Jurnalisme Warga
Menyimak ‘Omon-Omon’ Politik Jelang Pilkada Simeulue
Ide-ide bri Kelima kandidat calon bupati dan wakil bupati Simeulue itu adalah putra-putri terbaik Simeulue dan terkenal ketokohan mereka di kalangan m
ALEX ARAO, S.Pd., Korwas Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Simeulue, Ketua Daerah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Simeulue, dan mantan wakil ketua SMPT USK, melaporkan dari Simeulue
Pesta demokrasi berupa Pilkada Serentak 2024 tinggal menghitung hari. Sudah dapat dipastikan tanggal 27 November mendatang pesta demokrasi lima tahunan itu bakal dihelat dengan meriah dan disambut gegap gempita di 38 provinsi dan 508 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kemeriahan pesta politik itu pun sudah mulai terasa dari Banda Aceh hingga ke kampung saya di Simeulue Ate Fulawan (Berhati Emas) yang nun jauh di tengah Samudra Hindia.
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh ingin pemilih menjadi pemilih yang cerdas. Begini caranya. “Periksa rekam jejak kandidat, pahami program kerjanya, dan hindari koaks. pilkada. Tapeukong Aceh mulia.”
Demikian pesan edukatif KIP Aceh. Pesan itu terbaca jelas pada selembar spanduk yang terpajang di salah satu ruas jalan protokol Sinabang, ibu kota Kaupaten Simeulue.
Paslon gubernur/wagub Aceh dan bupati/wakil bupati Simeulue yang terpilih nanti sejatinya ditentukan dari kualitas pemilihnya. Pilkada substansial pada prinsipnya ditandai dengan pemilih yang cerdas sehingga pada gilirannya akan mampu memilih dan memilah calon pemimpin yang berkualiatas.
Dari 508 kabupaten/kota di Indonesia yang akan menggelar pilkada bupati/wali kota satu di antaranya adalah Kabupaten Simeulue, kepulauan terluar yang letaknya persis di tengah kawasan Samudra Hindia.
Pilkada Simeulue kali ini diramaikan oleh lima pasangan calon (paslon) tanpa calon independen. Kelima kandidat calon bupati dan wakil bupati Simeulue itu adalah putra-putri terbaik Simeulue dan terkenal ketokohan mereka di kalangan masyarakat.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Simeulue yang sudah dipastikan berkompetisi pada Pilkada 2024 sesuai dengan penetapan nomor urut pasangan calon dalam rapat pleno terbuka KIP Simeulue pada 23 September 2024.
Mereka terdiri atas pasangan calon nomor urut 1 Ahmadlyah-Irwan Suharmi (AHI), nomor urut 2 Mohammad Nasrun-Nusar Amin (Monas), nomor urut 3 Erly Hasyim- Nurhayati (Sehati), nomor urut 4 pasangan Mawardi-Yusran (MYU), sedangkan nomor urut 5 Afridawati-Amin Haris (Amanah).
Setelah penetapan paslon oleh KIP Simeulue, sontak membuat atmosfer politik di Simeulue memanas. Mesin-mesin politik masing-masing paslon semakin giat dan gencar mempromosikan sosok kandidat yang mereka gadang-gadang bakal menang dalam pertarungan politik lima tahunan itu.
Para sukarelawan dan tim sukses masing-masing kandidat bekerja ekstrakeras untuk meyakinkan 66.004 pemilih pada Pilkada Simeulue. Rayuan politik dilancarkan demi menarik simpati massa pemilih untuk memenangkan kandidat yang dijagokan.
Timses dan sukrelawan terkesan cerdas dan piawai memanfaatkan ruang-ruang publik di medsos semisal facebook, Whatsapp, IG, dan YouTube.
Namun, lain pula halnya dengan ‘omon-omon;nya warga nonpartisan yang biasanya mereka utarakan melalui jejaring medsos dan tidak kalah menariknya juga omon-omon pengunjung warkop, pasar, orang kantoran hingga diskusi kecil di rangkang-rangkang sawah di sudut-sudut kampung.
Warga yang rajin diskusi lepas ala warung kopi, grup WA, menaruh harapan besar kepada paslon bupati/wakil bupati Simeulue yang terpilih nantinya, harus mampu berlaku adil, jujur, tidak diskriminatif dalam pelayanan, dan diharapakan menjadi pemimpin yang bisa diteladani masyarakatnya..
Warganet yang superaktif berselancar di dunia maya itu juga menawarkan berbagai solusi jitu untuk percepatan pembangunan di Simeulue. Ide-ide cemerlang yang mereka tawarkan itu mungkin bisa menjadi bahan rujukan bagi Bupati Simeulue terpilih nanti .Menurut warga, untuk mencapai Simeulue yang “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” mestinya ada kemapanan kebijakan dari pemerintah daerah, dalam ini Bupati Simeulue tentunya.
Ide-ide brilian yang saya simak dari ‘omon-omon’ warganet dan aktivis obrolan lepas warung kopi, di antaranya:
Pertama, Simeulue mapan syariat Islam. Pemkab Simeulue harus menggerakkan usaha dakwah dan syiar Islam berkelanjutan, memfasilitasi, dan mendorong seluruh elemen masyarakat dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Kedua, Simeulue mapan ‘aurifan’. Yakni, terjaminnya kesejahteran masyarakat melalui sektor utama, yakni bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan, serta usaha ekonomi kreatif. Sektor tersebut menjadi andalan utama dalam upaya menyejahterakan masyarakat Simeulue.
Pemkab juga harus berupaya meningkat jumlah UMR untuk para buruh/karyawan.
Upaya lainnya yang juga menjadi PR kepala daerah ke depannya adalah menjamin harga komoditas lokal Simeulue, misalnya cengkih, kelapapinang, pala, kelapa sawit, dan rotan, hasil laut, serta mengahadirkan unit-unit produksi sembari mendatangkan investor untuk menampung hasil bumi.
Ketiga, Simeulue mapan pelayanan kesehatan. Pemkab mengoptimalisasi akses layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, memastikan kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, modernisasi fasilitas dan layanan kesehatan di RSUD Simeulue, dan menerapkan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang membutuhan layanan kesehatan.
Keempat, bidang pendidikan, yakni Simeulue carong (cerdas). Penyediaan fasilitas pendidikan di tingkat satuan pendidikan dan dayah, memastikan terselenggaranya pelayanan pendidikan yang baik di semua satuan pendidikan, penyediaan beasiswa untuk siswa yatim dan keluarga miskin, pengadaan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi, beasiswa S1-S2 untuk guru dan tenaga kependidikan berprestasi, serta pemerataan jumlah guru di seluruh tingkat satuan pendidikan.
Perlu pula tambahan tunjangan guru serta pelayanan khusus pendidikan vokasional pada layan pendidikan nonformal.
Kelima, Simeulue tanpa rintangan. Pemkab harus menuntaskan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian masyarakat. dan memastikan ketersedian layanan penyeberangan laut dan udara dari dan ke daratan Pulau Sumatra.
Keenam, Simeulue berbudaya. Upaya pelestarian kearifan lokal Simeulue, mencakup bahasa, makanan khas, seni budaya, dan simbol adat istiadat seraya menguatkan budaya Simeulue yang bermuatan peradaban dan nilai-nilai keislaman.
Ketujuh, Simeulue sebagai destinasi wisata dunia. Sektor pariwisata bahari dan panorama alam pegunungan Simeulue memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat.
Pemkab harus menyediakan prasarana dan sarana yang memadai untuk pemanfaatan objek-objek wisata yang bisa menghadirkan para wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga akan memotivasi munculnya desa-desa wisata mandiri.
Terakhir, Simeulue mapankan SDM pemuda kreatif dan mandiri. Pemkab bertanggung jawab melakukan pembinaan kepemudaan dan pengadaan berbagai fasilitas pendukung untuk pencapaian prestasi di bidang olahraga dan seni kreatif.
Demikianlah sekelumit omon-omon politik warga menjelang digelarnya pesta politik lima tahunan ini. Cuma, saya hanya bisa menyimak, tetapi tak kuasa menimpali apa lagi berpihak pada paslon yang bersaing dalam pilkada. Maklum, saya seorang abdi negara (ASN) yang harus bersikap netral.
Bisa jadi mungkin obrolan politik yang saya simak itu, menjadi bukti autentik kepekaan dan dinamika politik warga terhadap arti pentingnya pesta demokrasi, wa bil khusus pemilihan Bupati Simeulue.
Publik Simeulue berharap dalam pemilihan kali ini akan lahir sosok pemimpin yang berkarakter jujur, merakyat, dan melayani dengan sepenuh hati, mengutamakan pemenuhan kesejahteran masyarakat, tidak primordial dan tidak pula berwatak egois.
Akhirnya, kita semua menaruh harapan semoga perhelatan pesta demokrasi ini tidak menabuh gendang kegaduhan. Berbeda pilihan politik itu hal biasa, tetapi berbeda bukan berarti terputusnya ukhuwah, melainkan berbeda untuk bersama.
Selayaknya pilkada ini tidak terpasung oleh ‘peukaten-peukaten’ yang cenderung mencederai peradaban berdemokrasi itu sendiri. Pilkada tapeukong, Aceh mulia. Semoga! (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.