Breaking News

Berita Aceh Singkil

Begini Kearifan Lokal Warga Singkil Bertahan Diri dari Banjir Hingga Tak Mau Dievakuasi

Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singk

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Banjir menggenangi permukiman penduduk Singkil, Aceh Singkil, Senin (13/10/2024). 

Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singkil, warga setempat tetap tak mau dievakuasi. 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Korban banjir di Kabupaten Aceh Singkil, masih bertahan di rumah masing-masing, Senin (14/10/2024). 

Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singkil, warga setempat tetap tak mau dievakuasi. 

Hal itu lantaran warga di sana memiliki kearifan lokal dalam mengahadapi banjir yang sudah langganan. 

Pertama, warga di daerah rawan banjir membangun rumah lebih tinggi dari permukaan tanah. 

Dengan demikian, ketika banjir dengan kedalaman sepinggang orang dewasa, air tidak sampai masuk ke dalam rumah. 

Jika air banjir masuk ke dalam, warga juga memiliki kearifan lokal dengan membangun para-para semacam dipan dari papan.

Baca juga: VIDEO - Pemuda Pidie Nikahi Gadis Rusia Dengan Mahar Berlian

Dipan tersebut digunakan untuk tempat menyimpan barang, masak dan tempat tidur selama banjir

Papan tersebut sudah disediakan di dalam rumah. Ketika sewaktu-waktu banjir datang, tinggal memasang. 

Kearifan lokal lainnya adalah keahlian berenang. Warga Singkil, yang tinggal di daerah rawan banjir dan pinggir sungai rata-rata mahir berenang. 

Inilah yang membuat jarang ada korban jiwa akibat bencana banjir di Aceh Singkil

"Bisa renang dari kecil, tidak ada yang mengajarkan, terutama yang tinggal di pinggir sungai," kata Ismail warga Singkil.

Sayangnya kearifan lokal untuk desain rumah seiring perkembangan zaman mulai terlupakan. 

Baca juga: Brimob Kompi 2 Batalyon B Pelopor Aramiyah Bantu Evakuasi Korban Banjir Aceh Tamiang

Hal itu disebabkan bangunan rumah menggunakan beton. Sementara rumah yang dibangun tinggi dari permukaan tanah biasanya terbuat dari kayu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved