Perang Gaza

Sejak Februari, Hizbullah Berhenti Gunakan Ponsel karena Dilacak Intelijen Israel, Beralih ke Pager

Hamze Attar, seorang peneliti pertahanan, mengatakan pelanggaran keamanan yang mengakibatkan serangkaian ledakan pager adalah “masalah berlapis-lapis”

Editor: Ansari Hasyim
kompas.com
Pager menyebabkan ledakan dan melukai ribuan orang di Lebanon 

SERAMBINEWS.COM - Para ahli mengatakan ledakan pager yang dipakai ribuan anggota Hizbullah di Lebanon menunjukkan adanya operasi canggih dan terencana yang kemungkinan dilakukan dengan menyusup ke rantai pasokan dan memasang bahan peledak pada pager sebelum diimpor ke Lebanon.

Insiden itu menyebabkan 2.750 anggota perlawanan Hizbullah di Lebanon selatan terluka massal dan 9 lainnya dilaporkan tewas, termasuk seorang gadis.

Ambulans dikelilingi oleh orang-orang di pintu masuk Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, pada 17 September 2024, setelah ledakan menghantam lokasi di beberapa benteng Hezbollah di sekitar Lebanon di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung antara Israel dan pejuang Hezbollah. - Ratusan orang terluka ketika perangkat pemanggil anggota Hezbollah meledak secara serentak di seluruh Lebanon pada 17 September, dalam apa yang menurut sumber yang dekat dengan gerakan militan tersebut sebagai
Ambulans dikelilingi oleh orang-orang di pintu masuk Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, pada 17 September 2024, setelah ledakan menghantam lokasi di beberapa benteng Hezbollah di sekitar Lebanon di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung antara Israel dan pejuang Hezbollah. - Ratusan orang terluka ketika perangkat pemanggil anggota Hezbollah meledak secara serentak di seluruh Lebanon pada 17 September, dalam apa yang menurut sumber yang dekat dengan gerakan militan tersebut sebagai "pelanggaran Israel" terhadap komunikasinya. (Photo by Anwar AMRO / AFP)

Hamze Attar, seorang peneliti pertahanan, mengatakan pelanggaran keamanan yang mengakibatkan serangkaian ledakan pager adalah “masalah berlapis-lapis” bagi kelompok Hizbullah di Lebanon.

“Masalahnya terutama pada komunikasi,” kata Attar kepada Al Jazeera.

Baca juga: Hizbullah Bersumpah Balas Israel Usai Ledakan Pager Tewaskan 9 Orang dan Lukai Ribuan Lainnya

Dia mengatakan ada tiga kemungkinan bagaimana sabotase itu dilakukan:

Muatan pager dicegat dan dijadikan senjata.

Salah satu komponen perangkat tersebut telah rusak di suatu tempat dalam rantai pasokan.

Ilustrasi pager (kanan) dan korban ledakan pager di Lebanon
Ilustrasi pager (kanan) dan korban ledakan pager di Lebanon (Samaa TV)

Mikroprosesor menjadi sasaran dan “kelebihan beban”, menyebabkan baterai meledak.

Rich Outzen, seorang peneliti senior nonresiden di Atlantic Council, mengatakan perangkat yang meledak di Lebanon kemungkinan telah direkayasa selama proses pembuatan atau ekspor.

"Itu bisa saja dilakukan dengan memasukkan malware dari jarak jauh. Bukan tidak mungkin ada kode yang dimasukkan yang membuat baterai menjadi terlalu panas tanpa memasukkan bahan peledak," katanya kepada Al Jazeera.

Namun, tambahnya, penyerang juga bisa menyusup ke fasilitas produksi atau mengganggu pengiriman dan menaruh bahan peledak ke dalam perangkat tersebut. 

“Fasilitas komersial ini tidak memiliki penjaga bersenjata selama 24 jam. Ini butuh waktu lama untuk merencanakannya. Ini adalah prestasi organisasi dan rekayasa yang mengagumkan jika memang orang Israel yang melakukannya.”

Outzen mengatakan dengan 2.750 anggota Hizbullah yang terluka, ini “bisa menjadi indikator sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu dekat”.

Perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon dan Suriah tampaknya diperoleh oleh Hizbullah setelah pemimpin kelompok itu memerintahkan anggotanya pada bulan Februari untuk berhenti menggunakan telepon seluler, dengan peringatan bahwa mereka dapat dilacak oleh intelijen Israel.

Seorang pejabat Hizbullah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Associated Press bahwa pager tersebut merupakan merek baru tetapi menolak mengatakan sudah berapa lama digunakan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved