Kesehatan
Dampak Kesehatan Bagi Pria Jika Setiap Hari Mengeluarkan Sperma, Apakah Aman atau Justru Berbahaya?
Banyak mitos beredar di masyarakat mengenai ejakulasi setiap hari, mulai dari kehabisan sperma hingga masalah kesehatan serius.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Mengeluarkan sperma termasuk bagian alami dan merupakan proses penting dalam kehidupan seksual seorang pria.
Aktivitas mengeluarkan sperma ini juga dikenal dengan istilah ejakulasi.
Ejakulasi bisa terjadi ketika pria mengalami rangsangan yang membuatnya bergairah, seperti saat berhubungan intim atau karena memikirkan sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksnya.
Hal tersebut akan memicu respon fisiologis tubuh yang kemudian membuat cairan air mani atau sperma keluar dari organ intim pria.
Lalu, bagaiamana jika aktivitas ejakulasi ini dilakukan setiap hari, apakah berdampak negativ bagi kesehatan?
Banyak mitos beredar di masyarakat mengenai ejakulasi setiap hari, mulai dari kehabisan sperma hingga masalah kesehatan serius.
Faktanya, tubuh pria secara konstan memproduksi sperma, jadi tidak mungkin kehabisan "stok".
Menurut Medical News Today yang dilansir dari Kompas.com, Senin (23/9/2024), ejakulasi setiap hari selama 14 hari hanya menyebabkan sedikit penurunan jumlah sperma.
Meski begitu, penurunan jumlah sperma itu tidak sampai di bawah ambang batas normal.
Rutin ejakulasi justru punya manfaat kesehatan
Fakta dampak ejakulasi setiap hari bagi kesehatan tubuh pria ternyata berbanding terbalik dengan mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Rutin mengeluarkan sperma justru punya berbagai manfaat kesehatan.
Century Medical and Dental Center sebagaimana dilansir dari Kompas.com menyebutkan, ejakulasi dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan bahkan mencegah kanker prostat.
Dalam mengurangi tingkat stress, ejakulasi dapat memicu pelepasan hormon dopamin dan oksitosin.
Hormon-hormon ini dikenal sebagai hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat stres.
Rutin ejakulasi juga bisa bantu meningkatkan kesehatan jantung.
Ini karena aktivitas seksual yang diakhiri dengan ejakulasi dapat meningkatkan aliran darah dan detak jantung, yang dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskular.
Pria yang melakukan aktivitas seksual setidaknya tiga kali seminggu memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dibandingkan pria yang hanya melakukannya sekali seminggu.
Tidak hanya itu, proses ejakulasi dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh, sehingga membantu pria tidur lebih nyenyak.
Mengeluarkan sperma setiap hari bisa hindarkan kanker prostat
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Harvard menunjukkan hasil bahwa rutin mengeluarkan sperma hampir setiap hari bisa menurunkan risiko kanker prostat.
Studi Harvard ini melibatkan lebih dari 29.000 pria berusia 46 hingga 81 tahun dan berlangsung sejak tahun 1986 hingga 2000.
Hasilnya, pria yang ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan memiliki risiko 31 persen lebih rendah terkena kanker prostat dibandingkan pria yang hanya mengeluarkan sperma rata-rata 4 sampai 7 kali per bulan.
Dikutip dari laman Harvard Health, hasil serupa juga didapat dari penelitian di Australia yang melibatkan 2.338 pria.
Studi itu menemukan bahwa pria yang ejakulasi 4,6 sampai 7 kali seminggu memiliki 36 persen risiko lebih rendah terkena kanker prostat sebelum usia 70 tahun.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa ejakulasi yang lebih sering bisa menjadi faktor pelindung terhadap kanker prostat, terutama jika dilakukan secara konsisten sejak usia muda.
Dengan kata lain, ejakulasi setiap hari tidak menimbulkan efek samping serius.
Sebaliknya justru punya manfaat kesehatan.
Penyebab jumlah sperma sedikit
Jika rutin ejakulasi tidak mempengaruhi jumlah atau 'stok' sperma pada pria, lantas apa yang menyebabkan pria hanya bisa mengeluarkan sedikit cairan sperma?
Jumlah sperma sedikit menjadi persoalan lain dalam kehidupan seksual pria.
Rendahnya cairan sperma merupakan salah satu masalah kesuburan pada pria.
Sebagaimana diketahui, agar terjadi kehamilan, sperma harus bertemu dengan sel telur wanita hingga terjadi pembuahan.
Untuk memperbesar peluang kehamilan pasangan, kualitas dan jumlah sperma pria juga sangat berpengaruh.
Semakin banyak jumlah sperma, maka semakin besar peluang kehamilan yang terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagaimana dikutip dari Healthline menyebutkan, jumlah sperma pria dikatakan sehat jika memiliki 15 juta per mililiter (ml) atau setidaknya 39 juta per ejakulasi.
Itu artinya, jika memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani, maka dapat dianggap rendah .
Jumlah produksi sperma yang rendah perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Terlalu sedikit sperma dalam ejakulasi bisa memperkecil kemungkinan pasangan untuk hamil, karena lebih sedikit sperma yang tersedia untuk bisa membuahi sel telur.
Lalu apa yang menyebabkan pria memproduksi sperma lebih sedikit?
Penyebab rendahnya jumlah sperma seringkali tidak teridentifikasi.
Faktor risikonya bisa jadi karena pengaruh obesitas, pernah mengalami trauma atau pembedahan di dalam atau di sekitar testis, mengonsumsi obat-obatan tertentu hingga masalah medis lainnya.
Di luar itu, ada berbagai penyebab rendahnya kualitas sperma yang bisa dibedakan menjadi tiga kategori utama, yaitu:
1. Medis
Jumlah sperma yang rendah dapat disebabkan oleh sejumlah masalah kesehatan dan perawatan medis.
Melansir Mayo Clinic, beberapa penyebab yang bisa menurunkan kualitas dan jumlah sperma di antaranya termasuk:
- Varikokel atau pembengkakan pembuluh darah vena yang mengalirkan testis.
- Infeksi seperti epididimis (epididimitis) atau testis (orkitis) dan beberapa infeksi menular seksual, termasuk gonore atau HIV yang dapat mengganggu produksi atau kesehatan sperma.
- Masalah ejakulasi
- Antibodi yang menyerang sperma
- Kanker atau tumor
- Testis tidak turun
- Ketidakseimbangan hormon
- Cacat pada bagian tubulus yang mengangkut sperma
- Cacat kromosom
- Penyakit celiac atau gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap gluten
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Pengaruh operasi sebelumnya.
2. Lingkungan
Produksi atau fungsi sperma juga dapat dipengaruhi oleh paparan berlebih pada elemen lingkungan tertentu, termasuk:
- terpapar bahan kimia industri, seperti benzenes, toluene, xylene, herbicides, wisma, pelarut organik, hingga bahan cat
- terpapar logam berat seperti timbal
- terpapar radiasi dosis tinggi
- Suhu testis yang tinggi sehingga mengganggu produksi dan fungsi sperma.
3. Gaya Hidup
Aktivitas dan gaya hidup juga memungkinkan jadi penyebab jumlah sperma rendah.
Beberapa dari pola hidup yang bisa menurunkan kualitas dan jumlah sperma diantaranya ialah sebagai berikut.
- Konsumsi obat-obatan untuk merangsang kekuatan dan pertumbuhan otot, kokain atau mariyuana
- Konsumsi alkohol
- Duduk dalam waktu lama
- Merokok
- Stres emosional
- Depresi
- Berat badan berlebih
- Masalah pengujian sperma.
Untuk tetap melindungi kesuburan, hindari faktor-faktor yang diketahui dapat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma.
Segera temui dokter jika menemui gejala seperti rasa nyeri, tidak nyaman serta benjolan di area testis, masalah ereksi atau ejakulasi, gairah seks rendah, atau masalah lain dengan fungsi seksual.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAIN DI SINI
Sering Ngemil Gorengan dan Manis-Manis? dr Zaidul Akbar Ungkap Itu Pertanda Jiwa Sedang ‘Lapar’ |
![]() |
---|
Ingin Cepat Punya Momongan? dr Boyke Bagikan 5 Rahasia Pra Kehamilan, Nomor 5 Bikin Tak Menyangka |
![]() |
---|
dr Boyke Ungkap Beda Kontraksi Asli dan Palsu, Suami Harus Siaga 24 Jam |
![]() |
---|
Makan Buah dan Sayur Dahulu atau Langsung Makan Nasi? Dokter Bongkar Fakta Penting Ini |
![]() |
---|
12 Makanan yang Direkomendasikan untuk Penderita Diabetes, Mudah Didapat Disekitar Anda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.