Pilkada Banda Aceh 2024

Larangan Perempuan Pemimpin, “Hantu” Jelang Pilkada Banda Aceh

“Memilih dan dipilih merupakan hak politik warga negara Indonesia, termasuk perempuan,” tegas Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBI/MUHAMMAD NASIR
Empat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Banda Aceh yang akan bertarung di Pilkada 2024. Dari kiri ke kanan, mereka adalah Illiza Sa’aduddin Djamal - Afdhal Khalilullah, Zainal Arifin - Mulia Rahman, Aminullah Usman - Isnaini, dan T Irwan Johan - Khairul Amal. 

Ia juga menyemangati para perempuan Aceh untuk terjun ke dunia politik. Jika dijalankan dengan benar, politik akan memberikan manfaat yang besar. Politik itu bukan sesuatu yang kotor karena tergantung dari niat dan cara menjalankannya. 

“Hidup itu itu adalah pilihan, dan pilihan terbaik adalah menjadi istri dan ibu yang baik di rumah, bahkan hal itu sudah ditegaskan dalam hadis,” ujarnya.

Tapi, pilihan Illiza bukan hanya menjadi seorang ibu bagi keluarganya. Ia memilih terjun ke politik karena ingin memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

“Makanya saya butuh ridha suami, orang tua, dan anak-anak. Nah itu saya mendapatkan tiket itu, saya dapat restu,” tutup Illiza.

Manfaatkan Suara Perempuan
Jika isu larangan perempuan dimainkan jelang Pilkada, apakah semua pemilih ikut terpengaruh?
Data KIP Banda Aceh menyatakan jumlah daftar pemilih sementara (DPS) di Banda Aceh, sebanyak 172.880 orang. Perempuan mendominasi dengan jumlah 90.156 orang. Sedangkan laki-laki,  82.724 orang pemilih. Hal menarik lainnya, Banda Aceh memiliki sekitar 30 ribu pemilih pemula yang dinilai sulit dipengaruhi oleh isu-isu rasial dan konservatif.

(Foto: Dokumen Instagram Pribadi  Desain: Serambi)
Data pemilih di Banda Aceh pada Pilkada 2024 (Sumber: KIP Banda Aceh) 

Para kandidat tentu akan menyasar suara perempuan dan Gen Z yang jadi mayoritas pemilih di Banda Aceh. Dalam pantauan Serambi, Illiza Sa’aduddin Djamal juga mulai menggaet mereka. Setiap turun ke lapangan, ia kerap melakukan pertemuan dengan ibu-ibu.

Di media sosial, Illiza tampil di berbagai platform, mulai instagram, tiktok, hingga facebook dengan konten yang akrab dengan Gen Z. Ia membuat konten yang memperlihatkan kedekatan dirinya dengan anak muda. Misalnya, ia berbaur dengan masyarakat nonton pertandingan sepak bola dan voli. 

Dalam setiap kontennya, ia kerap ditemani beberapa influencer. Ia juga hadir dalam setiap event di Banda Aceh, seperti bazar UMKM. di situ, ia ikut nongkrong minum kopi di etalase mobil-mobil kopi, seperti para Gen Z. Illiza juga terlihat sering mencicipi kuliner-kuliner enak dan hits di Banda Aceh.

Saat ini, pengaruh media sosial tak boleh disepelekan karena pemilih pemula “bersarang” di sana. Prabowo dan Gibran sudah membuktikan saat Pilpres lalu. Mereka mampu menguasai media sosial, terutama tiktok dengan branding gemoy yang mampu menarik para pemilih pemula.

Lantas apabila Illiza menguasai Gen Z dan kaum perempuan, apakah ini bisa melawan propaganda anti perempuan pemimpin ?

Pada Pilkada 2017, dari 150-an ribu orang DPT, jumlah pemilih yang datang ke TPS hanya 90.989 orang. Kala itu, pasangan Aminullah – Zainal Arifin menang dengan suara 60.689. Sedangkan Illiza – Farid Nyak Umar hanya mampu meraih 30.207 suara.

Dalam Pilpres dan Pileg 2024, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Tahun 2024 berjumlah 169.146 orang. Tetapi yang menggunakan hak pilihnya hanya  137.825 orang atau 82 persen. 

KIP Banda Aceh memperkirakan jumlah pemilih pada Pilkada November mendatang tak akan jauh berbeda.Pada Pilkada mendatang, ada empat pasangan yang mendaftar. Mereka adalah Illiza Sa’aduddin Djamal – Afdhal Khalilullah (PPP, Gerindra), Aminullah Usman – Isnaini Husda (PAN, Demokrat), T Irwan Djohan – Khairul Amal (Nasdem – PKS), dan Zainal Arifin – Mulia Rahman (Independen).


Regulasi Tak Melarang
Ketua Panitia Pengawasan Pemilihan (Panwaslih) Banda Aceh, Indra Milwady mengatakan baik undang-undang dan qanun Aceh tidak melarang perempuan maju Pilkada. “Kita pada dasarnya berpegang pada regulasi, sepanjang dibolehkan regulasi, seharusnya tidak jadi hambatan,” ujarnya.

Panwaslih memantau potensi memainkan isu larangan perempuan sangat terbuka. Apalagi isu tersebut sudah pernah dimainkan pada Pilkada 2017.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved