Konflik Palestina vs Israel

Biadab! Israel Lakukan Serangan Membabi Buta di Gaza, 61 Orang Tewas dalam 48 Jam

Militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan orang-orang bersenjata Hamas yang beroperasi di kompleks tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
tc/tangkap layar
Pengeboman Israel di Jalur Gaza tepat saat media melaporkan situasi perkembangan pertempuran di sana. 

Namun, Burns menekankan, mengakhiri konflik akan membutuhkan "beberapa pilihan sulit dan beberapa kompromi politik" dari Israel dan Hamas.

Kedua bos mata-mata itu mengatakan, gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas bisa mengakhiri penderitaan dan hilangnya nyawa warga sipil Palestina yang mengerikan.

Serta, kata mereka, bisa membawa pulang para sandera setelah dikurung selama 11 bulan.

Dikutip dari Times of Israel, Burns sangat terlibat dalam upaya menengahi diakhirinya pertempuran.

Dirinya melakukan perjalanan ke Mesir pada bulan Agustus untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi yang bertujuan mencapai kesepakatan penyanderaan dan setidaknya penghentian sementara konflik.

Sejauh ini belum ada kesepakatan, meskipun pejabat Amerika Serikat bersikeras kesepakatan sudah dekat.

Presiden AS, Joe Biden baru-baru ini mengatakan, "hanya beberapa masalah lagi" yang belum terselesaikan.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan laporan tentang terobosan itu tidak akurat, bahwa tidak ada kesepakatan yang dekat, dan bahwa Hamas telah "menolak segalanya".

Baca juga: Ingin Jajah Palestina Berkepanjangan, Israel Aspal Koridor Philadelphia di Perbatasan Gaza-Mesir

Pada acara Financial Times di London bersama Moore pada hari Sabtu, Burns mengatakan, proposal yang lebih rinci untuk kesepakatan akan dibuat dalam beberapa hari mendatang tetapi akan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuat beberapa keputusan yang sulit.


Burns mengatakan, ia tengah bekerja keras menyusun "teks dan formula kreatif" dengan mediator Qatar dan Mesir untuk mengamankan gencatan senjata, dengan menemukan proposal yang memuaskan kedua belah pihak.

"Kami akan mengajukan proposal yang lebih rinci, saya harap dalam beberapa hari ke depan, dan kemudian kita lihat saja," kata Burns.

Namun, ia menambahkan, pada akhirnya ini adalah masalah kemauan politik.

"Sekeras apa pun kita akan bekerja untuk menyusun teks dan rumus kreatif guna menemukan proposal yang cukup baik, dan mudah-mudahan itu akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, ini pada akhirnya adalah masalah kemauan politik: Apakah para pemimpin di kedua belah pihak siap atau tidak untuk mengakui bahwa sudah cukup dan bahwa akhirnya saatnya telah tiba untuk membuat beberapa pilihan sulit dan beberapa kompromi yang sulit," ungkapnya.

"Saya tidak bisa memberi tahu seberapa dekatnya kita saat ini," lanjut Burns.

Ia mengatakan, meskipun 90 persen teks telah disetujui oleh pihak-pihak yang bertikai, “10 persen terakhir adalah 10 persen terakhir, karena ada alasannya, yakni bagian itu merupakan bagian yang tersulit untuk dilakukan”.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved