Berita Pidie
Kerupuk Mulieng, Komoditi Utama Masyarakat Pidie Mampu Hidupi Warga hingga Tembus Pasar Ekspor
Kerupuk mulieng atau emping melinjo menjadi camilan kerupuk favorit tidak hanya di bagi masyarakat Indonesia tapi juga merambah pasar Internasional.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
"Paling kita mengimbau agar mereka menjaga kualitasnya, seperti proses penjemuran hingga bahan baku, lalu dalam proses pembuatan kerupuknya saat pemipihan juga harus dijaga kebersihannya," ujarnya.

Sementara permintaan khusus dari Australia, Ikhsan harus memastikan kerupuk mulieng yang ditampungnya telah memenuhi standar yang ditetapkan negara setempat, seperti kualitas, kehigienisan hingga pencantuman nutrisi pada label kemasannya.
"Karena mereka (Australia) negara yang sangat ketat dengan produk yang masuk, seperti makanan ini (kerupuk mulieng), meskipun ini adalah produk organik tapi kita juga harus menjaga kebersihan dan kualitasnya, juga mencantumkan nutrisi label sesuai permintaan mereka," tambahnya.
Ikhsan menuturkan, meskipun produk kerupuk mulieng ini dijual di luar negeri, namun mayoritas pelanggan setia adalah tetap warga Asia dibandingkan warga lokal - bule.
Tantangan Usaha Ekspor
Melakukan ekspor ke luar negeri bukan serta merta semudah membalikkan telapak tangan.
Ada banyak tantangan serta naik turunnya usaha yang harus dihadapi Ikhsan selaku eksportir kerupuk mulieng.
Ikhsan menuturkan, pihaknya pernah mendapat komplain soal kualitas dan kebersihan kerupuk meulieng yang diekspor, dimana di dalam kemasan terdapat rambut.
"Pernah di awal-awal ekspor pihak sana komplain karena menemukan rambut di dalam kemasan, tentu ini bikin kami sempat panik mana lagi banyak yang sudah diekspor ke sana," ungkapnya.
Meski demikian, hal itu tidak menjadi hambatan, Ikhsan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kebersihan pada produknya.
Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan pasar Australia, ada kalanya Ikhsan kesulitan mendapatkan pasokan kerupuk mulieng dari pengrajin untuk diekspor hingga kenaikan harga pasar yang tidak bisa diprediksi.

Untuk menyiasatinya, terkadang Ikhsan melakukan stok kerupuk mulieng dari pasaran ketika harga sedang turun, nantinya stok tersebut akan diekspor lagi ke Australia pada periode selanjutnya.
"Kalau harga turun, kami beli banyak untuk jaga-jaga kalau stok tidak mencukupi. Tapi alhamdulillah sejauh ini InsyaAllah kerupuk muliengnya selalu cukup kami kumpulkan dari Muge untuk kemudian diekspor. Kalau misalnya lebih, kita akan simpan untuk ekspor selanjutnya," pungkasnya.
Usaha ekspor yang dibangun Ikhsan telah cukup membantu perekonomian para perajin kerupuk mulieng di sekitarnya.
Sebagai putera asli daerah lumbung produksi kerupuk mulieng, ia juga memahami pentingnya mempertahankan eksistensi kerupuk mulieng dan mewarisi tradisi masyarakat Pidie tersebut kepada generasi mudanya.
Untuk itulah, dalam usahanya, ia turut melibatkan generasi muda khususnya dari kalangan keluarga dan masyarakat sekitar.
Pembinaan untuk Pengrajin dan Pelaku Usaha Kerupuk Mulieng
Tekan Angka Stunting dan Kematian Bumil, Dinkes Pidie Fasilitasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Tangse |
![]() |
---|
Dua Putra Pidie Lulus Akmil 2025, Lulusan SMA Mosa dan SMA Unggul Sigli, Orang Tua Ucap Syukur |
![]() |
---|
Polres Pidie Terima Penghargaan dari Ketua PWI Aceh, Diserahkan Saat Konferkab VII |
![]() |
---|
Firman Kembali Terpilih Menjadi Ketua PWI Pidie Periode 2025-2028 |
![]() |
---|
Harga Coklat Rp 60 Ribu/Kg, Pinang Rp 16.000/Kg, Petani Pidie Lega Bisa Tutupi Biaya Pendidikan Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.