Konflik Rusia dan Ukraina

Rusia Berjanji Akan Memberikan Tanggapan Nyata Jika Rudal AS Digunakan di Wilayahnya

Biden menyetujui penggunaan misil ini meskipun ada kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat memperburuk ketegangan dengan Rusia.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
BBC News
AS telah menyetujui penggunaan rudal ATACMS terhadap target di dalam Rusia. 

Sementara itu, China yang menjadi mitra utama Rusia dalam menghadapi sanksi Barat, juga memberikan pandangan terkait krisis ini. Presiden Xi Jinping mendesak dunia untuk “mendinginkan krisis Ukraina” dan mencari solusi politik untuk menyelesaikan perang.

China, yang telah mendukung Rusia dalam menghadapi sanksi internasional, membantah tuduhan bahwa mereka memasok senjata kepada Rusia. Namun, hubungan strategis China dengan Rusia semakin penting, mengingat kedua negara sedang berusaha mengurangi dampak dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh AS dan negara-negara Eropa.

Donald Trump, yang baru saja terpilih kembali sebagai Presiden AS, belum memberikan komentar resmi mengenai keputusan Biden.

Trump dikenal karena pandangannya yang sangat berbeda terhadap kebijakan luar negeri AS, di mana dia berjanji untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang luar negeri dan menggunakan dana pajak rakyat untuk meningkatkan kondisi hidup di dalam negeri.

Trump juga telah berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam setelah menjabat kembali, meskipun ia tidak menjelaskan secara rinci bagaimana cara untuk mewujudkan janji tersebut.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan harapannya bahwa Trump akan menekan kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia, untuk mencapai kesepakatan damai dalam waktu dekat.

Zelensky percaya bahwa Trump mungkin akan memainkan peran kunci dalam memaksa kedua negara untuk mencari jalan keluar diplomatik, meskipun tampaknya sulit untuk mencapai konsensus mengingat ketegangan yang tinggi di medan perang.

Di tengah ketegangan internasional ini, serangan Rusia terhadap infrastruktur Ukraina semakin intensif. Pada akhir pekan lalu, serangan besar-besaran Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina menyebabkan pemadaman listrik di berbagai daerah.

Banyak warga sipil yang menjadi korban dalam serangan ini, dengan beberapa orang tewas atau terluka. Bahkan pada hari Senin (18/11/2024), serangan Rusia di Odesa menewaskan 10 orang dan melukai hampir 50 lainnya.

Serangan terhadap infrastruktur vital ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak tidak menunjukkan tanda-tanda ingin meredakan konflik, meskipun ada upaya internasional untuk mencari solusi damai.

Keputusan Biden untuk mengizinkan penggunaan misil ATACMS oleh Ukraina jelas memperburuk ketegangan antara AS dan Rusia, serta memengaruhi dinamika geopolitik global.

Sementara itu, dengan kemenangan Trump, dunia menunggu bagaimana kebijakan luar negeri AS akan berubah setelah ia kembali menjabat. Apakah Trump akan menepati janjinya untuk mengakhiri perang Ukraina dengan cara yang lebih diplomatik, ataukah kebijakan militer AS akan terus berlanjut?

Sementara itu, dunia terus mengamati perkembangan ini dengan cermat. Banyak yang berharap agar diplomasi dan solusi politik dapat segera menemukan jalannya, agar perang yang telah mengorbankan ribuan nyawa dan merusak infrastruktur Ukraina bisa segera berakhir.

Namun, dengan keterlibatan lebih banyak negara dan semakin tajamnya ketegangan di medan perang, jalan menuju perdamaian tampaknya masih sangat panjang dan penuh tantangan.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved