Cahaya Aceh

Masjid HM Hanafiah, Destinasi Wisata Religi Baru Aceh Utara, Ramah Lansia dan Disabilitas

Pada bulan Oktober lalu, Masjid HM Hanafiah ini masuk nominasi Masjid Percontohan dan Ramah tingkat Provinsi Aceh, untuk kategori Masjid Ramah Difabel

|
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Masjid Haji Muhammad Hanafiah, di Gampong Ranto, Kecamatan Lhoksukon Aceh Utara, dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk jamaah lanjut usia (lansia) dan penyandangan disabilitas atau keterbatasan fisik. Foto direkam, Sabtu (12/10/2024) lalu. 

Masjid HM. Hanafiah yang digadang-gadang akan menjadi destinasi baru wisata religi di Aceh Utara ini, ternyata juga memiliki kisah menarik dan mengharukan.

“Berawal pada bulan Ramadhan tahun 2021, kami masyarakat dua kampung (Gampong Ranto dan Gampong Pulo Dulang) mengadakan rapat dan bersepakat untuk mendirikan sebuah masjid,” ungkap Abdul Jalil, pengurus Masjid HM. Hanafiah, kepada Serambinews.com.

Pada rapat di tanggal 17 Ramadhan itu, masyarakat bersepakat bahwa nama masjid yang akan mereka dirikan adalah “Baitul Maghfirah”.

Setelah rapat tersebut, panitia pembangunan masjid langsung bergerak untuk mewujudkan impian masyarakat.

Rencana awalnya adalah mencari lahan seluas 2.000 meter untuk lokasi pembangunan masjid.  

Berdasarkan penjajakan awal, diperoleh informasi ada masyarakat yang ingin menjual tanah sawah yang berada di lokasi masjid saat ini.

Luasnya seperti yang diinginkan, yakni sekira 2.000 meter persegi.

ruang sekretariat Masjid Haji Muhammad Hanafiah
Perlengkapan P3K dan alat-alat pertukangan di ruang sekretariat Masjid Haji Muhammad Hanafiah.

Selanjutnya, panitia pembangunan masjid mulai mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membebaskan lahan tersebut.

Caranya, panitia pembangunan masjid menempatkan kotak amal (celengan) di setiap rumah warga di dua kampung itu (Ranto dan Pulo Dulang).

“Kami menamakan ini sebagai celeng infak subuh. Supaya tidak memberatkan dan sesuai kesepakatan dengan warga, mereka menyisihkan rezeki berapa pun yang ada ke dalam celengan ini, setiap harinya,” ungkap Jalil.

Celengan ini dikumpulkan oleh petugas dari rumah-rumah warga setiap seminggu sekali.

“Setelah kita kumpulkan setiap minggu total uang terkumpul per minggu berkisar antara Rp 2 sampai 2,5 juta,” kata Jalil.

Selain kotak amal, mereka juga melakukan gerakan infak beras. 

Baca juga: Pesona Air Terjun Tansaran Bidin, Surga Tersembunyi di Balik Hutan Bener Meriah

Setiap kali mau masak, warga menyisikan satu genggam beras ke tempat khusus yang akan dikumpulkan oleh panitia pembangunan masjid setiap seminggu sekali.

“Dari hasil penjualan beras infak ini, kami bisa dapat sekira Rp 1 juta setiap minggunya,” lanjut Jalil.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved