Jurnalisme Warga
Serunya Aksi Bergizi dan Edukasi Gizi di SMKN 1 Jeunieb
Ia mengajak para siswa untuk sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan memperhatikan asupan gizi yang seimbang di usia remaja.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan secara individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan sekolah secara keseluruhan.
Dengan Aksi Bergizi ini, diharapkan siswi-siswi SMKN 1 Jeunieb dapat memiliki kesehatan darah yang optimal dan meraih potensi belajar mereka dengan lebih baik.
Kepala sekolah menegaskan bahwa Program Aksi Bergizi diimplementasikan dalam mewujudkan sekolah sehat melalui Trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
“Kegiatan ini melibatkan lintas sektor, lintas program, dan seluruh warga sekolah, khususnya remaja putri sebagai penerima manfaat langsung,” ujarnya.
Pada kegiatan ini, hadir pula Kepala UPTD Puskesmas Jeunieb, dr. Zubaidah didampingi sejumlah tenaga medis.
Ia mengajak para siswa untuk sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan memperhatikan asupan gizi yang seimbang di usia remaja.
“Anak-anakku semuanya, penting bagi anak di usia remaja seperti kalian memperhatikan makanan yang kalian konsumsi, karena di usia ini aktivitas sudah lebih banyak. Konsumsilah buah dan susu juga agar gizinya seimbang,” ucapnya.
Zubaidah juga mengingatkan para siswa untuk mengatur waktu istirahat dan menghindari asupan yang tidak bermanfaat.
“Waktu istirahat harus diperhatikan dan Jangan suka bergadang, tidak baik,” ingatnya.
Zubaidah mengatakan akan terus mendukung kegiatan yang akan memberikan dampak positif kepada generasi muda.
“Saya sangat senang dengan kegiatan kepedulian gizi anak-anak dan remaja di sekolah. Kita akan perhatikan semua agar mencapai gizi seimbang, baik melalui pembagian vitamin maupun edukasi kesehatan. Khusus remaja putri, kebutuhan gizinya agak sedikit berbeda karena memiliki kondisi khusus, maka dari itu kami bagikan tablet tambah darah agar tidak terserang anemia,” urainya.
Lebih lanjut dr Zubaidah menjelaskan bahwa angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Hal ini akan berdampak pada tidak optimalnya kemampuan belajar dan prestasi di sekolah, juga menurunnya produktivitas.
“Secara jangka panjang, remaja putri yang anemia ketika nanti menikah, bahkan bisa menyebabkan kurang energi protein. Itu yang perlu diantisipasi," imbuhnya.
Ia berharap kegiatan ini akan menjadi edukasi bagi anak usia remaja tentang pentingnya gizi seimbang.
“Melalui kegiatan ini, kita harapkan anak-anak remaja di sekolah dapat menjadikan kebiasaan konsumsi asupan sehat dalam kesehariannya,” kata Zubaidah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.