Konflik Palestina vs Israel

Warga Israel Mulai Membangkang, Tak Sudi Ikut Wajib Militer Meskipun Diperintahkan Mahkamah Agung

Warga tidak ada mau yang ikut meskipun perintah itu dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Israel Juni lalu mengenai kekurangan pasukan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
HO
Ilustrasi --- Puluhan ribu massa melakukan aksi demo di depan kediaman Netanyahu untuk memprotes Undang-undang (UU) kebijakan wajib militer bagi pelajar seminari Yahudi ultra-Ortodoks di Yerusalem. 

Banyak orang Yahudi ultra-Ortodoks menganggap wajib militer tidak sesuai dengan cara hidup mereka dan takut bahwa pendaftaran dapat menyebabkan sekularisasi.

Pada awal Agustus 2024, bentrokan serupa terjadi antara polisi pendudukan Israel dan pemukim dari Yerushalmi Haredim di pangkalan perekrutan di Tel HaShomer di daerah Ramat Gan di selatan Tel Aviv.

Ini terjadi setelah para pengunjuk rasa menyerbu pangkalan untuk membebaskan kaum Yahudi Haredi ultra-Ortodoks yang secara paksa direkrut menjadi pasukan pendudukan Israel.

Para Rabi ultra-Ortodoks terkemuka telah mendesak siswa yeshiva untuk mengabaikan komunikasi apa pun dari militer Israel.

 

AS Tersadar Pendudukan Israel di Tanah Palestina Tidak Dapat Diterima, Tarik Unit Militer dari Gaza

Amerika Serikat (AS) akhirnya tersadar bahwa pendudukan Israel di Tanah Palestina tidak dapat diterima.

AS tidak dapat menerima pendudukan Israel jangka panjang di Palestina, utamanya di Gaza dan Tepi Barat.

Sehingga AS memeritahkan untuk menarik unit militernya dari Gaza, Palestina.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan Israel telah setuju untuk menarik beberapa unit militernya dari Jalur Gaza.

"Amerika Serikat tidak menerima pendudukan jangka panjang di Gaza oleh Israel,”

“Lebih khusus lagi, kesepakatan tersebut sangat jelas mengenai jadwal dan lokasi penarikan pasukan dari Gaza, dan Israel telah menyetujuinya," kata Blinken.

Diplomat tinggi AS itu juga mengonfirmasi bahwa ia secara pribadi menerima persetujuan atas ketentuan perjanjian dari PM Israel Benjamin Netanyahu sehari sebelumnya.

Blinken tiba di Qatar pada Selasa (20/8/2024) untuk mendorong pembicaraan yang bertujuan mengakhiri perang Gaza yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Palestina telah berulang kali mengutuk dukungan berkelanjutan Washington terhadap genosida Israel.

Washington mengatakan bahwa tujuan kunjungan Blinken ke wilayah tersebut adalah untuk membangun gencatan senjata di Gaza.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved