Konflik Palestina vs Israel
Iran Bersiap-siap Lancarkan Serangan, Israel Dinilai Tak Tahu Apa-apa, IRGC: Tunggu Tanggal Mainnya
"Israel tidak tahu kapan, jam berapa, hari apa, atau minggu apa, dan bagaimana mereka akan menerima tanggapan atas pembunuhannya,” IRGC mengatakan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Iran Bersiap-siap Lancarkan Serangan, Israel Dinilai Tak Tahu Apa-apa, IRGC: Tunggu Tanggal Mainnya
SERAMBINEWS.COM - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) bersiap-siap untuk melancarkan serangan ke wilayah Israel.
IRGC menegaskan bahwa tidak ada keraguan bagi pihaknya untuk menyerang Israel dengan segala kekuatan yang dimilikinya, ditambah dengan kekuatan proksinya.
IRGC menyatakan, Israel akan menjadi pihak yang kalah dari serangannya, sebagai pembalasan atas pembunuhan pengecut terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr.
Juru Bicara IRGC, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini mengatakan bahwa Israel tidak tahu apa-apa soal rencana serangan yang bakal dilancarkan pihaknya.
"Zionis tidak tahu kapan, jam berapa, hari apa, atau minggu apa, dan bagaimana mereka akan menerima tanggapan atas pembunuhannya,” katanya, dilansir dari Al Mayadeen, Rabu (7/8/2024).

Baca juga: Jenderal Hossein Taeb Penasihat Panglima IRGC: Serangan Iran ke Israel Akan Mengejutkan
Naeini mengatakan, seluruh wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel telah berkobar dan bersiap untuk melakukan aksinya.
“Kaum Zionis tidak tahu apa yang menanti mereka. Dan mereka akan hidup dalam ketakutan terus-menerus,” ujarnya.
Panglima IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, menegaskan pada Senin bahwa Israel akan menerima tanggapan yang tegas dan akan menyadari kemudian bahwa mereka salah perhitungan.
"Mereka akan melihat kapan, di mana, dan bagaimana mereka akan menerima tanggapan," katanya.
Israel Diminta Lakukan Serangan Pendahuluan
Di tengah meningkatnya ketegangan kawasan, Israel diperintahkan untuk melakukan serangan pendahulauan terhadap Iran dan Hizbullah.
Serangan ‘memancing’ itu dilakukan karena Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tak kunjung melihat tanda-tanda adanya serangan besar yang dilakukan oleh kelompok itu.
Perwira senior IDF telah mengusulkan kepada Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri Israel untuk mendahului Hizbullah dan menyerang Lebanon.
"Peluang terjadinya eskalasi di garis depan utara meningkat. Akan lebih bijaksana untuk memimpin inisiatif tersebut," kata IDF, menurut laporan Channel 13, Senin (5/8/2024) malam.
Baca juga: Jika Perang dengan Israel Meletus, Pakistan Siap Bantu Suplai Rudal Balistik untuk Iran

IDF telah menyarankan kepada Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak menunggu serangan dari Hizbullah.
Namun Iseral harus memulai serangan pendahuluan.
"Kita harus melemahkan persepsi musuh bahwa kita sedang menunggu langkah mereka," kata IDF.
Situasi genting di Timur Tengah telah mencapai titik kritis yang mengerikan.
Sementara Netanyahu belum memutuskan rencana serangan pendahuluan yang diminta oleh perwira IDF itu.
AS Peringatkan Israel akan Ada Serangan Ganda dari Iran dan Hizbullah
Pejabat senior Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa intelijen AS menilai akan ada dua gelombang serangan oleh Hizbullah dan Iran.
Namun, siapa yang akan menyerang lebih dulu dan apa saja serangan yang akan dilakukan masih belum jelas.
Seorang pejabat senior Amerika mencatat bahwa tanggapan Iran dan Hizbullah masih "dalam proses perencanaan."
Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberi pengarahan pada Senin (5/8/2024) oleh tim keamanan nasional.
Keduanya diinfokan bahwa masih belum jelas kapan Iran dan Hizbullah akan melancarkan serangan terhadap Israel dan apa tepatnya serangan itu, menurut tiga pejabat senior Amerika.
Sumber pejabat AS mengatakan mereka sedang bersiap untuk menangkis serangan yang direncanakan dan memberikan tekanan diplomatik pada Iran dan Hizbullah.
Hal ini untuk meminimalkan tindakan pembalasan mereka atas pembunuhan komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel.

Menurut Gedung Putih, selama pertemuan itu, Biden dan Harris diberi tahu tentang beberapa tentara Amerika yang terluka parah akibat serangan roket yang dilakukan oleh milisi pro-Iran di Pangkalan Udara Ain al-Assad di Irak.
"Mereka membahas langkah-langkah yang kami ambil untuk melindungi pasukan kami dan menanggapi setiap serangan terhadap rakyat kami dengan cara dan tempat yang kami pilih," kata Gedung Putih.
Seorang pejabat senior mengatakan Pentagon memperkirakan akan ada serangan tambahan oleh milisi pro-Iran terhadap pasukan AS di kawasan itu dalam beberapa hari mendatang.
Mereka menekankan bahwa meningkatnya ketegangan di daerah itu membuat milisi merasa kurang terkekang oleh Iran dibandingkan beberapa bulan terakhir.
Gedung Putih menyatakan bahwa Biden dan Harris juga diberi informasi terbaru tentang upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mengurangi ketegangan regional dan mewujudkan perjanjian gencatan senjata serta pembebasan sandera di Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Senin, bahwa AS telah menyampaikan pesan kepada Iran bahwa pihaknya akan membela Israel jika diserang.
"Kami tidak menganggap serangan seperti itu tidak dapat dihindari, tetapi kami berusaha mencegahnya," kata Miller.
Selama pertemuan itu, Biden menginstruksikan timnya untuk bekerja sedekat mungkin dengan Israel dalam mengoordinasikan upaya pertahanan untuk mengantisipasi potensi serangan oleh Iran dan Hizbullah, menurut pejabat senior.
Komandan Komando Pusat AS Jenderal Michael Kurilla mengunjungi Israel pada Senin dan bertemu dengan Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk menyelesaikan rincian persiapan bersama.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
AS Akan Tolak dan Cabut Visa Presiden Palestina dan Pejabatnya, Dilarang Hadiri Sidang PBB |
![]() |
---|
Trump Sesumbar Akhiri Perang Gaza dalam Dua Pekan di Tengah Serangan Israel yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Kehancuran Rumah Sakit Nasser Gaza usai Serangan Ganda Israel, 22 Orang Tewas Termasuk 5 Jurnalis |
![]() |
---|
Trump Siapkan Rencana Gaza Pasca-perang, Warga Palestina Khawatir Jadi Korban Relokasi Paksa |
![]() |
---|
Enam Orang Tewas dan Puluhan Terluka Akibat Serangan Israel ke Ibu Kota Yaman, Houthi Janji Balas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.