga 2025, Mengapa RUU Perampasan Aset Masih Jalan di Tempat? |
![]() |
---|
Motif 2 Bocah SMP Habisi Waria Pemilik Salon di Lampung, Dendam Kesumat karena Dibayar Murah |
![]() |
---|
TNI-Polri Siaga Usai Muncul Simbol ACAB Dipagar DPRD Kota Pasuruan, Terungkap Makna Dibaliknya |
![]() |
---|
Fakta Baru Kasus Penembakan Zetro Leonarni Purba Staf KBRI di Peru, CCTV Ungkap Kronologi Kejadian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.