Berita Banda Aceh
Dokter RSUDZA Keluarkan Potongan Salak dari Paru Pasien asal Aceh Jaya
Tim Intervensi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUDZA Banda Aceh berhasil mengeluarkan potongan salak di Paru pasien dengan Tindakan Bronkoskopi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tim Intervensi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUDZA Banda Aceh berhasil mengeluarkan potongan salak di Paru pasien dengan Tindakan Bronkoskopi, Selasa (15/10/2024).
Pasien seorang pria AT berusia 57 tahun asal Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya.
Ia dirujuk dari RSUD Aceh Jaya ke RSUDZA, Senin (14/10/2024).
Potongan salak berhasil dikeluarkan tanpa ada permasalahan setelah tindakan oleh tim dokter RSUDZA yang dipimpin dr. T. Zulfikar, Sp. P (K), Dani Indra (perawat terlatih Bronkoskopi), dr. Furqan, dr. Fajar, dr. Tria Novika, dr. Cut Gyna, dr. Nisrina, dr. Doddy ).
Pasien selama ini memang mengeluhkan sesak napas berulang dan selalu harus di rawat di RS jika sesak napasnya kambuh.
Ia mengaku telah dirawat di RSUD Aceh Jaya selama 6 hari, namun saat persiapan pulang tiba-tiba sesak napas memberat.
Baca juga: Dokter RSUDZA Keluarkan Jarum Pentul Tertusuk di Paru Anak
Saat itu pasien secara klinis, radiologis dan laboratorium sudah perbaikan dan diperbolehkan pulang oleh pihak RSUD.
Namun tiba-tiba pasien merasa sesak napas semakin bertambah, pemeriksaan dan anamnesis terus dilakukan.
Pasien mengaku saat persiapan pulang dari RSUD Aceh Jaya, makan buah salak yang dibawa oleh kerabat dan sempat tersedak.
dr Teuku Zulfikar yang merawat pasien mengingatkan ada beberapa kondisi dimana harus berhati-hati saat makan makanan atau memberikan makanan kepada anak kecil terutama balita.
Dia lebih rentan tersedak buah-buahan kecil seperti anggur, ceri, atau potongan buah yang tidak dipotong kecil-kecil.
Pengawasan orang tua sangat penting, serta memastikan makanan dipotong kecil dan tidak diberikan saat anak-anak sedang bermain atau berlarian.
Kemudian dr Teuku Zulfikar mengingatkan pada orang tua juga berisiko lebih tinggi tersedak karena berbagai faktor.
Termasuk masalah menelan akibat kondisi medis tertentu atau penggunaan gigi palsu.
Semua orang wajib mengetahui teknik pertolongan pertama tersedak, karena insiden seperti ini bisa terjadi kapan saja.
“Menghindari makanan berisiko atau memotong makanan dengan benar juga dapat mencegah insiden tersedak,” kata dr Zul yang juga sebagai Kepala Bagian KSM Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUDZA.
Lebih lanjut dr Zul juga menyampaikan penanganan pasien tersedak harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti gangguan napas berat atau kematian.
Langkah-langkah penanganannya pertama adalah melakukan Identifikasi sumbatan jalan napas.
Jika pasien tersedak masih dapat berbicara atau batuk, biarkan pasien mencoba batuk untuk mengeluarkan benda yang menyumbat jalan napas.
Baca juga: Dokter RSUDZA Berhasil Keluarkan Batu yang Ditelan Bocah 12 Tahun
“Namun jika pasien tidak bisa batuk, berbicara, atau bernapas, kemungkinan besar terjadi sumbatan total yang memerlukan tindakan segera,” ujarnya.
Kedua, jelas dr Zul, adalah tindakan awal (Manuver Heimlich untuk orang dewasa atau anak besar).
Tindakan ini dilakukan dengan berdiri di belakang pasien, kemudian letakkan salah satu kepalan tangan sedikit di atas pusar.
Kemudian pegang kepalan tangan tersebut dengan tangan yang lain.
Selanjutnya tekan dengan gerakan cepat kearah dalam dan atas, seperti gerakan untuk mendorong sesuatu keluar.
“Tindakan ini terus menerus diulangi hingga benda yang menyumbat jalan napas keluar atau pasien mulai bernapas kembali,” ujarnya.
Namun untuk anak-anak Kecil (di bawah 1 tahun posisikan terlebih dahulu bayi dengan tengkurap di lengan anda, kepala lebih rendah dari badan).
Kemudian berikan 5 hentakan lembut dengan pangkal tangan di antara tulang belikat bayi.
Jika benda tidak keluar, balik bayi dan berikan 5 kali tekanan di dada dengan dua jari, tepat di bawah garis puting.
Baca juga: Santri Aceh Dibakar, ISAD Minta Pesantren Tahfiz Quran An-Nur Langkat Tanamkan Adab dan Kasih Sayang
“Selanjutnya adalah oksigenasi dan ventilasi, jika benda yang menyumbat masih belum keluar dan pasien sudah tidak sadar, dokter paru atau tenaga medis harus memberikan bantuan napas menggunakan bag-mask atau alat lainnya sambil menyiapkan tindakan lebih lanjut,” jelasnya.
Ditambahkan dr Zul, jika pasien mengalami kesulitan bernapas atau hipoksia, pemberian oksigen mungkin dibutuhkan.
Terakhir adalah tindakan bronkoskopi, tindakan ini hanya bisa dilakukan oleh dokter paru yang mana jika benda asing, seperti buah tetap tidak bisa dikeluarkan.
Dokter paru dapat melakukan bronkoskopi, yaitu prosedur untuk melihat ke dalam saluran napas menggunakan alat khusus (bronkoskop). Ini memungkinkan dokter untuk mengeluarkan benda tersebut secara langsung.
“Selanjutnya adalah penanganan lanjutan setelah benda asing dikeluarkan, pasien mungkin perlu observasi untuk memastikan tidak ada kerusakan pada saluran napas atau komplikasi lainnya.
Jika ada infeksi atau iritasi pada paru akibat aspirasi benda asing, dokter paru akan memberikan antibiotik atau perawatan lainnya,” kata dr Zulfikar yang juga dosen Di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.(adi)
Baca juga: Presiden Jokowi Apresiasi Layanan RSUDZA
Gubernur Aceh Lantik T Hendra Budiansyah Jadi Wakil Kepala BPKS Periode 2025-2030,Ini Harapan Mualem |
![]() |
---|
Mualem Tegaskan Komitmen Dukung Pendidikan Putra-Putri Aceh ke Luar Negeri |
![]() |
---|
MPU Aceh Siap Membantu Dapur MBG di Seluruh Aceh Dapat Sertifikat Halal |
![]() |
---|
Terima Amnesti, 74 WBP di Aceh Langsung Bebas, Dominan Napi Kasus Narkoba |
![]() |
---|
74 Napi di Aceh Bebas Usai Terima Amnesti Presiden, Mayoritas Kasus Narkotika, Ini Daftar Lapas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.