Jurnalisme Warga
Pemilihan Ketua OSIS Berbasis e-Voting di SMAN 1 Ingin Jaya
Kegiatan rutin tahunan ini selalu dinantikan oleh para siswa dan guru sebagai ajang bagi calon-calon muda untuk menunjukkan bakat kepemimpinannya den
Oleh: Nazariah S. Sos., M.Pd., Kepala SMAN 1 Ingin Jaya, melaporkan dari Aceh Besar
PADA 18 November 2024, merupakan puncak pesta demokrasi di kalangan siswa SMA Negeri 1 Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Sebab, pada hari itu berlangsung pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Tahun 2024 menggunakan sistem yang canggih, yakni teknologi digital atau e-voting.
Kegiatan rutin tahunan ini selalu dinantikan oleh para siswa dan guru sebagai ajang bagi calon-calon muda untuk menunjukkan bakat kepemimpinannya dengan semangat persaingan yang sehat.melalui visi dan misi dalam memajukan sekolah.
Ada beberapa syarat dan tahapan yang harus diikuti oleh bakal calon, yakni mendaftarkan diri pada panitia, mengisi form biodata, ikut tes baca Al-Qur'an, ikut tes tulis dan wawancara, dan pengumuman calon yang memenuhi syarat.
Dilanjutkan dengan melakukan kampaye baik dengan cara menempelkan visi dan misi maupun kampanye di ruang-ruang terbuka atau di kelas.
Kemudian, paslon mengikuti debat publik di depan siswa dan guru, pemungutan suara, pengumuman hasil pemilu, dan ada masa sanggah selama tiga hari, kemudian pelantikan ketua dan wakil ketua OSIS terpilih.
Tahun ini, ada empat kandidat utama di sekolah kami yang berkompetisi. Bacalon 1, Salman Farisi (kelas XI-3)-Alifah Alyana Tasya (kelas XI-1), bacalon 2, Aditya Fahmi (kelas XI-1)-Atiya Fathina (kelas XI-4), bacalon 3, Ajid Alfarha (kelas XI-4)-Siti Zara Mahfuzah SY (kelas XI-2), dan bacalon 4, Tiara Maulida (kelas XI-2)-Novia Elsa (kelas XI-2).
Setelah dilakukan tes, dua pasangan gugur karena tak memenuhi kriteria. Hanya dua pasangan lagi yang tersisa, yakni paslon 1 (Salman Farisi dan Alifah Alyana Tasya), kemudian paslon 2 (Aditya Fahmi dan Atiya Fathina).
Selanjutnya, kedua paslon ini kampanye selama empat hari. Pada masa ini, para kandidat memanfaatkan berbagai cara untuk menarik perhatian pemilih (konstituen) dengan memperkuat visi dan misi masing-masing.
Paslon 1, visinya adalah menjadikan OSIS sebagai wadah yang menampung segala aspirasi, potensi, bakat, dan kreativitas, serta inovasi memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berahklak mulia di kalangan pelajar Pancasila.
Misinya, menjadikan OSIS sebagai wadah penyampaian ide, harapan, serta aspirasi siswa. Memberi sikap teladan yang baik bagi siswa. Mengrmbangkan minat bakat di bidang akademik maupun nonakademik.
Program kerjanya, mengadakan forum yang mudah diakses untuk menampung aspirasi siswa. Membangun kebersamaan melalui kegiatan sosial dan keagamaan. Mengadakan pembinaan yang dapat diikuti siswa yang berpotensi.
Sedangkan paslon 2, punya misi mewujudkan OSIS sebagai organisasi yang aktif, berkualitas, progresif, dan dapat berpikir solutif.
Untuk mengembangkan potensi yang ada, paslon 2 ingin meningkatkan partisipasi dengan memotivasi siswa untuk aktif dalam berbagai kegiatan.
Misinya, mengoptimalkan OSIS yang berposisi sebagai perpanjangan tangan guru untuk menjadi fasilitator dalam mengembangkan kreativitas, bakat, dan pengetahuan.
Misi lainnya adalah memaksimalkan program kerja OSIS agar relevan dan efektif dalam merespons dinamika serta tantangan yang kelak akan dihadapi.
Selain itu, mewujudkan OSIS yang bertanggung jawab, teladan, serta dapat memotivasi siswa dan siswi.
Program kerjanya, merevitalisasi majalah dinding sekolah sebagai sarana penyampaian informasi, mengembangkan kreativitas siswa, sebagai upaya meningkatkan minat literasi siswa, juga untuk meningkatkan komunikasi antarsesama.
Program kerja lainnya adalah pengadaan kotak aspirasi untuk mendapatkan masukan, saran, atau ide-ide kreatif dari semua stakeholder sekolah, termasuk siswa dan siswi, juga guru.
Pada hari debat terbuka, setiap paslon mendapat kesempatan mempresentasikan program kerja mereka jika terpilih dan menjawab pertanyaan dari para siswa.
Salman berhasil menarik perhatian dengan penjelasan tentang pentingnya kesadaran sosial dan kegiatan keagamaan, serta merancang forum terbuka untuk menampung aspirasi semua anggota OSIS.
Salman dibantu oleh wakilnya, Alifah, dengan kelembutan dan penuh percaya diri juga mampu memikat hadirin dengan paparan program kerja yang ditawarkan.
Sementara itu, Aditiya menggagas forum OSIS sebagai fasilitator dalam berbagai hal, membuat organisasi OSIS sebagai wadah untuk mengembangkan bakat minat siswa, memukau dengan argumentasinya yang logis dan data pendukung yang kuat.
Atiya, dengan caranya yang penuh energi, berhasil menghidupkan suasana dengan kata-kata motivasinya yang menginspirasi.
Saya selaku kepala sekolah mengatakan bahwa pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS merupakan momen penting bagi kita semua. Melalui pemilihan ini, kita tidak hanya memilih pemimpin, tetapi juga melatih diri dalam berdemokrasi.
“Tunjukkanlah kemampuan terbaik kalian untuk memimpin OSIS. Kepada seluruh siswa, gunakan hak suara kalian dengan bijak. Pilihlah calon yang menurut kalian memiliki visi dan misi yang terbaik untuk kemajuan sekolah kita.”
Pemilihan ketua OSIS kali ini tidak hanya memilih pemimpin baru, tetapi juga menanamkan pentingnya partisipasi, kejujuran, dan integritas di kalangan siswa.
Harapan kepala sekolah, semoga pemilihan ini berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab.
Setelah pemungutan suara yang prosesnya menegangkan, pemberian hak suara secara digital pun dilakukan. Praktik canggih ini di SMAN 1 Ingin Jaya sudah dua tahun berturut-turut dipraktikkan.
Manfaat digitalisasi
Pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS memggunakan sistem digiltalisasi tentu banyak manfaatnya. Antara lain, 1) mengurangi penggunaan kertas secara signifikan, yang berarti lebih sedikit pohon yang ditebang untuk produksi kertas. Hal ini berkontribusi pada pelestarian hutan dan penurunan volume limbah kertas;
2) efisiensi dan kecepatan. Proses pemungutan dan penghitungan suara, serta pengumuman hasil menjadi lebih cepat dan akurat. Sistem digital dapat menghitung suara secara otomatis dan meminimalkan potensi kesalahan manusia (human error);
3) transparansi dan akuntabilitas. Sistem digital memungkinkan pelacakan dan audit yang lebih mudah, meningkatkan kepercayaan siswa dan guru terhadap proses pemilihan yang jujur dan adil;
4) penghematan biaya, mengurangi kebutuhan kertas, pencetakan, dan distribusi logistic. Ini semua membantu sekolah menghemat biaya operasional;
5) peningkatan kesadaran teknologi, mendorong siswa dan staf untuk terbiasa dengan teknologi digital, meningkatkan keterampilan literasi digital siswa, dan mempersiapkan mereka menghadapi era digitalisasi yang lebih luas;
6) partisipasi pemilih menggunakan sisitem digital yang diakses melalui laptop atau perangkat lain, lebih tinggi. Ini dapat mempermudah siswa untuk berpartisipasi, meningkatkan jumlah suara dan keterlibatan aktif;
7) ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan kertas dan tinta, sekolah berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan; dan
8) menyediakan data historis. Semua data pemilihan dapat disimpan dengan aman dalam format digital, memudahkan akses untuk analisis di masa depan atau sebagai arsip sekolah.
Dengan selisih perolehan suara yang sangat tipis, paslon 1 (Salman Farisi dan Alifah Alyana Tasya) meraih 60 persen dan dinyatakan sebagai ketua dan wakil ketua OSIS terpilih, diikuti oleh paslon 2 (Aditya Fahmi dan Atiya Fathina) di posisi kedua.
Dengan kepemimpinan Salman yang baru, SMAN 1 Ingin Jaya siap melangkah menuju masa depan yang lebih cemerlang dan hebat.
Tapak Tilas Perjuangan Teuku Umar di Puncak Mugo, Wisata Sejarah yang Menggetarkan Jiwa |
![]() |
---|
Serunya Lomba Kompetisi Berbasis Revolusi Industri 4.0 hingga Future Skill |
![]() |
---|
Pesona Krueng Teunom, Amazonnya Aceh |
![]() |
---|
KMP Papuyu, Transportasi Harapan Menghubungkan Masa Depan |
![]() |
---|
SMK Beringin Lhokseumawe Cetak Mekanik Andal dan Berkarakter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.