Kajian Islam

Buya Yahya Ajar Cara Mandi Wajib yang Sah, Sempurna, Jangan Sembarang Niat Jika Kondisi tak Berhadas

Sebab, apabila sembrono dalam mandi wajib padahal dirinya tidak dalam keadaan berhadas akan berdampak bahaya bagi dirinya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
FACEBOOK/BUYA YAHYA
Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, menegaskan pentingnya memahami tata cara mandi wajib yang benar bagi umat Muslim agar tidak terkena penyakit was-was. 

Buya Yahya mengingatkan agar tidak sembarangan meniatkan mandi wajib setiap kali mandi, terutama bila tidak dalam keadaan hadas besar, karena hal ini dianggap mempermainkan ibadah. 

SERAMBINEWS.COM – Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, menegaskan pentingnya memahami tata cara mandi wajib yang benar bagi umat Muslim agar tidak terkena penyakit was-was. 

Buya Yahya mengingatkan agar tidak sembarangan meniatkan mandi wajib setiap kali mandi, terutama bila tidak dalam keadaan hadas besar, karena hal ini dianggap mempermainkan ibadah. 

Mandi wajib dilakukan hanya bila ada sebabnya, seperti setelah haid atau mimpi basah.

Untuk mandi wajib yang sah, kata Buya Yahya, cukup dengan niat dan mengguyur seluruh tubuh. 

Sementara itu, mandi wajib yang sempurna mengikuti tata cara Rasulullah SAW, termasuk mencuci tangan, membersihkan kotoran, berwudhu, mengguyur kepala, lalu seluruh tubuh secara merata. 

Hal ini membantu menjaga kesucian ibadah, khususnya untuk shalat.

Baca juga: Buya Yahya Ingatkan Jangan Terima Uang dari Calon Kepala Daerah saat Pilkada, Sudah Terlanjur? Tobat

Seperti diketahui, mandi wajib atau mandi junub adalah salah satu syarat penting dalam menjaga kesucian seorang Muslim setelah hadas besar, seperti setelah hubungan suami istri, haid, atau mimpi basah.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Prof KH Yahya Zainul Ma'arif Lc MA PhD atau dikenal Buya Yahya mengingatkan agar tidak sembarangan mandi wajib.

Sebab, apabila sembrono dalam mandi wajib padahal dirinya tidak dalam keadaan berhadas akan berdampak bahaya bagi dirinya.

Bisa-bisa, kata Buya Yahya, orang tersebut terjangkit penyakit was-was.

Sehingga ibadahnya akan tidak sempurna bahkan tidak sah karena diakibatkan penyakit was-was tadi.

Buya Yahya saat menjelaskan soal hukum menoleh saat sedang shalat. (YOUTUBE/AL-BAHJAH TV)
Buya Yahya . (YOUTUBE/AL-BAHJAH TV) (YOUTUBE/AL-BAHJAH TV)

Menurut Buya Yahya, mandi wajib merupakan suatu ibadah yang harus dikerjakan bila mendapati dirinya dalam keadaan hadas besar.

Baca juga: Wanita Wajib Tahu untuk Keharmonisan Rumah Tangga, Buya Yahya Sebut 5 Sikap Istri yang Disukai Suami

Kendati demikian, apabila orang tersebut tidak dalam keadaan berhadas, maka dilarang untuk meniatkan untuk mandi wajib setiap kali dirinya mandi.

“Selagi Anda tidak punya hadas besar maka Anda tidak diperkenankan untuk niat mandi besar. Sebab namanya itu mempermainkan ibadah,” tegas Buya Yahya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved