Breaking News

Konflik Timur Tengah

Pejuang Islam Irak Serang Pangkalan Militer AS, Tujuh Tentara Terluka

Pejabat pertahanan AS mengatakan pasukan di pangkalan udara al-Asad masih menilai cedera dan kerusakan, dan tampaknya sebanyak tujuh tentara dan warga

Editor: Ansari Hasyim
tangkap layar ParsToday
Satu di antara Pangkalan Militer AS di Irak. Serangan terhadap infrastruktur AS di Irak mengalami eskalasi sejak Israel membombardir Gaza dengan dalih memberangus Hamas. 

Dalam beberapa minggu terakhir, milisi Irak yang didukung Iran telah kembali melancarkan serangan terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah setelah jeda beberapa bulan, menyusul serangan terhadap sebuah pangkalan di Yordania pada akhir Januari yang menewaskan tiga tentara Amerika dan memicu serangkaian serangan balasan AS.

Antara Oktober dan Januari, kelompok induk yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak telah secara rutin mengklaim serangan yang menurutnya merupakan balasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perang melawan Hamas di Gaza dan ditujukan untuk mengusir pasukan AS keluar dari wilayah tersebut.

AS mengatakan akan merespons sesuai pilihannya setelah serangan terhadap pasukan AS di Irak

AS sangat khawatir, terutama saat ini, dengan serangan terhadap pangkalan al-Assad di Irak.

Presiden Biden telah diberi pengarahan oleh tim keamanan nasionalnya mengenai serangan itu.

Menurut kantor pers Gedung Putih, presiden membahas langkah-langkah yang diambil AS untuk mempertahankan pasukannya dan menanggapi dengan cara yang dipilih dan sesuai tempatnya.

Hal ini terjadi tepat saat Pentagon juga merilis informasi bahwa, selama 24 jam terakhir, pasukan AS mendeteksi dan menghancurkan apa yang tampak seperti serangan Houthi yang dilakukan secara beruntun terhadap pasukan AS dan koalisi serta kapal-kapal niaga.

Termasuk di antaranya penghancuran lima pesawat nirawak di Teluk Aden dan Laut Merah oleh AS, serta sebuah kapal nirawak, dan sebuah rudal balistik antikapal di Laut Merah.

Semua ini, menurut AS, dilakukan oleh Houthi.

Sementara AS sangat khawatir tentang upaya meredakan situasi di kawasan tersebut, tampaknya yang terjadi justru sebaliknya.

Meski demikian, masih ada upaya diplomatik yang sedang berlangsung.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan rekan-rekannya di G7 pada hari Minggu dan mencoba memberikan tekanan diplomatik pada menit-menit terakhir untuk meminimalkan segala bentuk pembalasan yang mungkin datang dari Iran dan proksinya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved