Konflik Israel dan Palestina

Hamas Gelar Pembicaraan dengan Mesir, Upaya Gencatan Senjata Terus Berlanjut

Philippe Lazzarini, Kepala UNRWA, menyatakan bahwa penghentian pengiriman ini adalah langkah yang sangat sulit

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Reuters
Wanita Palestina melihat dari dalam bangunan yang hancur setelah pasukan Israel mundur dari sebagian wilayah Nuseirat, setelah melakukan operasi darat di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. 

Lazzarini juga menegaskan bahwa Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi bantuan dan pekerja kemanusiaan di wilayah yang sedang diduduki ini, tetapi pihak Israel membantah klaim tersebut dan menyalahkan PBB atas ketidakefisienannya dalam mengelola pengiriman bantuan.

Kondisi ini semakin memperburuk situasi di Gaza, di mana jumlah korban jiwa akibat serangan udara Israel telah mencapai lebih dari 44.000 orang, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil.

 Organisasi kemanusiaan dan lembaga internasional lainnya terus mengingatkan dunia akan pentingnya mengatasi krisis ini dengan segera, namun hingga kini bantuan yang diterima di Gaza masih terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan mendesak warga yang terperangkap dalam konflik ini.

Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan Israel, menyerang beberapa komunitas dan membunuh lebih dari 1.200 orang. Selain itu, Hamas juga berhasil menculik lebih dari 250 orang, yang kemudian menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya perang ini.

Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menyebabkan kerusakan parah di Gaza, dengan hampir seluruh wilayah Gaza hancur, dan banyak warga yang terpaksa mengungsi.

Pada hari Minggu, serangan udara Israel terus berlangsung, setidaknya 20 orang dilaporkan tewas dalam serangan terbaru ini, termasuk enam orang di kamp pengungsi Nuseirat dan tiga orang di Gaza City. Serangan udara Israel juga menyebabkan kematian dua anak di Khan Younis, yang terletak di bagian selatan Gaza.

Selain itu, empat orang lainnya tewas di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

Pihak militer Israel mengklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk menghentikan pergerakan Hamas di Gaza, sementara pihak Palestina menuduh Israel berusaha untuk mengusir warga sipil dari utara Gaza melalui serangan udara dan paksaan evakuasi.

Perang ini telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar, baik di Gaza maupun Israel. Meski ada upaya diplomatik yang terus berlangsung, gencatan senjata yang komprehensif masih sulit tercapai. Perundingan antara Hamas, Israel, dan pihak internasional terus berlanjut, namun tantangan besar tetap ada, baik dari segi politik, militansi, dan masalah kemanusiaan yang semakin mendalam. Masyarakat internasional berharap agar dialog terus berlanjut demi meringankan penderitaan warga sipil dan mengurangi eskalasi konflik lebih lanjut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved