Jurnalisme Warga

ISBI Aceh, Ujung Tombak Pengembagan Budaya Lokal

Sejak awal berdirinya, ISBI Aceh telah berkomitmen untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya Aceh yang kaya, sekaligus menciptakan inovasi-inovasi

Editor: mufti
IST
Muhammad Aqil, Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh 

MUHAMMAD AQIL, Mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISBI Aceh, melaporkan dari Kota Jantho, Aceh Besar

INSTITUT Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang berperan penting dalam pengembangan budaya lokal di Aceh.

Sebagai institusi yang fokus pada seni dan budaya, ISBI Aceh memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan kekayaan budaya Aceh, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

ISBI Aceh didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan tinggi dalam bidang seni dan budaya, serta menjadi pusat penelitian dan pengembangan seni budaya lokal.

Sejak awal berdirinya, ISBI Aceh telah berkomitmen untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya Aceh yang kaya, sekaligus menciptakan inovasi-inovasi baru dalam seni.

Kampus seniman yang berdiri di Kota Jantho Aceh Besar menawarkan berbagai program studi yang berfokus pada seni dan budaya. Beberapa di antaranya adalah Seni Tari, Seni Musik, Karawitan, Seni Rupa, Teater, dan Desain KomunikasiVisual. Kurikulum di ISBI Aceh dirancang untuk menggabungkan teori dan praktik, memungkinkan mahasiswa untuk tidak hanya mempelajari sejarah dan teori seni, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis melalui berbagai projek dan pertunjukan.

Program studi ini juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang budaya lokal. Misalnya, dalam Program Studi Seni Tari, mahasiswa tidak hanya diajarkan teknik-teknik tari modern, tetapi juga berbagai tarian tradisional Aceh seperti tari saman, seudati, likok pulo, dan ratoh jaroe.

Begitu pula dengan Program Studi Seni Musik, yang mencakup pembelajaran tentang alat musik tradisional Aceh seperti seurune kalee, rapa-i, dan gendang.

Pelestarian budaya lokal

Salah satu misi utama ISBI Aceh adalah melestarikan budaya lokal. Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, termasuk penelitian, dokumentasi, dan penyelenggaraan berbagai kegiatan budaya.

ISBI Aceh sering mengadakan seminar, workshop, dan festival yang bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Aceh. Apalagi kini di ISBI sudah dibuka Prodi Bahasa Aceh.

Selain itu, ISBI Aceh juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas budaya, dan lembaga pendidikan lainnya, untuk memastikan bahwa budaya Aceh tetap hidup dan berkembang. Misalnya, ISBI Aceh sering terlibat dalam program-program pemerintah yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan seni dan budaya tradisional Aceh.

Selain melestarikan budaya tradisional, ISBI Aceh juga berperan dalam pengembangan dan inovasi seni. Mahasiswa dan dosen di ISBI Aceh didorong untuk bereksperimen dan menciptakan karya-karya seni baru yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan pendekatan-pendekatan modern.

Hal ini tidak hanya membantu memperkaya budaya lokal, tetapi juga membuat seni dan budaya Aceh lebih relevan dan menarik bagi generasi muda.

Inovasi ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk, mulai dari pertunjukan tari dan musik yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan teknologi modern, hingga karya-karya seni rupa yang mengangkat tema-tema kontemporer dengan sentuhan budaya lokal. Melalui pendekatan ini, ISBI Aceh tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menciptakan ruang bagi perkembangan seni yang dinamis dan relevan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved