Ketika Pujaan Hati tak Direstui Orang Tua

Sang anak sering-sering berkonsultasi dengan orang tua, yang lebih kaya pengalaman, lebih memahami akan makna hidup. Jangan hanya mengedepankan hawa nafsu seolah-olah tidak akan bisa hidup jika tidak menikah bersama sang laki-laki pujaan hatinya, seolah-olah dunia ini akan kiamat. Perasaan yang menghantui seperti itu karena belum ada saja laki-laki lain yang soleh datang melamar sebagai perbandingan, seolah-olah hanya dia satu-satunya laki-laki di dunia ini sehingga harus mengorbankan jiwa.

Padahal banyak laki-laki baik yang dapat dijadikan imam dan menggiring ke jalan yang diridhai Allah, dan mencintai tidak harus memiliki. Kedepankan akal yang jernih sembari membekali diri dengan ilmu pengetahuan sehingga saat ada penolakan dari keluarga tidak mudah terguncang.

Dalam Islam perbuatan bunuh diri, dengan cara apapun dilarang karena termasuk perbuatan dosa besar sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa: 29. “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Jangan sampai anak kita mengalami cinta buta, dan mudah putus asa, bukankah Rasulullah saw dan para sahabat, mengalami penderitaan yang tiada tara, diboikot selama bertahun tidak mendapatkan pasokan makanan, di saat genting seperti ini wafat tokoh penting seperti Abi Thalib, tiga hari kemudian wafat Siti Khadijah, kemudian diusir oleh penduduk Thaif  bahkan dilempar dengan batu hingga Rasul berdarah.

Mereka semua tidak putus asa tetapi selalu yakin akan pertolongan Allah “Di balik kesulitan pasti akan ada kemudahan, dan dibalik kesulitan pasti akan datang kemudahan”. Mudah-mudahan keluarga kita semua selamat iman serta bahagia dunia akhirat. Amin.