Jurnalisme Warga
Mentradisikan Kebersihan Menjadi Gaya Hidup
Tak hanya di kedai kopi, sepanjang mata memandang dalam perjalanan menuju tempat saya bertugas, masih terlihat banyak sampah yang berserakan di berbag
FERI IRAWAN, S.Si., M.Pd., Kepala SMKN 1 Jeunieb, melaporkan dari Jeunieb, Kabupaten Bireuen
Sering kali kita melihat sampah yang berserakan di sekitar tempat-tempat publik. Inilah yang terjadi di salah satu kedai kopi di Bireuen yang saya tongkrongi, Sabtu (27/7/2024) sore. Sampah masih menjadi salah satu masalah. Betapa mudahnya penikmat kopi membuang tisu (selampai), pembungkus makanan, hingga puntung rokok secara sembarangan. Padahal, di dekat meja tersedia tempat sampah, di atas meja tersedia asbak rokok, hingga di dinding tertulis Jangan buang sampah sembarangan.
Tak hanya di kedai kopi, sepanjang mata memandang dalam perjalanan menuju tempat saya bertugas, masih terlihat banyak sampah yang berserakan di berbagai lokasi tempat masyarakat beraktivitas.
Masalah sampah memang sangat dilematis dari dulu hingga sekarang ini dan masih banyak warga yang tidak sadar tentang kebersihan. Sampah rumah tangga sengaja dibiarkan begitu saja dengan berbagai alasan yang terkesan mementingkan diri sendiri sehingga mereka melupakan tanggung jawab menjaga kebersihan menjadi bagian dari ibadah. Padahal, kebersihan lebih dari sekadar estetika yang ideal. Kebersihan merupakan cerminan seberapa maju masyarakatnya.
Memang aneh faktanya, tempat pembuangan sampah (TPS) sudah disediakan pemerintah, tetapi warga masih banyak yang tidak mau membuang sampat ke TPS. Mereka lebih memilih dengan mengendarai motor mencampakkan sampah dalam plastik asoi (keresek) di sembarang tempat.
Dalam era modern ini, masyarakat seharusnya memahami akan pentingnya kebersihan yang menjadi bagian urgen dari kehidupan. Kebersihan bukan sekadar kewajiban, melainkan harus menjadi suatu budaya dan dijunjung tinggi oleh setiap warga. Mengapa demikian? Karena, budaya bersih-bersih erat kaitannya dengan kegiatan agama. Islam bahkan mengeklaim: kebersihan itu sebagian daripada iman. Klaim ini menggambarkan bahwa kebersihan merupakan sesuatu yang dianggap penting dalam ajaran Islam.
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjaga kebersihan tidak hanya secara fisik, tetapi juga spiritual dan sosial, menjaga kebersihan bukan hanya sekadar sunah dan kewajiban.
Kebersihan bukan hanya bentuk ibadah yang dianjurkan, lebih dari itu adalah membangun sebuah peradaban. Islam sendiri adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah saw sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Islam dibangun atas sendi kebersihan dan Allah suka kebersihan.
Kebersihan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab setiap individu dan menerapkan kebersihan sebagai gaya hidup. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, bahkan ruang-ruang publik. Dalam menjaga kebersihan di ruang publik, tindakan paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah membuang sampah pada tempatnya. Hidup dengan prinsip tertib sampah.
Kebersihan sebagai gaya hidup harus menjadi "hewan kecil" yang hidup berdampingan dengan manusia. Kebersihan sebagai gaya hidup akan memberikan inspirasi kepada semua orang agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, serta memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan alam sekitar.
Ingatlah bahwa kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama dan dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih, kita dapat membentuk masa depan yang lebih baik untuk semua.
Sebagai contoh di sekolah, melestarikan lingkungan bersih bukan hanya tugas petugas kebersihan, tetapi juga tugas siswa, guru, dan semua yang ada di sekolah tersebut. Sementara di pasar, kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi para pedagang juga harus menjaga kebersihan. Demikian juga di desa, setiap warga desa memiliki peran yang sama dalam menjaga kebersihan. Intinya, sasyarakat tetap memiliki kewajiban menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal, tempat usahanya, serta area-area publik.
Mulai dari diri sendiri
Untuk menciptakan lingkungan agar selalu bersih haruslah dimulai dari diri sendiri. Tanpa kesadaran, maka hal itu tidak akan pernah terwujud. Membiasakan hidup bersih harus tumbuh dari dalam hati bukan karena paksaan dan diawasi. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara mentradisikan hidup bersih?
Pertama, mengubah ‘mindset’ masyarakat bahwa menjaga kebersihan merupakan gaya hidup (lifestyle). Menjadikan bersih itu budaya di masyarakat, jadi bukan hanya pada saat momen hari raya, peringatan hari-hari besar agama, ata pun saat penilaian desa bersih saja baru dilaksanakan pembersihan, gotong royong, dan kegiatan kebersihan lainnya.
Kampanye tentang pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya harus terus menjadi budaya baru. Budaya ini memberikan inspirasi kepada semua orang agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan serta memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat dan alam sekitar.
Kedua, setiap rumah memiliki tempat sampah yang terpilah. Supaya terlihat bersih dan rapi, baik rumah-rumah penduduk maupun ruang publik, maka setiap rumah memiliki tempat sampah yang terpilah. Sehingga, setiap warga dapat dengan mudah membuang sampah dengan benar.
Selain itu, masyarakat secara bergotong royong membersihkan selokan, jalan, dan fasilitas umum secara rutin. Hal ini menjadikan lingkungan terbebas dari masalah sampah dan memastikan kenyamanan dan keindahan tetap terjaga.
Ketiga, memiliki program pengelolaan sampah yang efektif. Setiap masyarakat memiliki peran dalam mengelola sampah. Masyarakat diajarkan untuk memilah sampah organik dan anorganik, sampah plastik dipilah menjadi berbagai kategori, seperti botol, gelas, dan tutup. Sampah-sampah ini kemudian diolah menjadi berbagai produk kreatif yang memiliki nilai jual tinggi.
Keempat, mengedepankan 3R (reduce, reuse, and recycle) dalam pengelolaan sampah. Selain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan alat makan dan minum yang dapat digunakan berkali-kali. Masyarakat juga sebaiknya mengembangkan berbagai produk dari barang-barang bekas yang masih dapat digunakan.
Dalam hal daur ulang, masyarakat dapat menciptakan berbagai kerajinan tangan dan produk-produk kreatif lainnya, seperti tas, aksesori, sobotik, atau perabotan rumah tangga dari sampah-sampah yang ia kelola.
Program 3R ini bukan hanya bantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. Dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku utama untuk produk-produk kreatif, bhakan bahan baku pabrik, desa pun berhasil menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian desa secara merata.
Kelima, masyarakat dapat berkontribusi dengan menghindari vandalisme dan merawat tanaman yang ada di sekitar mereka. Selain kebersihan, estetika ruang publik juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Salah satu cara untuk menjaga estetika ruang publik adalah dengan menghijaukannya.
Tanaman-tanaman hijau memberikan suasana yang segar dan indah, serta membantu menghasilkan udara yang lebih bersih dan sehat.
Kesimpulan
Kebersihan adalah hal yang sangat penting untuk dijaga, baik untuk kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dengan menjaga kebersihan, kita dapat mencegah penularan penyakit, menjaga keindahan lingkungan, serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus memotivasi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita untuk peduli pada kebersihan. Namun, untuk melakukan langkah kecil mewujudkan wilayah yang bersih dan indah serta bebas sampah, kita juga harus membersihkan hati untuk dapat melahirkan kesadaran akan pentingnya kebersihan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.