Perang Israel vs Lebanon

Pakar Politik Ini Sebut Israel 'Anjing Gila', yang tak Mampu Dihentikan AS dan Eropa

Mereka mencoba mengatakan 'kami lebih kuat dari Anda, kami anjing gila dan tidak ada yang bisa mengendalikan kami.

Editor: Ansari Hasyim
Jalaa Marey/AFP
Sebuah gambar yang diambil dari Israel utara, di sepanjang perbatasan dengan Lebanon selatan, menunjukkan kebakaran setelah pemboman Israel di wilayah Lebanon selatan pada Senin (30/9/2024) malam. 

SERAMBINEWS.COM - Komentator politik yang berbasis di Beirut, Jamal Ghosn, mengatakan Israel berupaya mengintimidasi Hizbullah agar menyerah tetapi itu tidak akan terjadi.

"Mereka mencoba menang dengan KO, itulah strategi Israel. Dimulai dengan kudeta intelijen besar-besaran melalui serangan pager dan terus menargetkan pimpinan puncak Hizbullah," kata Ghosn kepada Al Jazeera.

“Mereka mencoba mengatakan 'kami lebih kuat dari Anda, kami anjing gila dan tidak ada yang bisa mengendalikan kami. AS tidak bisa menghentikan kami, Eropa tidak bisa menghentikan kami. Kami akan terus maju dengan ini'.”

Israel mengulang skenario dari Gaza di Lebanon dengan serangan membabi buta yang menewaskan warga sipil, kata Ghosn. 

“Itu kejahatan perang. Di Gaza itu genosida, menurut hukum internasional, dan mengapa kita tidak mengharapkan hal yang sama terjadi di sini.”

Baca juga: Di Invansi Israel, Tentara Lebanon Mundur dari Zona Militer di Selatan: Wilayah Terlarang

Pasukan Tank Israel Maju saat Tentara Lebanon Mundur dari Perbatasan

Unit pengintaian lapis baja Israel bergerak maju di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. 

Menurut Al-Manar, tentara Lebanon telah mengevakuasi titik pengamatan garis depan di dekat perbatasan dengan Israel, mundur 5 kilometer ke utara. 

Delapan pos pengamatan utama di sepanjang Garis Biru telah dikosongkan, dengan pasukan dipindahkan ke pusat brigade di kota perbatasan terdekat. 

Sumber AS yang berbicara kepada Al Jazeera tidak memperkirakan invasi skala penuh, mereka mengantisipasi serangan darat terbatas yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan Israel-Lebanon.

Sementara itu, jet tempur Israel sedang melakukan penerbangan intensif di beberapa kota dan desa di Lebanon selatan, yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan potensi konfrontasi militer.

IOF mengatakan serangan itu dilakukan berdasarkan "intelijen yang tepat", dengan fokus pada desa-desa di Lebanon selatan di daerah perbatasan dengan Palestina yang diduduki sebagai bagian dari rencana yang lebih luas yang dikembangkan oleh Staf Umum dan Komando Utara. 

Invasi tersebut didukung oleh Angkatan Udara dan Artileri pendudukan Israel yang melaksanakan serangan ekstensif di Lebanon selatan sebagai bagian dari Operasi Panah Utara Israel.

Kepemimpinan politik Israel menyetujui invasi tersebut dalam salah satu upaya terbaru yang telah gagal selama hampir setahun, untuk membawa kembali pemukim Israel ke Utara.

Pasukan pendudukan Israel telah berupaya menyusup ke Lebanon selama berjam-jam, sementara Perlawanan Islam membombardir pergerakan pasukan di wilayah tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved